Sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 1.1 dan materi kuliah 1.2, epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perkembangan penyakit dalam waktu dan ruang. Untuk mempelajari perkembangan penyakit dalam waktu kita perlu melakukan pengamatan penyakit pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda-beda. Selanjutnya data yang kita peroleh kita analisis dengan menghitung LDBK atau LDBT sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.1 dan dengan melakukan analisis regresi linier sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.2. Pada materi kuliah ini kita akan mempelajari perkembangan penyakit dalam ruang dengan menganalisis data penyakit dari satu titik ke titik lainnya yang semakin jauh dari sumber penyakit. analisis perkembangan penyakit dalam ruang dengan menggunakan pendekatan yang sama.
3.3.1. MATERI KULIAH
3.3.1.1. Membaca Materi Kuliah
a. Gradien Spasial
Untuk mempelajari perkembangan penyakit dalam ruang, terlebih dahulu kita perlu menentukan titik, garis, atau petak yang menjadi sumber penyakit terhadap tanaman sehat di sekitarnya. Garis dan titik dapat berada pada salah satu tepi lahan pertanaman, sedangkan titik dapat berada di tengah, pada salah satu sudut, atau pada salah satu tepi lahan pertanaman (Gmbar 3.3.1).
Gambar 3.3.1. Bentuk dan posisi sumber penyakit. Sumber: R4PDE |
Penyakit menular dari sumbernya dalam bentuk propagul sebagai satuan pemencaran penyakit dari sumbernya ke tanaman sehat di sekitarnya. Bergantung pada jenis patogen, propagul dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Pemencaran merupakan proses perpindahan propagul dari tanaman sakit sebagai sumber penyakit menular ke tanaman sehat di sekitarnya. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan organisme lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemencaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh. Pemencaran propagul menyebabkan tanaman sehat yang berada paling dekat dengan tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit menerima propagul paling banyak. Semakin jauh letak tanaman sehat dari tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit maka semakin sedikit menerima propagul. Akibatnya tanaman sehat yang berada pada jarak paling dekat dengan tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit menjadi lebih berisiko menjadi berpenyakit lebih parah dibandingkan dengan tanaman sehat yangb berada pada jarak yang paling jauh dari tanaman sakit yang menjadi sumber penyakit. Hubungan antara jarak dengan jumlah propagul dan dengan keparahan penyakit dikenal sebagai gradien spasial (spatial gradien). Gradien spasial terdiri atas:
- Gradien propagul: menyatalkan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition), tetapi bukan pada tanaman rentan. Gradien propagul juga disebut gradien pencar patogen (pathogen dispersal gradient).
- Gradien penyakit: menyatakan distribusi frekuensi jarak terjadinya penyakit dengan kejadian, keparahan, atau cacahan tertentu. Gradien penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman rentan sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit. Gradien penyakit juga disebut gradien sebaran penyakit (disease spread gradient).
Jika dalam jalur yang dilalui oleh propagul terdapat tanaman rentan dan lingkungan yang mendukung maka pemencaran propagul patogen (propagul dispersal) akan menghasilkan sebaran penyakit (disease spread). Gradien propagul dan gradien penyakit menyatakan perkembangan penyakit dalam jarak, sebagaimana halnya waktu menyatakan perkembangan penyakit dalam waktu sebagaimana yang sudah kita pelajari pada materi kuliah 3.1 dan materi kuliah 3.2. Perkembangan penyakit dalam waktu menghasilkan data kemajuan penyakit, sedangkan perkembangan penyakit dalam jarak dari sumber penyakit menghasilkan data gradien dispersal (Gambar 3.3.2).
Gambar 3.3.2. Gradien spasial, A: Gradien propagul dan B: Gradien propagul menghasilkan gradien penyakit dan pola ruang penyakit. |
Sebagaimana disebutkan pada Gambar 3.3.2, gradien propagul menghasilkan gradien penyakit yang akan kita pelajari pada bagian berikut dalam materi kuliah ini dan menghasilkan pola ruang penyakit yang akan kita pelajari pada materi kuliah 3.3.4.
b. Model Gradien Spasial: Gradien Propagul dan Gradien Penyakit
Model gradien spasial terdiri atas model gradien propagul dan model gradien penyakit. Model gradien propagul terdiri atas model fisik dan model empirik. Model fisik didasarkan pada teori tertentu, misalnya model kepulan asap yang didasarkan pada teori kepulan Gauss (Gaussian plume model) (Gambar 3.3.3), model transfer gradien yang didasarkan pada teori transfer gradien (gradient transfer theory), dan model jalan acak yang didasarkan pada teori mengenai jalan acak (random walk theory). Karena model fisik sangat kompleks maka pada materi pengantar ini kita hanya akan membahas model empirik. Analisis dengan pemodelan menggunakan pendekatan empirik didasarkan semata-mata atas data dengan cara melakukan analisis statistik tertentu, dalam hal ini analisis regresi untuk menentukan persamaan hubungan antara padat populasi propagul dengan jarak dari sumber.
Gambar 3.3.3. Model kepulan asap Gauss (Gaussian flume model) |
Berdasarkan pada persamaan yang digunakan sebagai model, model empirik gradien propagul terdiri atas:
- Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y = aP*s - bP dan persamaan linier ln(Y) = ln(aP) - bP*ln(s)
- Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= a*Eexp(-bE*s) dan persamaan linier ln(Y) = ln(aE) - bE*s’
Pada kedua model di atas, Y=padat populasi propagul, s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan parameter h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk persamaan linier model Power Law serta aE dan bE=parameter b0 dan b1 untuk persamaan linier model Eksponensial. Persamaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y = b0 + b1X. Persamaan ketiga model di atas menyatakan bahwa tanaman sehat pada jarak s dari tanaman sakit dengan intensitas tertentu dan kemampuan memperoduksi inokulum tertentu akan berpeluang menerima propagul sebagai satuan pencar patogen dengan peluang yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak s.
Gradien penyakit menyatakan kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit pada individu tanaman dengan jarak tertentu dari sumber. Berdasarkan pada persamaan yang digunakan sebagai model, model gradien penyakit terdiri atas:
- Pengembangan model Power Law 1, dengan persamaan integrasi Y = 1 - a*sb dan persamaan linier ln[1/(1-y)] = a - b*ln(s), tanpa satuan;
- Pengembangan model Power Law 2, dengan persamaan integrasi Y = 1/(1 + a*sb) dan persamaan linier ln[y/(1-y)] = a - b*ln(s), tanpa satuan;
- Pengembangan model Eksponensial 1, dengan persamaan integrasi Y = 1 - a*exp(b*s) dan persamaan linier ln[1/(1-y)] = a - b*s, satuan (Jarak-1);
- Pengembangan model Eksponensial 2, dengan persamaan integrasi Y = 1/[1 + a*exp(b*s)] dan persamaan linier ln[y/(1-y)] = a - b*s, satuan (Jarak-1);
Pada persamaan linier dari keempat model di atas, tetapan a menyatakan b0 dan b menyatakan b1 dari persamaan regresi linier derajat satu Y = b0 + b1X. Keempat model di atas menyatakan bahwa kejadian atau keparahan penyakit pada sembarang tanaman yang berjarak s dari tanaman sakit lainnya yang menyebar dengan laju b akan berpenyakit dengan intensitas yang lebih rendah bergantung pada laju penyebaran penyakit b. Gradien penyakit dalam pemodelan ini merupakan gradien yang terjadi karena sebaran penyakit dalam jarak dekat. Sebaran penyakit dalam jarak jauh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tersendiri yang sangat kompleks sebagaimana misalnya dilakukan terhadap penyakit karat batang gandum. Karena sangat kompleks maka tidak diuraikan dalam materi pengantar ini.
Gambar 3.3.4b. Gradien penyakit model Power Law, Eksponensial, dan Gauss Sumber: Mikaberidze et al (2016) |
Situs R4PDE menyediakan aplikasi shiny, aplikasi yang dibangun dengan menggunakan pemrograman R, dengan nama Gradients untuk melihat perubahan bentuk model gradien spasial penyakit, yaitu model eksponensial dan model Power Law termodifikasi (modified Power Law), yang terjadi dengan mengubah parameter-parameternya dan jarak maksimum gradasi. Silahkan mencoba melihat perubahan bentuk yang terjadi terhadap persamaan aslinya dan terhadap persamaan garis lurusnya.
c. Analisis Gradien Spasial: Gradien Propagul dan Gradien Penyakit
Untuk belajar menganalisis gradien propagul dan menganalisis gradien penyakit dalam jarak dekat dengan menggunakan pemodelan empirik sebagaimana diuraikan di atas, silahkan mengunduh, menyimpan, dan mempelajari file contoh dengan membuka berturut-turut sheet GradienPropagul_ToolPak, sheet GradienPropagul_SmartStatXL, sheet GradienPenyakit_ToolPak, dan sheet GradienPenyakit_SmartStatXL Selanjutnya silahkan mengunduh file latihan dan lakukan latihan menganalisis gradien spesies menggunakan skrip R yang diberikan untuk melakukan analisis gradien patogen dan skrip untuk melakukan analisis gradien penyakit dengan menggunakan data yang disediakan pada sheet LatihanGradienPatogen dan sheet LatihanGradienPenyakit. Data untuk latihan menganalisis pemencaran patogen dan sebaran penyakit masing-masing saya ambil dari situs: Peranan jumlah droplet air dalam pemencaran propagul penyakit karat pada tanaman gandum dan Gradien primer penyakit karat pada tanaman gandum. Simpan skrip dalam folder D:\\LatihanR dan kemudian klik untuk membukanya dalam RStudio. Pada setiap skrip, saya memberikan tanda # sebelum setiap kode untuk memberikan penjelasan terhadap maksud dari kode yang digunakan untuk melakukan analisis tertentu. Silahkan membaca penjelasan tersebut terlebih dahulu sebelum menjalankan skrip dalam RStudio. Jalankan skrip bagian demi bagian di antara dua tanda #.
d. Analisis Spasio-temporal
Jika kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit diamati pada jarak yang berbeda dari sumber inokulum beberapa kali dalam selang waktu tertentu maka kita dapat menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang dan waktu sekaligus. Analisis penyakit hasil pengamatan seperti ini dianalisis dengan melibatkan jarak dan waktu sebagai peubah maka analisis penyakit yang dilakukan disebut analisis spasio-temporal. Sebagai contoh adalah data tomato_tswv dari package epiphy yang merupakan pengamatan tanaman tomat bergejala penyakit tomato spotted wilt virus (TSWV). Data merupakan hasil percobaan 2 varietas tomat (Burwood-Prize dan Early-Dwarf-Red) yang diairi dengan dua tipe irigasi (overhead-sprays dan trenches, masing-masing dalam 4 petak. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali terhadap setiap tanaman pada petak yang terdiri atas 14 baris yang masing-masing berisi 32 tanaman dengan memberi skor 0 bila tanaman sehat dan skor 1 bila tanaman sakit. Analisis spatio-temporal penyakit TSWV pada setiap tanaman tomat dalam satu petak yang ditanami kultivar Burwood-Prize dan dengan irigasi tipe trenches dapat dilakukan dengan menyajikan plot perkembangan penyakit menggunakan fungsi ggplot dalam package ggplot2 dengan terlebih dahulu memastikan bahwa package epiphy dan package tidyverse telah terpasang:
# Memasang packages yang perlu dipasang dan diaktifkan
packages <- c("agricolae", "car", "doebioresearch", "dplyr")
# Memasang packages jika belum dipasang
installed_packages <- packages %in% rownames(installed.packages())
if (any(installed_packages == FALSE)) {
install.packages(packages[!installed_packages])
}
# Mengaktifkan packages
invisible(lapply(packages, library, character.only = TRUE))
Memilih hanya data TSWW 1928 dari dataframe:
Hasil analisis sebagaimana tampak pada Gambar 3.3.5 menunjukkan bahwa penyakit semakin menyebar sehingga semakin banyak tanaman sakit seiring dengan bertambahnya waktu dari pengamatan 1 sampai pengamatan 6.
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
> data(tomato_tswv) # data dari package epiphyMengambil hanya data varietas tomat Burwood-Prize dan irigasi trenches untuk membuat grafik kemajuan penyakit secara spasial menggunakan fungsi ggplot dari package ggplot2:
> tswv_1928 <- tomato_tswv$field_1928 # Mengambil hanya data 1928 dari dataframe
> tswv_1928 |>+ filter(variety == "Burwood-Prize"& # Mengambil hanya data varietas Burwood-Prize+ irrigation == "trenches") |> # Mengambil hanya data irigasi trenches+ ggplot(aes(x, y, fill= factor(i)))++ geom_tile(color = "black")++ coord_fixed()++ scale_fill_manual(values = c("grey70", "darkred"))++ labs(fill = "Status", title = "")++ theme_void()++ theme(legend.position = "bottom")++ facet_wrap(~ t, nrow =1)
Analisis spatio-temporal dengan membuat perkembangan penyakit pada setiap tanaman dalam plot memberikan hasil sebagaimana disajikan pada Gambar 3.3.5.
Gambar 3.3.5. Hasil analisis spatio-temporal penyakit TSWV pada tanaman tomat. |
Hasil analisis sebagaimana tampak pada Gambar 3.3.5 menunjukkan bahwa penyakit semakin menyebar sehingga semakin banyak tanaman sakit seiring dengan bertambahnya waktu dari pengamatan 1 sampai pengamatan 6.
3.3.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
- Garrett, K. A., Esker, P. D., & Sparks, A. H. 2007. An introduction to the R programming environment. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-01.
- Sparks, A.H., P.D. Esker, M. Bates, W. Dall' Acqua, Z. Guo, V. Segovia, S.D. Silwal, S. Tolos, and K.A. Garrett, 2008. Ecology and Epidemiology in R: Disease Progress over Time. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-02.
- Esker, P.D., A.H. Sparks, G. Antony, M. Bates, W. Dall' Acqua, E.E. Frank, L. Huebel, V. Segovia, and K.A. Garrett, 2007. Ecology and Epidemiology in R: Modeling dispersal gradients. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-03.
- Sparks, A.H., P.D. Esker, G. Antony, L. Campbell, E.E. Frank, L. Huebel, M.N. Rouse, B. Van Allen, and K.A. Garrett. 2008. Ecology and Epidemiology in R: Spatial Analysis. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-04.
- Esker, P.D., A.H. Sparks, L. Campbell, Z. Guo, M. Rouse, S.D. Silwal, S. Tolos, B. Van Allen, and K.A. Garrett, 2008. Ecology and Epidemiology in R: Disease Forecasting. The Plant Health Instructor. DOI:10.1094/PHI-A-2008-0129-05.
- Mudita, I W., (2013). Membuat Kurva dan Menghitung LDBK untuk Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan. Blog Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (versi lama). Diakses dari: http://muditaept.blogspot.com/2013/11/membuat-kurva-dan-menghitung-ldbk-untuk.html
Lanjutkan membaca Materi 3.4 untuk mengerjakan Tugas Kuliah, Menandatangani Daftar Hadir dan Memasukkan Melaksanakan Laporan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 5 Maret 2019, revisi termutakhir: 18 Februari 2020
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 5 Maret 2019, revisi termutakhir: 7 Maret 2024
Terima kasih untuk materinya pak .
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah apa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang
Makasi pak untuk materinya
ReplyDeletepertanyaan saya adalah bagaimana cara membedakan konsep laju sebaran penyakit dengan konsep gradien penyakit?
Terima kasih atas materi tentang Analisis Perkembangan Penyakit Dalam Ruang 1.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah :
Jelaskan perbedaan antara model fisik Model empirik didasarkan semata-mata data?
Pada materi yang telah disajikan diatas , model sebaran penyakit berfokus pada laju perubahan absolut intensitas penyakit (Y)dalam ruang (s).Mengapa harus demikian pak ? dan apa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang ?
ReplyDeleteTerima kasih untuk materinya pak.
ReplyDeleteAnalisis gradien pencar patogen dan gradien penyakit mengasumsikan bahwa padat populasi patogen dan intensitas penyakit akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak dari sumber pencar, mengapa demikian ?
terima kasih pak atas materinya.
ReplyDeletepertanyaan sya adalah: apa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit.
Terimakasih pak buat materinya yang ingin saya tanyakan adalah mengapa Model sebaran penyakit (disease spread model) berfokus pada laju perubahan absolut intensitas penyakit (Y) dalam ruang (s)?
ReplyDeleteTerima kasih atas materinya Pak,
ReplyDeletePada materi diatas saya kurang paham mengenai pola ruang penyakit secara relatif terhadap arsitektur tanaman inang.
Terimahkasih untuk materinya pak.
ReplyDeleteYang menjadi pertayaan saya apa yang dimaksud dengan model fisik kepulan asap Gauss (Gaussian plume model), teori transfer gradien (gradient transfer theory), dan model jalan acak (random walk model)?
Yang ingin saya tanyakan adalah apa perbedaan model penyebaran penyakit, muali dari model 1, model 2, model 3, dan model 4 ? Apakah pada aplikadi R seperti exel bisa dipakai dengan menggunakan rumus yang sederhana agar bisa lebih dimengerti ? Terima kasih bapak.
ReplyDeletePertanyaan saya: apakah gradien pencar patogen dan gradien penyakit baik berupa titik, garis, maupun bidang, hanya dapat ditetapkan secara sengaja? Mengapa ditetapkan secara sengaja? Da bagaiman cara yabg dilakukan untuk menetapkan gradien pencar patogeb dan gradien penyakit ?
ReplyDeleteBaik pak terima kasih yang ingin saya tanyakan mengapa pola sebaran penyakit berkaitan dengan perubahan intensitas penyakit dalam jarak?
ReplyDeleteTerima kasih bapak atas materinya..
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah dalam proses pemencaran inokulum dapat berupa titik, garis dan bidang. Diantara ke tiga pemencaran ini apakah inokulum yang menyebar akan sama pada setiap sumber pemencaran??
Mengapa teknik sebaran penyakit jarak jauh harus menggunakan teknik analisis tersendiri?
ReplyDeleteMengapa tidak menggunakan teknik analisis regresi?
Apakah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang hanya menggunakan aplikasi R?
ReplyDeleteModel empirik didasarkan semata-mata atas data, sedangkan model fisik didasarkan atas data dan proses fisik tertentu, mengapa demikian?
ReplyDeletePada materi dijelaskan bahwa Pola sebaran penyakit berkaitan dengan perubahan intensitas penyakit dalam jarak, sedangkan pola ruang penyakit berkaitan dengan kedudukan satu satuan penyakit. Bagaimana perubahan intensitas penyakit dalam jarak dan kedudukan satu satuan penyakit?
ReplyDeleteslamat pgi pak, trimakasih untk materinya. sy ingin bertanya bagaimana cara yang di lakukan untuk menetapkan gradien pancar patogen dan gradien penyakit?
ReplyDeleteDari materi di atas sudah di sampaikan caranya 1.Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y=aPs-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s)
Delete2.Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= aEexp(-bEs) dan persamaan linier ln(Y)=ln(aE)-bEs
3.Model Mund dan Leonard, dengan persamaan integrasi Y= aP(s’+h)-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s’+h)
Pada ketiga model di atas, Y=padat populasi inokulum (gradien pencar patogen) atau Y=intensitas penyakit (gradient penyakit), s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan faktor trunkasi h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk model Power Law dan aE, dan bE=parameter b0 dan b1 untuk model Eksponensial. Persmaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y=b0+b1X.
Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa untuk menentukan apakah sebaran penyakit secara acak atau berkelompok dapat menggunakan spasial analysis
ReplyDeleteTrimksih materinya pak,sy ingin bertanya bagaimana cara untuk mengendalikan penyakit dalam pendekatan jarak antara tanaman sehat atau penyakit?
ReplyDeleteDan bagaimana mengukur persebaran penyakit dalam 3 indeks?
Pendekatan jarak antar tanaman sehat atau sakit terdiri atas 3 ukuran jarak.
ReplyDelete1.Nilai duga kerapatan tanaman berpenyakit (kejadian penyakit) (p);
2.Jarak tanaman sakit acak ke tanaman sakit terdekat;
3.Jarak satu titik acak ke tanaman sakit terdekat.
saya kurang memahami maksud dari ketiga pernyataan tersebut.
Terima kasih pak atas materinya, dari materi yang diatas menjelaskan bagaimana cara menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang denga menggunakan add-ins Anaylisis Toolpak pada program aplikasi tabel jalur excel dan bisa juga menggunakan program aplikasi statistika R untuk melakukan analisis regresi yang diperlukan.
ReplyDeleteTerima kasih atas materi tantang:Menganalisis Pemencaran Patogen, Sebaran Penyakit, dan Pola Spasial Penyakit dengan Menggunakan Add-in Analysis ToolPak dan dengan Program Aplikasi Analisis Statistik R
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah berapa lama waktu yang di perlukan penyakit untuk tumbuh atau berkembang dari tanaman 1 ke tanaman 2 . Terima kasih
Terimakasih pak
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri?
Florentina Lappa Huky
Terimakasih pak
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri?
Florentina Lappa Huky
Trimah kasih pak yang ingin saya tanyakan
ReplyDeleteApa Nilai D yang diperoleh selanjtnya digunakan untuk menentukan pola sebaran spasial dengan berdasarkan atas distribusi normal atau distribusi F. Pendekatan jarak hanya dapat digunakan terhadap tanaman sakit yang tersebar secara alami di lapangan sebagaimana misalnya pohon sakit di kawasan hutan, tidak dapat digunakan untuk tanaman yang ditanam dengan jarak tanam kira" dari beberapa hal tersebut dapat merugikan tanaman atau tidak
Apa yang dimaksudkan dengan propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul?
ReplyDeletePropagaul yaitu suatu bentuk atau bagian dari organisme yang dipergunakan sebagai alat penyebaran atau reproduksi.
Deletepropagul adalah bahan yang berfungsi untuk menyebarkan suatu organisme ke tahap selanjutnya dalam siklus hidupnya, misalnya melalui penyebaran. Faktor lingkungan yang dimaksud, contohnya angin yang membantu penyebaran propagul.
Deletepropagul adalah bahan yang berfungsi untuk menyebarkan suatu organisme ke tahap selanjutnya dalam siklus hidupnya, misalnya melalui penyebaran.
DeleteSelamat pagi
ReplyDeleteSaya ingin bertanya sesuai dengan materi yang ada.
Jelaskan perbedaan antara pemencaran patogen yang menghasilkan gradien pencar patogen dari sebaran penyakit yang menghasilkan gradien penyakit
Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul. Sebaliknya, sebaran penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit.
DeleteMengapa pada gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang?
ReplyDeleteKarena Gradien pencar patogen menyatakan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya.
Deleteapa yang dimaksud dengan laju perubahan absolut intensitas penyakit dalam ruang ?
ReplyDeleteIntensitas serangan penyakit mencakup incidence, severity, dan kehilangan hasil. Insidence adalah jumlah unit tanaman yang terinfeksi yang digambarkan dalam persentase unit tanaman yang sakit, misalnya percentage daun atau tanaman yang terserang. Sedangkan severity adalah area dari jaringan tanaman yang sakit dan digambarkan sebagai persentase area tanaman yang sakit. Kehilangan hasil adalah sebagian dari hasil yang petani tidak dapatkan karena penyakit merusak hasil secara langsung atau dengan cara merusak tanaman sebelum berproduksi.
Deleteapa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit
ReplyDeletePola spasial menjelaskan tentang bagaimana fenomena geografis
Deleteterdistribusi dan bagaimana perbandingannya dengan fenomena lainnya. Dalam
hal ini, statistika spasial merupakan alat yang banyak digunakan untuk
mendiskripsikan dan menganalisis pola spasial tersebut, yaitu bagaimana objekobjek geografis terjadi dan berubah di suatu lokasi. Selain itu juga dapat
membandingkan pola objek disuatu lokasi dengan pola objek yang ditemukan di
lokasi lain.
Bagaiamanakah cara Menganalisis Sebaran Penyakit dengan baik dan Benar
ReplyDeleteDari materi di atas sudah di sampaikan caranya 1.Model Power Law, dengan persamaan integrasi Y=aPs-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s)
Delete2.Model Eksponensial, dengan persamaan integrasi Y= aEexp(-bEs) dan persamaan linier ln(Y)=ln(aE)-bEs
3.Model Mund dan Leonard, dengan persamaan integrasi Y= aP(s’+h)-bP dan persamaan linier ln(Y)=ln(aP)-bPln(s’+h)
Pada ketiga model di atas, Y=padat populasi inokulum (gradien pencar patogen) atau Y=intensitas penyakit (gradient penyakit), s=jarak, s’=jarak setelah dikoreksi dengan faktor trunkasi h, h=parameter yang merupakan intersep jika s’=0, sedangkan aP dan bP=parameter b0 dan b1 untuk model Power Law dan aE, dan bE=parameter b0 dan b1 untuk model Eksponensial. Persmaan linier identik dengan persamaan regresi linier sederhana derajat satu Y=b0+b1X.
Analisis sebaran penyakit dilakukan dengan pemodelan yang berfokus pada laju perubahan absolut kejadian atau keparahan penyakit (Y) dalam jarak (s). Pemodelan sebaran penyakit dikembangkan dari model Power Law dan Model Eksponensial dengan mentransformasikan kejadian atau keparahan penyakit dengan transformasi Monit atau transformasi logit sebagai berikut:
DeletePengembangan model Power Law 1, dengan persamaan integrasi Y=1-a*sb dan persamaan linier ln[1/(1-y)]=a-b*ln(s), tanpa satua;
Pengembangan model Power Law 2, dengan persamaan integrasi Y=1/(1+a*sb) dan persamaan linier ln[y/(1-y)]=a-b*ln(s), tanpa satuan;
Pengembangan model Eksponensial 1, dengan persamaan integrasi Y=1-a*exp(b*s) dan persamaan linier ln[1/(1-y)]=a-b*s, satuan (Jarak-1);
Pengembangan model Eksponensial 2, dengan persamaan integrasi Y=1/[1+a*exp(b*s)] dan persamaan linier ln[y/(1-y)]=a-b*s, satuan (Jarak-1);
Proses Pemencaran Patogen dan Sebaran Penyakit
DeletePerkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen (pathogen dispersal) sebagai proses perpindahan satuan perkembangbiakan suatu patogen dari tempat satuan perkembangbiakan tersebut dihasilkan sebagai sumber. Satuan perkembangbiakan patogen lazim disebut propagul, dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Sumber dapat berupa titik, garis, atau bidang. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemnecaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh.
Bagaimana cara menganalisis pemencaran penyakit dan Menyimpulkan menjadi sesuatu Data yang nyata dan tidak nyata serta bagaimana Melihat pola acak dan tidak acak.. Terima kasih
ReplyDeleteDalam menganalisis pemencaran penyakit menggunakan Excel apakah data analisis yang dihasilkan benar menggambarkan model pemencaran penyakit dan bagaimana memastikan bahwa hasil analisi benar?
ReplyDeleteTerima kasih pak
Apakah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang hanya menggunakan aplikasi R?
ReplyDeletemenggunakan program aplikasi statistik R dan program aplikasi sistem informasi geografik ( geographic informastion system , SIG).
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteapa yang akan terjadi apabila sebaran penyakit tidak menghasilkan gradien penyakit, selain itu bila ada dampak buruknya apakah yang harus dlakukan untuk mengatasi hal tersebut? Terima kasih
ReplyDeleteperlu dicermati kembali, sebaran penyakit itu pasti akan terjadi pada setiap MH, tak terkecuali tanaman, dalam pola terkena seranganya pasti akan membentuk pola entah dalam grafik tinggi ataupun rendah, karena dalam pengamatan bukan yang harus diperhatikan setiap hari gejalanya mengingat serangan patogen berbeda-beda hingga inokulumnya terinkumbasi
DeleteDalam pemencaran patogen yang diukur adalah padat populasi patogen tanpa memerlukan keberadaan tanaman inang, sedangkan dalam sebaran penyakit yang diukur adalah kejadian atau keparahan penyakit pada individu tanaman dengan jarak tertentu dari sumber. Mengapa demikian? Apa dampak dari pengukuran tersebut bila terjadi kendala atau hambatan?
ReplyDeleteMengapa jarak dapat menurunkan populasi patogen dan intensitas Penyakit
ReplyDeletekarena kan serangan tergantung seberapa jauhnya inokulum tersebar entah lewat angin, air, ataupun vektor seperti manusia dan hewan. semakin dekat dengan sumber inokulum maka potensi terserangnya makin tinggi dam sebaliknya
DeletePenyebaran penyakit pada tanaman dapat terjadi melalui angin, air, atau serangga. Hal ini mengakibatkan terjadinya penularan penyakit antara tanaman satu ke tanaman yang lain. maka tanaman yang rapat atau berdempetan sangat rentan akan penyebaran penyakit karena perpindahan penyakit yang sangat mudah.
DeleteBaik terima kasih atas waktunya.
ReplyDeletePada materi dijelaskab bahwa Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang.
Yang ingin saya tanyakan adalah apakah tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh penyebarab pasif dan aktif sama atau berbeda.
Terima kasih.
bagaimana Proses Pemencaran Patogen dan Sebaran Penyakit
ReplyDeletebisa dibaca dimateri sebelumnya yang sudah dijelaskan, bahkan silahkan membaca kembali materi semester 3 MK Ilmu Penyakit Tumbuhan
Delete* Perkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen (pathogen dispersal) sebagai proses perpindahan satuan perkembangbiakan suatu patogen dari tempat satuan perkembangbiakan tersebut dihasilkan sebagai sumber. Satuan perkembangbiakan patogen lazim disebut propagul, dapat berupa spora, fragmen hifa, individu sel, organ pertahanan hidup, dan sebagainya. Sumber dapat berupa titik, garis, atau bidang. Pemencaran terjadi secara aktif maupun secara pasif. Pemencaran secara aktif terjadi melalui mekanisme pelepasan propagul dari tempat dihasilkan, sedangkan pelepasan secara pasif difasilitasi oleh hembusan angin, percikan dan aliran air, perantaraan mahluk hidup lain sebagai vektor, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang. Pemencaran secara aktif terjadi dalam jarak dekat, pemnecaran secara pasif dengan bantuan air dan vektor dalam jarak sedang, dan pemencaran secara pasif dengan bantuan angin, perpindahan tanaman terinfeksi, serta perpindahan barang dan orang terjadi dalam jarak jauh.Pemencaran propagul menghasilkan gradien pencar patogen (pathogen dispersal gradient). Jika dalam jalur yang dilalui oleh propagul terdapat tanaman rentan dan lingkungan yang mendukung maka pemencaran propagul patogen akan menghasilkan sebaran penyakit (disease spread).Gradien pencar patogen menyatakan distribusi frekuensi jarak yang ditempuh oleh individu-individu propagul dalam populasi suatu jenis patogen tertentu dalam arah tertentu dari sumbernya. Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul.
Delete*Sebaran penyakit melibatkan tanaman inang dan faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit, dimulai dari pelepasan (release), pengangkutan (transport), dan penempatan (deposition) pada permukaan tanaman sehingga memungkinkan propagul menjadi inokulum yang siap menginfeksi dan menyebabkan tanaman menjadi sakit. Sebaran penyakit menghasilkan gradien penyakit (disease gradient) yang menyatakan distribusi frekuensi jarak terjadinya penyakit dengan kejadian atau keparahan tertentu.
Terima Kasih
bagaimana cara menganalisis sebaran penyakit?
ReplyDeletebisa menggunakan excel yang paling sederhana, dan juga menggunakan aplikasi R. intinya sebelum menganalisis pastikan data sudah terkumpul dengan lengkap.
DeleteSelamat pagi bapa, saya ingin bertanya terkait dengan materi ini, ketika kita melakukan pemograman regresi, mengapa data yang paling diperhatikan yakni p value, r kuadrat, dan juga koefisiennya?
ReplyDeleteBaikBaik, terima kasih Bapak
ReplyDeleteTerkait dengan materi Yang telah diberikan, dimana dalam materi dijelaskan bahwa Gradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul. Mengapa demikian ?
Apakah ada cara lain dalam menganalisis perkembangan penyakit selain menggunakan Add-ins
ReplyDeleteAnalisis Toolpak dalam Excel?
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSebutkan faktor yang mendukung perkembangan penyakit?
ReplyDeleteYaitu tanaman inang,patogen,lingkungan
DeleteLingkungan, patogen dan juga tanaman inang
DeleteUntuk mendukung perkembangan penyakit maka harus adanya interaksi adanya tiga komponen yaitu patogen yang virulen, tanaman yang rentan dan lingkungan yang mendukung.
DeleteApa itu pendekatan empirik dan oendekatan fisik?
ReplyDeletePendekatan empirik adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa adanya.
DeleteSedangkan pendekatan fisik adalah pendekatan yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai atas pekerjaan yang dilaksanakan.
Dalam menganalisis data terkait Pemencaran Patogen dan sebaran penyakit,apakah aplikasi R atau exel yang memberikan hasil paling akurat?
ReplyDeleteDua-duanya memberikan hasil akurat, hanya saja aplikasi R setingkat lebih cepat menganalisi data.
DeletePada program aplikasi analisis statistik R besutan R Project for Statistical Computing. Dalam penggunannnya memerlukan dasar-dasar pemrograman yang benar-benar dipahami sehingga tidak dalam waktu singkat, Kedua aplikasi ini memiliki Nilai Akurat Namun dalam analisis data lebih baik menggunakan add-ins Analysis ToolPak dalam program aplikasi Excel yang Lebih cepat dan akurat
DeleteGradien pencar patogen tidak melibatkan tanaman inang, melainkan hanya propagul dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perpindahan propagul.
ReplyDeleteMengapa demikian?
Dengan adanya faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan propagul. Propagul adalah tanaman yang digunakan perkecambahan. Patogen mungkin sudah ada pada propagul sehinggan pencaran patogen akan meluas.
DeleteApa perbedaan antara analisi pemencaran menggunakan model power law dan model eksponensial dan dari kedua model diatas mana yang datanya lebih akurat?
ReplyDeleteApakah gradien pencar patogen dan gradien penyakit baik berupa titik, garis, maupun bidang, hanya dapat ditetapkan secara sengaja?
ReplyDeleteApakah model analisis gradien patogen akurat atau tidak
ReplyDeletepada gradien pencar patogen mengapa tidak melibatkan tanaman inang?
ReplyDeleteMengapa perkembangan penyakit dalam ruang dimulai dari pemencaran patogen?
ReplyDeleteFaktor apa saja yang bisa mempegaruhi terjadinya proses pemecaran patogen dan seberan pada penyakit?.
ReplyDeleteBagaimana menganalisis pola spasial dengan membandingkan pola objek disuatu lokasi dengan pola objek di lokasi lain?
ReplyDeleteseperti apa hubungan antara waktu pengamatan dengan transformasi data kejadian atau keparahan penyakit ?
ReplyDeleteApa yang dimaksud dengan pemencaran propagul?
ReplyDeletearti pemencaran propagul yaitu terjadi persebaran patogen
DeleteBagaiamana cara mengetahui kejadian atau keparahan penyakit akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak dari sumber ?
ReplyDeleteapakah ada batasan jarak tertentu untuk menganalisis sebaran penyakit?
ReplyDeleteTentang batasan jarak tertentu untuk menganalisis sebaran penyakit, informasi yang tersedia tidak menyediakan spesifikasi mengenai jarak yang harus diterapkan dalam analisis. Namun, dalam pemodelan epidemiologi, jarak merupakan faktor yang berpengaruh dalam perpindahan propagul dan penyebaran penyakit. Pemencaran propagul dapat terjadi dalam jarak dekat, sedang, dan jauh, tergantung pada mekanisme pemencaran yang aktif atau pasif
Deleteapakah sebaran penyakit secara acak atau berkelompok dapat menggunakan spasial analysis
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apa perbedaan teknik analisis tersendiri dengan analisis regresi, sehingga untuk hitung sebaran penyakit yang jauh harus menggunakan analisis tersendiri
ReplyDelete
ReplyDeleteCoba jelaskan mekanisme propugal dan prlepasan secara pasif yang fasilitasi oleh hembisan angin
Untuk mengetahui Penyebaran penyakit secara acak atau berkelompok perlu kita menggunakan spesies analisis agar kita bisa dapat mengetahui mekanisme penyebrannya
ReplyDeleteapa perbedaan antara pola sebaran penyakit dan pola spasial penyakit?
ReplyDelete