Selamat Datang

Selamat datang di blog baru matakuliah Epidemiologi Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Blog ini menggantikan blog sebelumnya dengan nama yang sama tetapi dengan URL dan materi yang berbeda. Tulisan pada blog terdiri atas ringkasan materi pokok bahasan yang diajarkan dalam matakuliah ini. Silahkan mengklik menu Daftar Isi untuk melihat materi seluruh pokok bahasan atau klik tombol Postingan Lama untuk membaca postingan materi kuliah dari awal. Klik menu Smt Genap 2021/2022 untuk memeriksa dosen pengampu, tugas, dan jadwal perkuliahan. Silahkan kunjungi blog secara rutin dan jelajahi bagian-bagiannya untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dan bagikan blog dengan mengklik pilihan media sosial berbagi pada tepi kiri blog atau bagikan materi kuliah dengan mengklik pilihan media sosial pada setiap materi kuliah.

Sunday, March 1, 2015

3.3. Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan dalam Ruang (1): Gradien Spasial Penyakit Tumbuhan

Sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 1.1 dan materi kuliah 1.2, epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perkembangan penyakit dalam waktu dan ruang. Untuk mempelajari perkembangan penyakit dalam waktu kita perlu melakukan pengamatan penyakit pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda-beda. Selanjutnya data yang kita peroleh kita analisis dengan menghitung LDBK atau LDBT sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.1 dan dengan melakukan analisis regresi linier sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.2. Pada materi kuliah ini kita akan mempelajari perkembangan penyakit dalam ruang dengan menganalisis data penyakit dari satu titik ke titik lainnya yang semakin jauh dari sumber penyakit. analisis perkembangan penyakit dalam ruang dengan menggunakan pendekatan yang sama. 

3.3.1. MATERI KULIAH
3.3.1.1. Membaca Materi Kuliah
a. Gradien Spasial
Untuk mempelajari perkembangan penyakit dalam ruang, terlebih dahulu kita perlu menentukan titik, garis, atau petak yang menjadi sumber penyakit terhadap tanaman sehat di sekitarnya. Garis dan titik dapat berada pada salah satu tepi lahan pertanaman, sedangkan titik dapat berada di tengah, pada salah satu sudut, atau pada salah satu tepi lahan pertanaman (Gmbar 3.3.1).
Gambar 3.3.1. Bentuk dan posisi sumber penyakit. Sumber: R4PDE 

Penyakit menular dari sumbernya dalam bentuk propagul sebagai satuan pemencaran penyakit dari sumbernya ke tanaman sehat di sekitarnya. Bergantung pada jenis patogen, propagul dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Pemencaran merupakan proses perpindahan propagul dari tanaman sakit sebagai sumber penyakit menular ke tanaman sehat di sekitarnya. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan organisme lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemencaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh. Pemencaran propagul menyebabkan tanaman sehat yang berada paling dekat dengan tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit menerima propagul paling banyak. Semakin jauh letak tanaman sehat dari tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit maka semakin sedikit menerima propagul. Akibatnya tanaman sehat yang berada pada jarak paling dekat dengan tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit menjadi lebih berisiko menjadi berpenyakit lebih parah dibandingkan dengan tanaman sehat yangb berada pada jarak yang paling jauh dari tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit. Hubungan antara jarak dengan jumlah propagul dan dengan keparahan penyakit dikenal sebagai gradien spasial (spatial gradien). Gradien spasial terdiri atas:
  1. Gradien propagul: menyatalkan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition), tetapi bukan pada tanaman rentan. Gradien propagul juga disebut gradien pencar patogen (pathogen dispersal gradient).
  2. Gradien penyakit: menyatakan distribusi frekuensi jarak terjadinya penyakit dengan kejadian,  keparahan, atau cacahan tertentu. Gradien penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman rentan sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit. Gradien penyakit juga disebut gradien sebaran penyakit (disease spread gradient).
Jika dalam jalur yang dilalui oleh propagul terdapat tanaman rentan dan lingkungan yang mendukung maka pemencaran propagul patogen (propagul dispersal) akan menghasilkan sebaran penyakit (disease spread). Gradien propagul dan gradien penyakit menyatakan perkembangan penyakit dalam jarak, sebagaimana halnya waktu menyatakan perkembangan penyakit dalam waktu sebagaimana yang sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.1 dan materi kuliah 3.2. Perkembangan penyakit dalam waktu menghasilkan data kemajuan penyakit, sedangkan perkembangan penyakit dalam jarak dari sumber penyakit menghasilkan data gradien dispersal (Gambar 3.3.2).

Gambar 3.3.2. Gradien spasial, A: Gradien propagul dan B: Gradien propagul menghasilkan gradien penyakit dan pola ruang penyakit. 

Sebagaimana disebutkan pada Gambar 3.3.2, gradien propagul menghasilkan gradien penyakit yang akan kita pelajari pada bagian berikut dalam materi kuliah ini dan menghasilkan pola ruang penyakit yang akan kita pelajari pada materi kuliah 3.3.4.

b. Model Gradien Spasial: Gradien Propagul dan Gradien Penyakit
Model gradien spasial terdiri atas model gradien propagul dan model gradien penyakit. Model gradien propagul terdiri atas model fisik dan model empirik. Model fisik didasarkan pada teori tertentu, misalnya model kepulan asap yang didasarkan pada teori kepulan Gauss (Gaussian plume model) (Gambar 3.3.3), model transfer gradien yang didasarkan pada teori transfer gradien (gradient transfer theory), dan model jalan acak yang didasarkan pada teori mengenai jalan acak (random walk theory). Karena model fisik sangat kompleks maka pada materi pengantar ini kita hanya akan membahas model empirik. Analisis dengan pemodelan menggunakan pendekatan empirik didasarkan semata-mata atas data dengan cara melakukan analisis statistik tertentu, dalam hal ini analisis regresi untuk menentukan persamaan hubungan antara padat populasi propagul dengan jarak dari sumber.

Gambar 3.3.3. Model kepulan asap Gauss (Gaussian flume model)

Berdasarkan pada persamaan yang digunakan sebagai model, model empirik gradien propagul terdiri atas:
  • Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y = aP*s - bP dan persamaan linier ln(Y) = ln(aP) - bP*ln(s)
  • Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= a*Eexp(-bE*s) dan persamaan linier ln(Y) = ln(aE) - bE*s’
Pada kedua model di atas, Y=padat populasi propagul, s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan parameter h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk persamaan linier model Power Law serta aE dan bE=parameter b0 dan b1 untuk persamaan linier model Eksponensial. Persamaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y = b0 + b1X. Persamaan ketiga model di atas menyatakan bahwa tanaman sehat pada jarak s dari tanaman sakit dengan intensitas tertentu dan kemampuan memperoduksi inokulum tertentu akan berpeluang menerima propagul sebagai satuan pencar patogen dengan peluang yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak s. 

Gradien penyakit menyatakan kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit pada individu tanaman dengan jarak tertentu dari sumber. Berdasarkan pada persamaan yang digunakan sebagai model, model gradien penyakit terdiri atas:
  • Pengembangan model Power Law 1, dengan persamaan integrasi Y = 1 - a*sb dan persamaan linier ln[1/(1-y)] = a - b*ln(s), tanpa satuan;
  • Pengembangan model Power Law 2, dengan persamaan integrasi Y = 1/(1 + a*sb) dan persamaan linier ln[y/(1-y)] = a - b*ln(s), tanpa satuan;
  • Pengembangan model Eksponensial 1, dengan persamaan integrasi Y = 1 - a*exp(b*s) dan persamaan linier ln[1/(1-y)] = a - b*s, satuan (Jarak-1);
  • Pengembangan model Eksponensial 2, dengan persamaan integrasi Y = 1/[1 + a*exp(b*s)] dan persamaan linier ln[y/(1-y)] = a - b*s, satuan (Jarak-1);
Pada persamaan linier dari keempat model di atas, tetapan a menyatakan b0 dan b menyatakan b1 dari persamaan regresi linier derajat satu Y = b0 + b1X. Keempat model di atas menyatakan bahwa kejadian atau keparahan penyakit pada sembarang tanaman yang berjarak s dari tanaman sakit lainnya yang menyebar dengan laju b akan berpenyakit dengan intensitas yang lebih rendah bergantung pada laju penyebaran penyakit b. Gradien penyakit dalam pemodelan ini merupakan gradien yang terjadi karena sebaran penyakit dalam jarak dekat. Sebaran penyakit dalam jarak jauh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tersendiri yang sangat kompleks sebagaimana misalnya dilakukan terhadap penyakit karat batang gandum. Karena sangat kompleks maka tidak diuraikan dalam materi pengantar ini.

Gambar 3.3.4a. Gradien penyakit model Power Law. Sumber: Meyer & Held (2014) 


Gambar 3.3.4b. Gradien penyakit model Power Law, Eksponensial, dan Gauss Sumber: Mikaberidze et al (2016)

Situs R4PDE menyediakan aplikasi shiny, aplikasi yang dibangun dengan menggunakan pemrograman R, dengan nama Gradients untuk melihat perubahan bentuk model gradien spasial penyakit, yaitu model eksponensial dan model Power Law termodifikasi (modified Power Law), yang terjadi dengan mengubah parameter-parameternya dan jarak maksimum gradasi. Silahkan mencoba melihat perubahan bentuk yang terjadi terhadap persamaan aslinya dan terhadap persamaan garis lurusnya.

c. Analisis Gradien Spasial: Gradien Propagul dan Gradien Penyakit
Untuk belajar menganalisis gradien propagul dan menganalisis gradien penyakit dalam jarak dekat dengan menggunakan pemodelan empirik sebagaimana diuraikan di atas, silahkan mengunduh, menyimpan, dan mempelajari file contoh dengan membuka berturut-turut sheet GradienPropagul_ToolPak, sheet GradienPropagul_SmartStatXL, sheet GradienPenyakit_ToolPak, dan sheet GradienPenyakit_SmartStatXL Selanjutnya silahkan mengunduh file latihan dan lakukan latihan menganalisis gradien spesies menggunakan skrip R yang diberikan untuk melakukan analisis gradien patogen dan skrip untuk melakukan analisis gradien penyakit dengan menggunakan data yang disediakan pada sheet LatihanGradienPatogen dan sheet LatihanGradienPenyakit. Data untuk latihan menganalisis pemencaran patogen dan sebaran penyakit masing-masing saya ambil dari situs: Peranan jumlah droplet air dalam pemencaran propagul penyakit karat pada tanaman gandum dan Gradien primer penyakit karat pada tanaman gandum. Simpan skrip dalam folder D:\\LatihanR dan kemudian klik untuk membukanya dalam RStudio. Pada setiap skrip, saya memberikan tanda # sebelum setiap kode untuk memberikan penjelasan terhadap maksud dari kode yang digunakan untuk melakukan analisis tertentu. Silahkan membaca penjelasan tersebut terlebih dahulu sebelum menjalankan skrip dalam RStudio. Jalankan skrip bagian demi bagian di antara dua tanda #. 

d. Analisis Spasio-temporal
Jika kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit diamati pada jarak yang berbeda dari sumber inokulum beberapa kali dalam selang waktu tertentu maka kita dapat menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang dan waktu sekaligus. Analisis penyakit hasil pengamatan seperti ini dianalisis dengan melibatkan jarak dan waktu sebagai peubah maka analisis penyakit yang dilakukan disebut analisis spasio-temporal. Sebagai contoh adalah data tomato_tswv dari package epiphy yang merupakan pengamatan tanaman tomat bergejala penyakit tomato spotted wilt virus (TSWV). Data merupakan hasil percobaan 2 varietas tomat (Burwood-Prize dan Early-Dwarf-Red) yang diairi dengan dua tipe irigasi (overhead-sprays dan trenches, masing-masing dalam 4 petak. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali terhadap setiap tanaman pada petak yang terdiri atas 14 baris yang masing-masing berisi 32 tanaman dengan memberi skor 0 bila tanaman sehat dan skor 1 bila tanaman sakit.  Analisis spatio-temporal penyakit TSWV pada setiap tanaman tomat dalam satu petak yang ditanami kultivar Burwood-Prize dan dengan irigasi tipe trenches dapat dilakukan dengan menyajikan plot perkembangan penyakit menggunakan fungsi ggplot dalam package ggplot2 dengan terlebih dahulu memastikan bahwa package epiphy dan package tidyverse telah terpasang:
# Memasang packages yang perlu dipasang dan diaktifkan
packages <- c("agricolae", "car", "doebioresearch", "dplyr")
# Memasang packages jika belum dipasang
installed_packages <- packages %in% rownames(installed.packages())
if (any(installed_packages == FALSE)) {
install.packages(packages[!installed_packages])
}
# Mengaktifkan packages
invisible(lapply(packages, library, character.only = TRUE))
Memilih hanya data TSWW 1928 dari dataframe:
> data(tomato_tswv) # data dari package epiphy
> tswv_1928 <- tomato_tswv$field_1928 # Mengambil hanya data 1928 dari dataframe
Mengambil hanya data varietas tomat Burwood-Prize dan irigasi trenches untuk membuat grafik kemajuan penyakit secara spasial menggunakan fungsi ggplot dari package ggplot2:
> tswv_1928 |>
+ filter(variety == "Burwood-Prize"& # Mengambil hanya data varietas Burwood-Prize
+ irrigation == "trenches") |> # Mengambil hanya data irigasi trenches
+ ggplot(aes(x, y, fill= factor(i)))+
+ geom_tile(color = "black")+
+ coord_fixed()+
+ scale_fill_manual(values = c("grey70", "darkred"))+
+ labs(fill = "Status", title = "")+
+ theme_void()+
+ theme(legend.position = "bottom")+
+ facet_wrap(~ t, nrow =1)
Analisis spatio-temporal dengan membuat perkembangan penyakit pada setiap tanaman dalam plot memberikan hasil sebagaimana disajikan pada Gambar 3.3.5.
 
Gambar 3.3.5. Hasil analisis spatio-temporal penyakit TSWV pada tanaman tomat.

Hasil analisis sebagaimana tampak pada Gambar 3.3.5 menunjukkan bahwa penyakit semakin menyebar sehingga semakin banyak tanaman sakit seiring dengan bertambahnya waktu dari pengamatan 1 sampai pengamatan 6.
 
3.3.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
  • Garrett, K. A., Esker, P. D., & Sparks, A. H. 2007. An introduction to the R programming environment. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0​129-01​​.
  • Sparks, A.H., P.D. Esker, M. Bates, W. Dall' Acqua, Z. Guo, V. Segovia, S.D. Silwal, S. Tolos, and K.A. Garrett, 2008. Ecology and Epidemiology in R: Disease Progress over Time. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/​PHI-A-2008-0129-02​​​.
  • Esker, P.D., A.H. Sparks, G. Antony, M. Bates, W. Dall' Acqua, E.E. Frank, L. Huebel, V. Segovia, and K.A. Garrett, 2007. Ecology and Epidemiology in R: Modeling dispersal gradients. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-200​8-0129-03​.
  • Sparks, A.H., P.D. Esker, G. Antony, L. Campbell, E.E. Frank, L. Huebel, M.N. Rouse, B. Van Allen, and K.A. Garrett. 2008. Ecology and Epidemiology in R: Spatial Analysis. The Plant Health Instructor. ​DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129​-04​.​​​
  • Esker, P.D., A.H. Sparks, L. Campbell, Z. Guo, M. Rouse, S.D. Silwal, S. Tolos, B. Van Allen, and K.A. Garrett, 2008. Ecology and Epidemiology in R: Disease Forecasting. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-05​.
  • Mudita, I W., (2013). Membuat Kurva dan Menghitung LDBK untuk Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan. Blog Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (versi lama). Diakses dari: http://muditaept.blogspot.com/2013/11/membuat-kurva-dan-menghitung-ldbk-untuk.html
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

Lanjutkan membaca Materi 3.4 untuk mengerjakan Tugas Kuliah, Menandatangani Daftar Hadir dan Memasukkan Melaksanakan Laporan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.
 
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 5 Maret 2019, revisi termutakhir: 18 Februari 2020

Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 5 Maret 2019, revisi termutakhir: 7 Maret 2024

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

94 comments:

  1. Terima kasih untuk materinya pak .
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah apa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang

    ReplyDelete
  2. Makasi pak untuk materinya
    pertanyaan saya adalah bagaimana cara membedakan konsep laju sebaran penyakit dengan konsep gradien penyakit?

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas materi tentang Analisis Perkembangan Penyakit Dalam Ruang 1.
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah :
    Jelaskan perbedaan antara model fisik Model empirik didasarkan semata-mata data?

    ReplyDelete
  4. Pada materi yang telah disajikan diatas , model sebaran penyakit berfokus pada laju perubahan absolut intensitas penyakit (Y)dalam ruang (s).Mengapa harus demikian pak ? dan apa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang ?

    ReplyDelete
  5. Terima kasih untuk materinya pak.
    Analisis gradien pencar patogen dan gradien penyakit mengasumsikan bahwa padat populasi patogen dan intensitas penyakit akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak dari sumber pencar, mengapa demikian ?

    ReplyDelete
  6. terima kasih pak atas materinya.
    pertanyaan sya adalah: apa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit.

    ReplyDelete
  7. Terimakasih pak buat materinya yang ingin saya tanyakan adalah mengapa Model sebaran penyakit (disease spread model) berfokus pada laju perubahan absolut intensitas penyakit (Y) dalam ruang (s)?

    ReplyDelete
  8. Terima kasih atas materinya Pak,
    Pada materi diatas saya kurang paham mengenai pola ruang penyakit secara relatif terhadap arsitektur tanaman inang.

    ReplyDelete
  9. Terimahkasih untuk materinya pak.
    Yang menjadi pertayaan saya apa yang dimaksud dengan model fisik kepulan asap Gauss (Gaussian plume model), teori transfer gradien (gradient transfer theory), dan model jalan acak (random walk model)?

    ReplyDelete
  10. Yang ingin saya tanyakan adalah apa perbedaan model penyebaran penyakit, muali dari model 1, model 2, model 3, dan model 4 ? Apakah pada aplikadi R seperti exel bisa dipakai dengan menggunakan rumus yang sederhana agar bisa lebih dimengerti ? Terima kasih bapak.

    ReplyDelete
  11. Pertanyaan saya: apakah gradien pencar patogen dan gradien penyakit baik berupa titik, garis, maupun bidang, hanya dapat ditetapkan secara sengaja? Mengapa ditetapkan secara sengaja? Da bagaiman cara yabg dilakukan untuk menetapkan gradien pencar patogeb dan gradien penyakit ?

    ReplyDelete
  12. Baik pak terima kasih yang ingin saya tanyakan mengapa pola sebaran penyakit berkaitan dengan perubahan intensitas penyakit dalam jarak?

    ReplyDelete
  13. Terima kasih bapak atas materinya..
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah dalam proses pemencaran inokulum dapat berupa titik, garis dan bidang. Diantara ke tiga pemencaran ini apakah inokulum yang menyebar akan sama pada setiap sumber pemencaran??

    ReplyDelete
  14. Mengapa teknik sebaran penyakit jarak jauh harus menggunakan teknik analisis tersendiri?
    Mengapa tidak menggunakan teknik analisis regresi?

    ReplyDelete
  15. Apakah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang hanya menggunakan aplikasi R?

    ReplyDelete
  16. Model empirik didasarkan semata-mata atas data, sedangkan model fisik didasarkan atas data dan proses fisik tertentu, mengapa demikian?

    ReplyDelete
  17. Pada materi dijelaskan bahwa Pola sebaran penyakit berkaitan dengan perubahan intensitas penyakit dalam jarak, sedangkan pola ruang penyakit berkaitan dengan kedudukan satu satuan penyakit. Bagaimana perubahan intensitas penyakit dalam jarak dan kedudukan satu satuan penyakit?

    ReplyDelete
  18. slamat pgi pak, trimakasih untk materinya. sy ingin bertanya bagaimana cara yang di lakukan untuk menetapkan gradien pancar patogen dan gradien penyakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari materi di atas sudah di sampaikan caranya 1.Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y=aPs-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s)
      2.Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= aEexp(-bEs) dan persamaan linier ln(Y)=ln(aE)-bEs
      3.Model Mund dan Leonard, dengan persamaan integrasi Y= aP(s’+h)-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s’+h)
      Pada ketiga model di atas, Y=padat populasi inokulum (gradien pencar patogen) atau Y=intensitas penyakit (gradient penyakit), s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan faktor trunkasi h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk model Power Law dan aE, dan bE=parameter b0 dan b1 untuk model Eksponensial. Persmaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y=b0+b1X.

      Delete
  19. Kiki delfiyanti naatMarch 2, 2020 at 6:40 PM

    Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa untuk menentukan apakah sebaran penyakit secara acak atau berkelompok dapat menggunakan spasial analysis

    ReplyDelete
  20. Trimksih materinya pak,sy ingin bertanya bagaimana cara untuk mengendalikan penyakit dalam pendekatan jarak antara tanaman sehat atau penyakit?
    Dan bagaimana mengukur persebaran penyakit dalam 3 indeks?

    ReplyDelete
  21. Pendekatan jarak antar tanaman sehat atau sakit terdiri atas 3 ukuran jarak.
    1.Nilai duga kerapatan tanaman berpenyakit (kejadian penyakit) (p);
    2.Jarak tanaman sakit acak ke tanaman sakit terdekat;
    3.Jarak satu titik acak ke tanaman sakit terdekat.
    saya kurang memahami maksud dari ketiga pernyataan tersebut.

    ReplyDelete
  22. Terima kasih pak atas materinya, dari materi yang diatas menjelaskan bagaimana cara menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang denga menggunakan add-ins Anaylisis Toolpak pada program aplikasi tabel jalur excel dan bisa juga menggunakan program aplikasi statistika R untuk melakukan analisis regresi yang diperlukan.

    ReplyDelete
  23. Terima kasih atas materi tantang:Menganalisis Pemencaran Patogen, Sebaran Penyakit, dan Pola Spasial Penyakit dengan Menggunakan Add-in Analysis ToolPak dan dengan Program Aplikasi Analisis Statistik R
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah berapa lama waktu yang di perlukan penyakit untuk tumbuh atau berkembang dari tanaman 1 ke tanaman 2 . Terima kasih

    ReplyDelete
  24. Terimakasih pak
    Saya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri?
    Florentina Lappa Huky

    ReplyDelete
  25. Terimakasih pak
    Saya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri?
    Florentina Lappa Huky

    ReplyDelete
  26. Trimah kasih pak yang ingin saya tanyakan
    Apa Nilai D yang diperoleh selanjtnya digunakan untuk menentukan pola sebaran spasial dengan berdasarkan atas distribusi normal atau distribusi F. Pendekatan jarak hanya dapat digunakan terhadap tanaman sakit yang tersebar secara alami di lapangan sebagaimana misalnya pohon sakit di kawasan hutan, tidak dapat digunakan untuk tanaman yang ditanam dengan jarak tanam kira" dari beberapa hal tersebut dapat merugikan tanaman atau tidak

    ReplyDelete
  27. Apa yang dimaksudkan dengan propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Propagaul yaitu suatu bentuk atau bagian dari organisme yang dipergunakan sebagai alat penyebaran atau reproduksi.

      Delete
    2. propagul adalah bahan yang berfungsi untuk menyebarkan suatu organisme ke tahap selanjutnya dalam siklus hidupnya, misalnya melalui penyebaran. Faktor lingkungan yang dimaksud, contohnya angin yang membantu penyebaran propagul.

      Delete
    3. propagul adalah bahan yang berfungsi untuk menyebarkan suatu organisme ke tahap selanjutnya dalam siklus hidupnya, misalnya melalui penyebaran.

      Delete
  28. Selamat pagi
    Saya ingin bertanya sesuai dengan materi yang ada.
    Jelaskan perbedaan antara pemencaran patogen yang menghasilkan gradien pencar patogen dari sebaran penyakit yang menghasilkan gradien penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul. Sebaliknya, sebaran penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit.

      Delete
  29. Mengapa pada gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena Gradien pencar patogen menyatakan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya.

      Delete
  30. apa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Intensitas serangan penyakit mencakup incidence, severity, dan kehilangan hasil. Insidence adalah jumlah unit tanaman yang terinfeksi yang digambarkan dalam persentase unit tanaman yang sakit, misalnya percentage daun atau tanaman yang terserang. Sedangkan severity adalah area dari jaringan tanaman yang sakit dan digambarkan sebagai persentase area tanaman yang sakit. Kehilangan hasil adalah sebagian dari hasil yang petani tidak dapatkan karena penyakit merusak hasil secara langsung atau dengan cara merusak tanaman sebelum berproduksi.

      Delete
  31. apa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pola spasial menjelaskan tentang bagaimana fenomena geografis
      terdistribusi dan bagaimana perbandingannya dengan fenomena lainnya. Dalam
      hal ini, statistika spasial merupakan alat yang banyak digunakan untuk
      mendiskripsikan dan menganalisis pola spasial tersebut, yaitu bagaimana objekobjek geografis terjadi dan berubah di suatu lokasi. Selain itu juga dapat
      membandingkan pola objek disuatu lokasi dengan pola objek yang ditemukan di
      lokasi lain.

      Delete
  32. Bagaiamanakah cara Menganalisis Sebaran Penyakit dengan baik dan Benar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari materi di atas sudah di sampaikan caranya 1.Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y=aPs-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s)
      2.Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= aEexp(-bEs) dan persamaan linier ln(Y)=ln(aE)-bEs
      3.Model Mund dan Leonard, dengan persamaan integrasi Y= aP(s’+h)-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s’+h)
      Pada ketiga model di atas, Y=padat populasi inokulum (gradien pencar patogen) atau Y=intensitas penyakit (gradient penyakit), s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan faktor trunkasi h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk model Power Law dan aE, dan bE=parameter b0 dan b1 untuk model Eksponensial. Persmaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y=b0+b1X.

      Delete
    2. Analisis sebaran penyakit dilakukan dengan pemodelan yang berfokus pada laju perubahan absolut kejadian atau keparahan penyakit (Y) dalam jarak (s). Pemodelan sebaran penyakit dikembangkan dari model Power Law dan Model Eksponensial dengan mentransformasikan kejadian atau keparahan penyakit dengan transformasi Monit atau transformasi logit sebagai berikut:
      Pengembangan model Power Law 1, dengan persamaan integrasi Y=1-a*sb dan persamaan linier ln[1/(1-y)]=a-b*ln(s), tanpa satua;
      Pengembangan model Power Law 2, dengan persamaan integrasi Y=1/(1+a*sb) dan persamaan linier ln[y/(1-y)]=a-b*ln(s), tanpa satuan;
      Pengembangan model Eksponensial 1, dengan persamaan integrasi Y=1-a*exp(b*s) dan persamaan linier ln[1/(1-y)]=a-b*s, satuan (Jarak-1);
      Pengembangan model Eksponensial 2, dengan persamaan integrasi Y=1/[1+a*exp(b*s)] dan persamaan linier ln[y/(1-y)]=a-b*s, satuan (Jarak-1);

      Delete
    3. Proses Pemencaran Patogen dan Sebaran Penyakit
      Perkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen (pathogen dispersal) sebagai proses perpindahan satuan perkembangbiakan suatu patogen dari tempat satuan perkembangbiakan tersebut dihasilkan sebagai sumber. Satuan perkembangbiakan patogen lazim disebut propagul, dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Sumber dapat berupa titik, garis, atau bidang. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemnecaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh.

      Delete
  33. Bagaimana cara menganalisis pemencaran penyakit dan Menyimpulkan menjadi sesuatu Data yang nyata dan tidak nyata serta bagaimana Melihat pola acak dan tidak acak.. Terima kasih

    ReplyDelete
  34. Dalam menganalisis pemencaran penyakit menggunakan Excel apakah data analisis yang dihasilkan benar menggambarkan model pemencaran penyakit dan bagaimana memastikan bahwa hasil analisi benar?
    Terima kasih pak

    ReplyDelete
  35. Apakah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang hanya menggunakan aplikasi R?

    ReplyDelete
    Replies
    1. menggunakan program aplikasi statistik R dan program aplikasi sistem informasi geografik ( geographic informastion system , SIG).

      Delete
  36. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  37. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  38. apa yang akan terjadi apabila sebaran penyakit tidak menghasilkan gradien penyakit, selain itu bila ada dampak buruknya apakah yang harus dlakukan untuk mengatasi hal tersebut? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. perlu dicermati kembali, sebaran penyakit itu pasti akan terjadi pada setiap MH, tak terkecuali tanaman, dalam pola terkena seranganya pasti akan membentuk pola entah dalam grafik tinggi ataupun rendah, karena dalam pengamatan bukan yang harus diperhatikan setiap hari gejalanya mengingat serangan patogen berbeda-beda hingga inokulumnya terinkumbasi

      Delete
  39. Dalam pemencaran patogen yang diukur adalah padat populasi patogen tanpa memerlukan keberadaan tanaman inang, sedangkan dalam sebaran penyakit yang diukur adalah kejadian atau keparahan penyakit pada individu tanaman dengan jarak tertentu dari sumber. Mengapa demikian? Apa dampak dari pengukuran tersebut bila terjadi kendala atau hambatan?

    ReplyDelete
  40. Mengapa jarak dapat menurunkan populasi patogen dan intensitas Penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena kan serangan tergantung seberapa jauhnya inokulum tersebar entah lewat angin, air, ataupun vektor seperti manusia dan hewan. semakin dekat dengan sumber inokulum maka potensi terserangnya makin tinggi dam sebaliknya

      Delete
    2. Penyebaran penyakit pada tanaman dapat terjadi melalui angin, air, atau serangga. Hal ini mengakibatkan terjadinya penularan penyakit antara tanaman satu ke tanaman yang lain. maka tanaman yang rapat atau berdempetan sangat rentan akan penyebaran penyakit karena perpindahan penyakit yang sangat mudah.

      Delete
  41. Baik terima kasih atas waktunya.
    Pada materi dijelaskab bahwa Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang.
    Yang ingin saya tanyakan adalah apakah tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh penyebarab pasif dan aktif sama atau berbeda.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  42. bagaimana Proses Pemencaran Patogen dan Sebaran Penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa dibaca dimateri sebelumnya yang sudah dijelaskan, bahkan silahkan membaca kembali materi semester 3 MK Ilmu Penyakit Tumbuhan

      Delete
    2. * Perkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen (pathogen dispersal) sebagai proses perpindahan satuan perkembangbiakan suatu patogen dari tempat satuan perkembangbiakan tersebut dihasilkan sebagai sumber. Satuan perkembangbiakan patogen lazim disebut propagul, dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Sumber dapat berupa titik, garis, atau bidang. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemnecaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh.Pemencaran propagul menghasilkan gradien pencar patogen (pathogen dispersal gradient). Jika dalam jalur yang dilalui oleh propagul terdapat tanaman rentan dan lingkungan yang mendukung maka pemencaran propagul patogen akan menghasilkan sebaran penyakit (disease spread).Gradien pencar patogen menyatakan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul.
      *Sebaran penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit. Sebaran penyakit menghasilkan gradien penyakit (disease gradient) yang menyatakan distribusi frekuensi jarak terjadinya penyakit dengan kejadian atau keparahan tertentu.

      Terima Kasih

      Delete
  43. bagaimana cara menganalisis sebaran penyakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa menggunakan excel yang paling sederhana, dan juga menggunakan aplikasi R. intinya sebelum menganalisis pastikan data sudah terkumpul dengan lengkap.

      Delete
  44. Selamat pagi bapa, saya ingin bertanya terkait dengan materi ini, ketika kita melakukan pemograman regresi, mengapa data yang paling diperhatikan yakni p value, r kuadrat, dan juga koefisiennya?

    ReplyDelete
  45. BaikBaik, terima kasih Bapak
    Terkait dengan materi Yang telah diberikan, dimana dalam materi dijelaskan bahwa Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul. Mengapa demikian ?

    ReplyDelete
  46. Apakah ada cara lain dalam menganalisis perkembangan penyakit selain menggunakan Add-ins
    Analisis Toolpak dalam Excel?

    ReplyDelete
  47. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  48. Sebutkan faktor yang mendukung perkembangan penyakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaitu tanaman inang,patogen,lingkungan

      Delete
    2. Lingkungan, patogen dan juga tanaman inang

      Delete
    3. Untuk mendukung perkembangan penyakit maka harus adanya interaksi adanya tiga komponen yaitu patogen yang virulen, tanaman yang rentan dan lingkungan yang mendukung.

      Delete
  49. Apa itu pendekatan empirik dan oendekatan fisik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pendekatan empirik adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
      Sedangkan pendekatan fisik adalah pendekatan yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai atas pekerjaan yang dilaksanakan.

      Delete
  50. Dalam menganalisis data terkait Pemencaran Patogen dan sebaran penyakit,apakah aplikasi R atau exel yang memberikan hasil paling akurat?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dua-duanya memberikan hasil akurat, hanya saja aplikasi R setingkat lebih cepat menganalisi data.

      Delete
    2. Pada program aplikasi analisis statistik R besutan R Project for Statistical Computing. Dalam penggunannnya memerlukan dasar-dasar pemrograman yang benar-benar dipahami sehingga tidak dalam waktu singkat, Kedua aplikasi ini memiliki Nilai Akurat Namun dalam analisis data lebih baik menggunakan add-ins Analysis ToolPak dalam program aplikasi Excel yang Lebih cepat dan akurat

      Delete
  51. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul.
    Mengapa demikian?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan adanya faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan propagul. Propagul adalah tanaman yang digunakan perkecambahan. Patogen mungkin sudah ada pada propagul sehinggan pencaran patogen akan meluas.

      Delete
  52. Apa perbedaan antara analisi pemencaran menggunakan model power law dan model eksponensial dan dari kedua model diatas mana yang datanya lebih akurat?

    ReplyDelete
  53. Apakah gradien pencar patogen dan gradien penyakit baik berupa titik, garis, maupun bidang, hanya dapat ditetapkan secara sengaja?

    ReplyDelete
  54. Apakah model analisis gradien patogen akurat atau tidak

    ReplyDelete
  55. pada gradien pencar patogen mengapa tidak melibatkan tanaman inang?

    ReplyDelete
  56. Mengapa perkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen?

    ReplyDelete
  57. Faktor apa saja yang bisa mempegaruhi terjadinya proses pemecaran patogen dan seberan pada penyakit?.

    ReplyDelete
  58. Bagaimana menganalisis pola spasial dengan membandingkan pola objek disuatu lokasi dengan pola objek di lokasi lain?

    ReplyDelete
  59. seperti apa hubungan antara waktu pengamatan dengan transformasi data kejadian atau keparahan penyakit ?

    ReplyDelete
  60. Apa yang dimaksud dengan pemencaran propagul?

    ReplyDelete
    Replies
    1. arti pemencaran propagul yaitu terjadi persebaran patogen

      Delete
  61. Bagaiamana cara mengetahui kejadian atau keparahan penyakit akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak dari sumber ?

    ReplyDelete
  62. apakah ada batasan jarak tertentu untuk menganalisis sebaran penyakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentang batasan jarak tertentu untuk menganalisis sebaran penyakit, informasi yang tersedia tidak menyediakan spesifikasi mengenai jarak yang harus diterapkan dalam analisis. Namun, dalam pemodelan epidemiologi, jarak merupakan faktor yang berpengaruh dalam perpindahan propagul dan penyebaran penyakit. Pemencaran propagul dapat terjadi dalam jarak dekat, sedang, dan jauh, tergantung pada mekanisme pemencaran yang aktif atau pasif

      Delete
  63. apakah sebaran penyakit secara acak atau berkelompok dapat menggunakan spasial analysis

    ReplyDelete
  64. Saya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri

    ReplyDelete

  65. Coba jelaskan mekanisme propugal dan prlepasan secara pasif yang fasilitasi oleh hembisan angin

    ReplyDelete
  66. Untuk mengetahui Penyebaran penyakit secara acak atau berkelompok perlu kita menggunakan spesies analisis agar kita bisa dapat mengetahui mekanisme penyebrannya

    ReplyDelete
  67. apa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit?

    ReplyDelete