Selamat Datang

Selamat datang di blog baru matakuliah Epidemiologi Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Blog ini menggantikan blog sebelumnya dengan nama yang sama tetapi dengan URL dan materi yang berbeda. Tulisan pada blog terdiri atas ringkasan materi pokok bahasan yang diajarkan dalam matakuliah ini. Silahkan mengklik menu Daftar Isi untuk melihat materi seluruh pokok bahasan atau klik tombol Postingan Lama untuk membaca postingan materi kuliah dari awal. Klik menu Smt Genap 2021/2022 untuk memeriksa dosen pengampu, tugas, dan jadwal perkuliahan. Silahkan kunjungi blog secara rutin dan jelajahi bagian-bagiannya untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dan bagikan blog dengan mengklik pilihan media sosial berbagi pada tepi kiri blog atau bagikan materi kuliah dengan mengklik pilihan media sosial pada setiap materi kuliah.

Saturday, February 28, 2015

3.2. Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan dalam Waktu (2): Analisis Regresi terhadap Data Kemajuan Penyakit

Pada tulisan sebelumnya, saya sudah menjelaskan cera menggambarkan perkembangan penyakit dengan menggunakan kurva dan menganalisis perkembangan penyakit dengan menghitung LDBK. Perubahan merupakan kata kunci yang begitu penting dalam mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan, khususnya perubahan dari satu waktu ke waktu berikutnya. Oleh karena itu, sebelum menguraikan mengenai perubahan dalam ruang, yaitu perubahan dari satu tempat ke tempat lain, saya perlu menguraikan cara lain untuk menganalisis perubahan penyakit dalam waktu dengan menggunakan teknik analisis regresi. Menganalisis perubahan penyakit dalam waktu, yaitu dari satu waktu ke waktu berikutnya, dengan menggunakan analisis regresi memungkinkan kita mengetahui dua hal penting mengenai perkembangan penyakit tumbuhan, yaitu pola perkembangan monosiklik atau polisiklik sebagaimana sudah saya uraikan pada Materi Kuliah 3 dan laju perkembangan intrinsik penyakit, yaitu pertambahan tingkat kejadian atau keparahan penyakit per satuan waktu, yang kita bahas pada materi kuliah ini. 

3.2.1. MATERI KULIAH

3.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Pada tulisan ini kita akan belajar cara menggunakan analisis regresi linier sederhana (simple linear regression) untuk menganalisis perkembangan penyakit. Sebelum melanjutkan, silahkan pelajari terlebih dahulu apa itu analisis regresi linier sederhana. Bila memerlukan lebih banyak contoh, silahkan pelajari lagi dan sekali lagi. Tolong agar ketiga tautan ini benar-benar telah diklik dan dipelajari, sebelum melanjutkan membaca materi kuliah ini. Bila sudah mempelajari, secara sederhana dapat saya sampaikan bahwa analisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistik untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y. Sebagaimana tersirat dari namanya, linier berarti lurus dan sederhana berarti hanya menggunakan satu peubah bebas, dalam hal ini hanya satu peubah bebas X. Dalam mempelajari perkembangan penyakit dalam waktu, yang merupakan peubah bebas X adalah waktu dan yang merupakan peubah tidak bebas Y adalah kejadian, keparahan penyakit, atau cacahan penyakit (salah satu, bukan ketiga-tiganya).

Sekarang, mari kita kembali sejenak memperhatikan Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4 yang menggambarkan kurva kemajuan penyakit sebagaimana sudah kita pelajari pada materi kuliah 2.1. Silahkan klik tautan yang tersedia, sebelum melanjutkan membaca tulisan ini. Di antara keempat kurva perkembangan penyakit tersebut, tidak ada satupun yang merupakan garis lurus. Artinya, penyakit tidak berkembang secara lurus seiring dengan perubahan waktu, melainkan membentuk garis melengkung berkelok. Oleh karena itu, untuk melakukan analisis regresi linier, kita perlu terlebih dahulu mengubah posisi titik-titik yang membentuk garis melengkung berkelak-kelok tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga menjadi mendekati lurus. Istilah "sedemikian rupa" dalam hal ini bermakna bahwa dalam mengubah posisi titik-titik yang membentuk garis melengkung berkelok menjadi mendekati lurus, perubahan posisi dilakukan tanpa mengubah nilai Y, yaitu nilai kejadian atau keparahan penyakit. Lalu bagaimana melakukan perubahan tanpa mengubah nilai?

Ketika belajar matematika di SMA/SMK/MA, sudah diajarkan bahwa 10 pangkat 2 bernilai 100, 10 pangkat 3 bernilai 1.000 dan seterusnya. Juga sudah diajarkan bahwa log(10) bernilai 1, log(100) bernilai 2, log(1000) bernilai 3, dan seterusnya. Sekarang, dengan menggunakan program aplikasi Excel, coba buat kurva kejadian atau keparahan penyakit dengan nilai kejadian 10, 100, 1.000, 10.000, dan 100.000 untuk waktu pengamatan 1, 2, 3, 4, dan 5. Sudah selesai? Bila sudah, silahkan ubah angka 10, 100, 1.000, 10.000, dan 100.000 dengan menggunakan log sehingga diperoleh angka 1, 2, 3, 4, dan 5 lalu buat kurva perkembangan kejadian penyakit dengan menggunakan nilai hasil log tersebut terhadap waktu yang sama. Selain menggunakan logaritma berbasis 10, transormasi menjadi linier atau linearisasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan logaritma berbasis konstanta e yang bernilai 2.718281828459... (dan seterusnya) yang dikenal sebagai log natural dan lazim disingkat ln. Bila kedua kurva sudah selesai maka Anda akan memperoleh hasil sebagaimana tampak pada Gambar 3.2.1. Perhatikan bahwa titik-titik kejadian penyakit yang pada kurva pertama membentuk garis melengkung ke atas, pada kurva kedua menjadi membentuk garis lurus. Perubahan tidak dilakukan dengan mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit, melainkan hanya dengan menggunakan nilai logaritma kejadian atau keparahan penyakit. Namanya memang berubah, tetapi substansinya tetap sama, yaitu kejadian atau keparahan penyakit.

Gambar 3.2.1. Kurva Perkembangan Penyakit: Melengkung (Kiri) dan Diluruskan dengan Transformasi Log (Kanan)

Tetapi penyakit tumbuhan tidak selalu berkembang dengan pola perkembangan 10, 100, 1.000, 10.000, 100.000, dan seterusnya, yang kurvanya berbentuk sangat melengkung ke atas. Artinya, kurva pada Gambar 1Gambar 2Gambar 3, dan Gambar 4 tidak bisa kita luruskan dengan menggunakan log maupun menggunakan ln (natural logrithm, log asli dengan basis konstanta e) untuk mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit untuk menghasilkan titik-titik yang membentuk garis lurus. Penyakit berkembang dengan menghasilkan kurva kemajuan penyakit melengkung mengikuti pola melengkung yang mengikuti salah satu dari model kurva berikut ini:
  1. Model kurva monomolekuler, mula-mula meningkat dengan cepat dan kemudian meningkat perlahan sehingga kurva kemajuannya menjadi semakin mendatar
  2. Model kurva logistik, mula-mula meningkat lambat, kemudian meningkat sangat cepat, dan akhirnya meningkat lambat kembali sehingga kurva kemajuannya berbentuk menyerupai huruf S.
  3. Model kurva Gomperts, sama seperti pada model kurva logistik, tetapi pada awalnya meningkat dengan sangat lambat dan kemudian setelah meningkat dengan sangat cepat tiba-tiba berubah menjadi meningkat dengan sangat lambat kembali sehingga kurva kemajuannya berbentuk huruf S dengan sudut yang tajam.
Bentuk ketiga model kurva kemajuan penyakit di atas berubah bergantung pada: (1) nilai kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit awal pada saat waktu t=0, (2) laju perkembangan penyakit, (3) nilai kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit maksimum pada akhir perkembangan penyakit, dan (4) lama waktu berlangsungnya perkembangan penyakit t=0 sampai t=n. Situs R4PDE menyediakan aplikasi shiny, yaitu aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman r, dengan nama Epidemic Models untuk memeriksa perubahan bentuk kurva kemajuan penyakit seiring dengan perubahan keempat faktor yang mempengaruhinya tersbut. Setiap model kurva kemajuan penyakit disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk persamaan (y = f(t)) dan bentuk turunan pertama persamaannya (dy/dt). Silahkan klik tautan dan coba mengubah keempat faktor di atas untuk melihat bagaimana perubahan bentuk yang terjadi terhadap kurva persamaannya dan terhadap kurva turunan pertamanya. 

Kurva kemajuan penyakit sebagaimana disajikan pada  Gambar 1Gambar 2Gambar 3, dan Gambar 4 di atas termasuk salah satu dari ketiga bentuk kurva dalam aplikasi shiny  Gambar 1Gambar 2Gambar 3, dan Gambar 4  tersebut, tetapi bentuk model yang mana? Untuk menenetukan termasuk bentuk model yang mana, cara yang paling mudah adalah dengan meluruskannya dan kemudian melakukan analisis regresi linier sederhana terhadap data hasil pelurusannya. Namun kurva kemajuan penyakit tidak dapat diluruskan dengan menggunakan logarisma maupun logaritma bilangan asli. Untuk menghasilkan garis lurus dari kurva kemajuan penyakit yang bentuknya mengikuti salah satu dari bentuk kurva dalam aplikasi shiny Epidemic Models perlu kita gunakan cara lain. Tapi apapun caranya, pengenaan operasi matematis tertentu tanpa mengubah nilai sebenarnya dari kejadian, keparahan penyakit, atau cacahan penyakit disebut transformasi (transformation). Karena transformasi yang dilakukan mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit yang semula membentuk garis melengkung menjadi membentuk garis lurus maka dalam hal ini transformasi juga disebut transformasi linier (linear transformation) atau linierisasi (linearization). 

Sekarang, mari kita kembali sejenak ke tulisan mengenai daur penyakit. Mari kita ingat kembali bahwa berdasarkan atas pola perkembangannya, penyakit tumbuhan dapat dibedakan menjadi penyakit-penyakit monosiklik dan penyakit-penyakit polisiklik. Bila kejadian atau keparahan penyakit dinyatakan sebagai Y maka individu atau permukaan tumbuhan yang masih tersedia untuk diinfeksi oleh inokulum sekunder adalah (1-Y). Ingat pula bahwa kejadian atau keparahan penyakit dapat dinyatakan sebagai persentase (%) atau proporsi. Misalnya kejadian atau keparahan 2% dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi sebagai 0,02. Dari satu populasi tumbuhan yang telah terinfeksi sebesar 2% tersisa tumbuhan belum terinfeksi sebanyak 98%. Dengan menggunakan analisis matematis yang kompleks diperoleh bahwa:
  • Penyakit-penyakit monosiklik berkembang menghasilkan kurva kemajuan penyakit dengan model monomolekuler. Kurva model monomolekuler dapat dijadikan lurus dengan melakukan transformasi untuk melinierkan (linearisasi) dengan menghitung ln terhadap 1/(1-Y) atau ln(1/(1-Y)) dan 
  • Penyakit-penyakit polisiklik berkembang menghasilkan kurva kemajuan penyakit dengan model logistik. Kurva model logistik dapat dijadikan lurus dengan melakukan transformasi untuk melinierkan (linearisasi) dengan menghitung nilai ln terhadap Y/(1-Y) atau ln(Y/(1-Y)).
Transformasi ln(1/(1-Y)) disebut transformasi monit (monit transformmation), sedangkan transformasi ln(Y/(1-Y)) disebut transformasi logit (logit transformation):
monit Y=ln(1/(1-Y)), Y adalah kejadian atau keparahan penyakit dalam proporsi
logit Y=ln(Y/(1-Y)), Y kejadian atau keparahan penyakit dalam proporsi
Perkembangan penyakit-penyakit monosiklik dilinierkan hanya dengan transformasi monit, jika data perkembangan suatu penyakit tidak dapat dilinierkan dengan transformasi monit berarti bukan merupakan penyakit monosiklik. Jika data perkembangan penyakit suatu penyakit tidak dapat dilinierkan dengan transformasi monit, bisa jadi penyakit yang bersangkutan merupakan penyakit polisiklik sehingga perlu dilinierkan dengan transformasi logit. Tetapi bagaimana jika tidak juga dapat dilinierkan dengan transformasi logit? Jika terjadi demikian, berrarti penyakit polisiklik tersebut berkembang menghasilkan kurva kemajuan penyakit dengan bentuk bukan model linier, melainkan dengan bentuk model Gompertz. Kurva kemajuan penyakit dengan bentuk model Gompertz dapat diluruskan dengan melakukan transformasi menggunakan persamaan ln(1/(ln(1/Y))) atau ln(ln(1/(ln(1/Y))). Meluruskan kurva kemajuan penyakit bentuk model Gompertz dengan menggunakan persamaan tersebut dikenal sebagai transformasi gompit:
gompit Y=ln(1/(ln(1/Y)), Y adalah kejadian atau keparahan penyakit dalam proporsi. 
Bila perkembangan penyakit masih juga belum dapat dilinierkan dengan menggunakan transformasi gompit, masih tersedia transformasi lain yang bisa kita coba. Tetapi sebagai dasar mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan, cukup menggunakan dua pilihan untuk melinierkan perkembangan penyakit polisiklik, yaitu transformasi logit sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.

Berdasarkan uraian di atas berarti bahwa bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit berkembang secara monosiklik. Sebaliknya bila dapat dilierkan dengan transformasi logit atau dengan transformasi gompit berarti penyakit berkembang secara polisiklik. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana menentukan bahwa data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transformasi monit, logit, atau gompit? Untuk menjawab pertanyaan inilah maka kita perlu:
  1. Melakukan transformasi monit, logit, dan gompit terhadap data proporsi kejadian atau keparahan prnyakit;
  2. Melakukan analisis regresi linier antara hasil transformasi monit, logit, dan gompit dengan waktu; dan
  3. Menentukan hasil analisis mana dari analisis regresi terhadap hasil transformasi monit, logit, dan gompit yang memberikan hasil yang paling baik dengan cara melakukan evaluasi terhadap hasil analisis regresi.
Ketiga butir di atas kita lakukan dengan langkah-langkah:
  1. Mengubah data kejadian atau keparahan penyakit dalam persen menjadi data proporsi. 
  2. Melakukan transormasi monit, logit, dan gompit terhadap data proporsi kejadian atau keparahan penyakit.
  3. Melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan data hasil transormasi monit (monit(Y)), logit (logit(Y)), atau gompit (gompit(Y)) sebagai peubah tidak bebas Y dan waktu pengamatan sebagai peubah bebas X.  
  4. Mengevaluasi hasil analisis regresi linier sederhana yang sudah dilakukan untuk menentukan transformasi mana yang menghasilkan garis yang lebih lurus untuk menentukan pola perkembangan penyakit, apakah monosiklik atau polisiklik
  5. Menuliskan persamaan hubungan antara monit(Y), logit(Y), atau gompit(Y) dengan X untuk menentukan laju perkembangan intrinsik penyakit.
Untuk mengevaluasi hasil analisis regresi guna memilih transormasi yang menghasilkan garis paling lurus sebagaimana pada langkah 4, kita gunakan kriteria analisis regresi sebagai berikut:
  1. Signifikansi hasil analisis regresi dan signifikansi parameter kemiringan garis regresi, berdasarkan peluang melakukan kesalahan sebesar 0,01 (sangat nyata) atau 0,05 (nyata), paling tidak harus lebih rendah dari 0,05 (nyata);
  2. Nilai R2 (R kuadrat atau koefisien determinasi hasil regresi), yaitu nilai kuadrat dari koefisien hubungan antara peubah bebas X dan peubah bebas Y, semakin besar semakin baik;
  3. Kurva sisaan, yaitu kurva nilai selisih antara nilai Y sebenarnya dan nilai Y hasil perhiitungan dengan menggunakan persamaan garis regresi.
Dari hasil analisis regresi terhadap data hasil transormasi monit, logit, atau gompit yang memenuhi kriteria di atas, kita kemudian menuliskan persamaan:
monit(Y) = a + bX, atau
logit(Y) = a + bX, atau
gompit(Y) = a + bX,
bergantung pada transormasi mana yang memberikan hasil yang paling memenuhi kriteria. Pada persamaan ini, Y=hasil transformasi nilai proporsi kejadian atau keparahan penyakit (transformasi monit, logit, atau gompit), X=waktu, a=titik potong garis regresi terhadap sumbu Y, dan a=kemiringan garis regresi. Dalam hal ini, kemiringan garis regresi menyatakan laju perkembangan intrinsik penyakit (intrinsic rate of disease progress), yaitu laju yang menyatakan berapa satuan penyakit bertambah dari tiap satuan penyakit pada pengamatan sebelumnya, dinyatakan dalam satuan per penyakit per satuan waktu (misalnya 0,05/bercak/hari, bila penyakit diamati dalam satuan hari).

Anda dapat melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel dengan terlebih dahulu aktifkan add-ins Analysis ToolPak. Add-ins Analysis ToolPak tersebut merupakan bagian dari program aplikasi tabel lajur Excel, tetapi perlu dipasang terlebih dahulu dengan mengikuti langkah-langkah pada sheet Pasang Analysis ToolPak, sebelum dapat menggunakan Excel untuk melakukan analisis regresi linier sederhana. Selain itu Anda juga dapat melakukan analisis regresi linier sederhana di Excel dengan menggunakan add-ins SmartStatXL dengan terlebih dahulu mengunduh dan memasang, lalu mempelajari panduan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan add-ins SmartStatXL. Untuk berlatih menganalisis data perkembangan penyakit dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana menggunakan add-ins Analysis ToolPak dan menggunakan add-ins SmartStatXL, silahkan unduh dan simpan file contoh analisis menggunakan data kemajuan penyakit hawar betepi (halo blight) yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv. phaseolicola pada tanaman buncis yang kurva perkembangannya disajikan pada Gambar 3.2.2.

Gambar 3.2.2. Kurva perkembangan penyakit hawar bertepi (halo blight) yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv. phaseolicola pada tanaman buncis 

Pada file yang diunduh silahkan periksa sheet RLS_AnalysisToolPak untuk mempelajari cara melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan add-ins AnalysisToolPak dan periksa sheet RLS_SmartStatXL untuk mempelajari cara melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan add-ins SmartStatXL. File contoh tersebut menyajikan contoh pelaksanaan analisis regresi linier sederhana derajat satu yang dilakukan terhadap data perkembangan penyakit hawar bertepi (halo blight) yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv. phaseolicola pada tanaman buncis. Evaluasi terhadap hasil analisis regresi linier sederhana derajat satu menunjukkan bahwa transformasi yang paling sesuai untuk data perkembangan penyakit hawar betepi (halo blight) yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv. phaseolicola pada tanaman buncis adalah transformasi logit. Karena transformasi logit merupakan transformasi yang paling sesuai maka dapat disimpulkan penyakit hawar bertepi pada tanaman buncis tersebut berkembang secara polisiklik. Persamaan linier dan laju perkembangan hawar betepi pada tanaman buncis tersebut adalah: 
logit(Y)=-5,66849+0,12406*HST
dengan keterangan, Logit(Y)=transformasi logit terhadap proporsi penyakit, HST=waktu dalam satuan hari setelah tanam, -5,66849 merupakan garis potong garis regresi dengan sumbu logit(Y), dan 0,12406 menyatakan sudut kemiringan garis regresi terhadap sumbu X yang dalam hal ini menyatakan laju intrinsik perkembangan penyakit dalam satuan %logit(Y) per %logit(Y) penyakit awal per hari.

Untuk melakukan analisis regresi linier terhadap transformasi data kemajuan keparahan satu penyakit pada satu tanaman sebagaimana pada contoh kita perlu melakukan 3 kali analisis, yaitu terhadap data hasil transformasi monit, logit, dan gompit. Bayangkan jika harus melakukan analisis terhadap transformasi data kemajuan satu penyakit pada empat kultivar tanaman dan setiap kultivar terdiri atas empat ulangan sebagaimana halnya kemajuan penyakit hawar lambat tanaman kentang, berarti harus melakukan sebanyak 4 x 4 x 3 = 48 analisis regresi yang harus kita kerjakan satu per satu. Jika Anda melakukannya dengan menggunakan add-ins Analysis ToolPak atau SmartStatXL, Anda akan kewalahan. Tetapi Anda dapat melakukannya dengan mudah menggunakan R dengan cara menjalankan satu skrip untuk menganalisis ke-48 data perkembangan penyakit hawar lambat tanaman kentang tersebut. 

Kita dapat melakukan analisis regresi menggunakan R dengan menjalankan fungsi lm yang merupakan fungsi R Base untuk melakukan analisis regresi. Namun jika menggunakan fungsi lm, kita menjalankan funsi tersebut terhadap data hasil transformasi monit, logit, dan gompit sehingga kita perlu melakukan transformasi data terlebih dahulu. Melakuan analisis regresi linier juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa packages, antara lain package stat, package car. dan package MASS, juga terhadap data hasil transformasi. Namun agar kita tidak perlu repot melakukan transformasi data, kita dapat melakukan analisis regresi linier terhadap data kemajuan penyakit dengan menggunakan fungsi fit_lin() dari package epifitter, package yang secara khusus dibuat untuk melakukan analisis regresi terhadap data kemajuan penyakit. Untuk mempelajari cara melakukan analisis regresi linier terhadap data kemajuan penyakit, kita perlu terlebih dahulu memasang dan mengaktifkan package epifitter dan juga pakckage tidyverse. Silahkan memasang ketiga packages secara berturut-turut melalui RStudio dengan mengklik panel Package dalam panel utama Output dan kemudian mengklik Instal lalu mengetikkan nama package dalam kotak menu yang muncul. Setelah kedua packages terpasang, silahkan mengaktifkan dengan menjalankan perintah:
> library(epifitter)
> library(tidyverse)
Selanjutnya silahkan tampilkan dataset PowderyMildew dari package epifitter dan mengubah nama dataframe dengan mengetikkan perintah:
> data("PowderyMildew") # Memanggil dataframe
> KPT <- PowderyMildew # Mengubah nama dataframe mennadi KPT (kemajuan penyakit tepung)
> print(KPT) # Menyajikan data
Setelah memeriksa tampilan data KPT, tampak bahwa data tersebut terdiri atas peubah irrigation_type, moisture, block, time, dan sev masing-masing sebanyak 200 baris. Untuk kepentingan analisis kali ini, kita hanya akan menggunakan data dari block 1, irrigation type drip, dan moisture high. Untuk memilih data tersebut kita jalankan perintah:
> KPTpilih <- KPT %>% # Memilih data dengan menggunakan operator pipe %>%
+     filter(moisture == "High moisture", # Memilih data mositure high
+     irrigation_type == "Drip", # memilih data irrigation_type drip
+     block == 1) # Memilih data block 1
Untuk menampilkan data yang terpilih, silahkan jalankan perintah:
> print(KPTpilih)
Untuk mentransformasi data sev dengan transformasi monit, logit, dan gompit, terlebih dahulu kita jadikan peubah sev dalam dataframe KPTpilih sebagai vektor dengan nama datasev:
datasev <- KTPpilih$sev
Selanjutnya kita lakukan transformasi terhadap vektor datasev dengan menggunakan transformasi monit, logit, dan gompit:
> monitsev = log(1/(1-datasev))
> logitsev = log(datasev/(1-datasev))
> gompitsev = log(1/log(1/datasev))
Setelah tersedia vektor transformasi, kita melakukan analisis regresi dengan menjalankan perintah lm terhadap vektor monitsev, logitsev, dan gompitsev satu per satu. Untuk latihan kali ini, kita akan menjalankan hanya untuk data monitsev sebagai berikut:
> RLSmonitsev <- lm(monitsev ~ time, data = KPTpilih) # menjalankan perintah lm
> summary(RLSmonitsev) # Menampilkan hasil analisis regresi
> anova(RLSmonitsev) # Menampilkan tabel analisis regam (anova)
Untuk menyajikan sebaran data dan garis regresi, kita jalankan perintah plot sebagai berikut:
> attach(KPTpilih)
> plot(time, monitsev, main="Plot Sebaran MonitSev",
+      xlab="Waktu", ylab="MonitSev ", pch=19)
> abline(lm(monitsev~time), col="red") # regression line (y~x)
> lines(lowess(time,monitsev), col="blue") # lowess line (x,y)
Untuk menyajikan plot sisaan (residuals), kita jalankan perintah plot sebagai berikut:
# Membuat plot sisaan regresi
> plot(time, RLSmonitsev$residuals, main="Plot Sisaan RLSMonitSev",
xlab="Waktu", ylab="Sisaan", 
pch=16, col = "red")
Silahkan melanjutkan melakukan analisis regresi dan membuat plot untuk data logitsev dan data gompitsev dengan cara mengganti bagian yang sesuai pada rangkaian perintah di atas dengan logitsev dan gompitsev. Namun memerlukan waktu yang lebih singkat daripada jika kita menggunakan add-ins Analysis ToolPack maupun add-ins SmartStatXL.

Untuk melakukan analisis regresi data kemajuan penyakit secara efisien, kita dapat menggunakan fungsi fit_lin() dalam package epifitter, yang merupakan fungsi untuk melakukan analisis regresi data kemajuan penyakit. Sebelum melakukan analisis regresi, kita buat kurva perkembangan penyakit dengan menjalankan rangkaian perintah dari package ggplot2 berikut:
> KPTpilih %>%
>        ggplot (aes(time, sev)) + geom_line () + geom_point () + theme_minimal () +
>        labs(x="Waktu (hari)", y="Keparahan Penyakit (%)")
Selanjutnya kita jalankan analysis regresi bukan terhadap data hasil transformasi, melainkan langsung terhadap data sev:
> fit_lin(KPTpilih$time, KPTpilih$sev)
Kita memperoleh hasil analisis regresi kemajuan penyakit sebagai berikut:

Silahkan klik gambar untuk memperbesar. Hasil analisis tidak menampilkan signifikansi model, melainkan menampilkan nilai koefisien korelasi konkordansi Lin (CCC), nilai koefisien determinasi (r_squared), dan galat baku sisaan (RSE), dilanjutkan dengan nilai laju infeksi (infection rate) dan nilai inokulum awal (initial inokulum) yang disajikan secara berurutan dari atas ke bawah berdasarkan urutan nilai CCC dari terbesar ke terkecil. Laju infeksi (infection rate) yang disertai dengan simpangan baku dan selang kepercayaan bawah (lower) dan atas (upper) serta nilai duga (estimate) inokulum awal dengan dan tanpa transformasi (linearisasi) yang juga disertai dengan dengan simpangan baku dan selang kepercayaan bawah (lower) dan atas (upper), diberikan sekaligus untuk empat model kurva kemajuan penyakit, yaitu eksponensial, monomolekuler, logistik, dan Gompertz. Penggunaan fungsi fit_lin() dari package epifitter dengan demikian disertai dengan evaluasi model, dalam hal ini terpilih model Gompertz sebagai model yang paling sesuai untuk memodelkan kemajuan penyakit tepung. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit tepung tersebut merupakan penyakit polisiklik yang berkembang dengan laju intrinsik 0.0253 % per % per hari (+/- 0.0018) dari keparahan penyakit awal sebesar 0.0222%. Keluaran analisis regresi dapat disajikan sebagai plot dengan menjalankan perintah:
> keluaranregresi <- fit_lin(KPTpilih$time, KPTpilih$sev)
> plot_fit(keluaranregresi) + 
+     theme_minimal () + 
+     ylim(0, 0.5) +
+     labs(x="Waktu (hari)", y="Keparahan Penyakit (%)")
Dengan plot hasil sebagaimana di bawah ini:
Plot di atas menunjukkan bahwa transformasi gompit merupakan transformasi dengan sebaran data yang paling dekat dengan garis regresi.

Sebagaimana halnya melakukan analisis regresi dengan add-ins Analysis ToolPak maupun dengan add-ins SmartStatXL, melakukan analisis regresi dengan menjalankan fungsi lm dalam R Base perlu disertai dengan mengevaluasi hasil analisis regresi terhadap data transformasi monit, logit, dan gompit secara manual. Untuk mempelajari lebih lanjut cara penggunaan fungsi lm dalam R Base untuk melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menjalankan fungsi lm, silahkan baca Linear Regression in R Tutorial dari DataCamp dan Linear Regression in R: A Step-by-Step Guide & Examples dari Scribbr. Menganalisis regresi data kemajuan penyakit dengan menggunakan fungsi fit_lin() dalam package epifitter dapat dilakukan tanpa melakukan transformasi, melainkan langsung terhadap data keparahan penyakit dengan memberikan hasil regresi untuk kemajuan penyakit model eksponensial, model monomolekuler, model logistik, dan model Gompertz yang langsung dievaluasi untuk menentukan model yang terbaik. Selain fungsi fit_lin(), package epifitter juga menyediakan fungsi fit_multi untuk melakukan analisis regresi data kemajuan penyakit banyak pengamatan secara sekaligus, sebagaimana pengamatan kemajuan penyakit hawar lambat kentang dalam empat blok masing-masing untuk mpat kultivar kentang (16 data pengamatan). Untuk mempelajari lebih lanjut penggunaan fungsi fit_lin() dan fungsi fit_multi() dalam package epifitter, silahkan unduh dan baca file PDF artikel Analysis and simulation of plant disease progress curves in R: Introducing the epiftter package. Hasil menjalankan fungsi lin_multi() akan menghasilkan data laju intrinsik kemajuan penyakit dan data keparahan penyakit awal yang dapat sianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) untuk membandingkan kemajuan penyakit antar kultivar (membandingkan ketahanan kultivar terhadap penyakit) sesuai dengan rancangan percobaan yang digunakan. Untuk mempelajari cara mengerjakan ANOVA terhadap data rancangan percobaan dasar, silahkan baca materi kuliah perancangan percobaan: (1) RAL, (2) RAK, (3) RBSL, serta (4) Uji Lanjut ANOVA 1 dan (5) Uji Lanjut ANOVA 2. Pada materi kuliah tersebut Anda dapat mempelajari cara melakukan ANOVA dengan menggunakan add-ins SmartStatXL dan dengan menggunakan R.

3.2.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengunduh buku-buku dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Untuk memperoleh informasi tambahan, silahkan juga baca:
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

3.2.2. TUGAS KULIAH

3.2.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar dan/atau pertanyaan di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Senin, 27 Februari 2023 pukul 24.00 WITAKunjungi kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain, prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain pada saat mengikuti ujian tengah semester.
 
3.2.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Senin, 27 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.

3.2.2.3. Latihan Projek Kuliah
Untuk mengerjakan Latihan Projek Kuliah ini, silahkan uduh file teks yang memuat data kemajuan penyakit dan skrip untuk menganalisis data kemajuan penyakit hawal lambat kentang (HLK). Silahkan simpan file dalam folder D:\\LatihanR lalu klik untuk membuka dalam Notepad. Setelah file terbuka dalam Notepad, baca petunjuk dan lengkapi bagian-bagian yang sesuai dengan petunjuk perlu dilengkapi dengan mengetikkan perintah. Setelah semua bagian yang perlu dilengkapi telah lengkap, salin isi file lalu pada RStudio klik File>New File>RScript dan kemudian tempel isi file yang telah disalin. Selanjutnya simpan file sebagai file skrip dengan mengklik File>Safe as dan pada kotak dialog yang tampil ketik HLK_RLSlm&fitlin. Selanjutnya silahkan kerjakan tugas dengan menjalankan skrip dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Menjalankan perintah untuk mangaktifkan package epifitter dan package tidyverse, memasukkan data kemajuan hawar lambat kentang dengan menggunakan fungsi tribble, dan menyimpan file dalam format CSV pada drive D:\\LatihanR.
  2. Menjalankan perintah untuk mengubah data persentase menjadi data proporsi dan untuk mentransformasi data proporsi keparahan penyakit
  3. Menjalankan perintah untuk melakukan analisis Regresi Linier Sederhana (RLS) dengan menjalankan fungsi lm dari R Base terhadap seluruh data hasil transformasi. Terlebih dahulu jalankan perintah dengan memblok baris di bawah perintah sink("namafile") sampai baris di atas perintah sink(). Setelah tidak terjadi kesalahan, jalankan perintah mulai dari baris sink("namafile") sampai baris sink() untuk mengawali dan mengakhiri penyimpanan file hasil analisis dengan nama yang sesuai dengan "namafile"di dalam drive D:\\LatihanR. 
  4. Menjalankan perintah untuk melakukan analisis Regresi Linier Sederhana (RLS) dengan menjalankan fungsi fit_lin dari package epifitter terhadap seluruh data proporsi penyakit. Terlebih dahulu jalankan perintah dengan memblok baris di bawah perintah sink("namafile") sampai baris di atas perintah sink(). Setelah tidak terjadi kesalahan, jalankan perintah mulai dari baris sink("namafile") sampai baris sink() untuk mengawali dan mengakhiri penyimpanan file hasil analisis dengan nama yang sesuai dengan "namafile"di dalam drive D:\\LatihanR. 
  5. Membuka file CSV hasil penyimpanan dalam aplikasi Excel dan kemudian melakukan analisis RLS terhadap data kemajuan .penyakit untuk semua blok pada semua kultivar dengan menggunakan add-ins Analysis Toolpak dan kemudian dengann add-ins SmartStatXL. Simpan semua hasil analisis yang diperoleh dari menggunakan kedua add-ins dengan nama HasilAnalisisRLS_ToolPack&SmartStatXL pada dribe D:\\LatihanR
  6. Setelah menjalankan perintah lm pada langkah 3 dan perintah fit_lin pada langkah 4, tentukan manakah yang Anda pilih untuk melakukan analisis regresi kemajuan penyakit: apakah Analysis ToolPak, SmartStatXL, perintah lm dari R Base, atau perintah fit_lint() dari package epifitter disertai dengan alasannya.
Perintah sink("namafile") dan sink() dijalankan sebelum dan setelah menjalankan perintah tertentu untuk menyimpan hasil menjalankan perintah tertentu yang bersangkutan dalam formt TXT pada drive yang sebelumnya sudah ditetapkan melalui menu File>New Projek dalam RStudio. Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Senin, 11 Maret 2024 pukul 24.00 WITA.

3.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, silahkan mengisi dan memasukkan:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 6 Maret 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Senin, 11 Maret 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.
 
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 5 Maret 2019, revisi termutakhir: 18 Februari 2020

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

136 comments:

  1. Seperti penjelasan Bapak bahwa untuk melakukan analisis regresi, titik-titik pada kurva yang membentuk garis melengkung berkelak-kelok terlebih dahulu harus diubah posisinya sedemikian rupa menjadi mendekati lurus. Tapi dalam mengubah posisi titik-titik yang membentuk garis melengkung berkelok menjadi mendekati lurus, perubahan posisi hanya dapat dilakukan tanpa mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit.
    Pertanyaan saya, apakah analisis regresi dapat dilakukan pada semua kurva perkembangan penyakit ? Dan mengapa dalam melakukan analisis regresi, titik-titik yang membentuk garis melengkung berkelak-kelok tersebut terlebih dahulu harus diubah posisinya menjadi mendekati lurus ? Mohon penjelasannya. Terima Kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) Ya, dapat dilakukan terhadap kurva perkembangan semua penyakit asalkan waktu pengamatan mencukupi (sekitar 7 kali pengamatan), (2) Karena titik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier sederhana yang mengasumsikan bahwa nilai kejadian atau keparahan penyakit meningkat secara linier (membentuk garis lurus), padahal kenyataannya tidak demikian.

      Delete
  2. Seperti yang telah dipelajari dalam epidemiologi penyakit tumbuhan,setelah saya membaca tentang menganalisis perkembangan penyakit dengan mengunakan analisis regresi linier sederhana,dari keempat kurva perkembangan penyakit tidak ada satupun yang merupakan garis lurus melainkan setiap kurva merupakan garis melengkung berkelok tetapi tidak mengubah nilai kejadian dn keparahan penyakit tetapi mengubah nilai kejadian penyakit menjdi logaritma kejadian penyakit.yang menjadi pertanyaan saya,mengapa nilai kejadian penyakit menjadi logaritma kejadian penyakit?apakah analisis regresi dapat dilakukan pada tip-tiap kurva perkembangan penyakit?terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) logaritma merupakan transformasi yang dapat digunakan untuk mengubah deret 10, 100, 1000, 10000, 100000 dst menjadi 1, 2, 3, 4, 5 dst yang bila digambarkan dalam kurva akan membentuk garis lurus. Nilai 1, 2, 3, 4, 5, dst tersebut diperoleh dari menghitung logaritma terhadap 10, 100, 1000, 10000, 100000 dst sehingga tidak mengubah nilai asli kejadian atau keparahan penyakit. (2) Simak jawaban saya terhadap pertanyaan Windha Sartika.

      Delete
  3. Dalam bacaan 4 bapak telah menjelaskan tentang analisis perkembangan penyakit dengan menggunakan kurva sedangkan pada bacaan 5 bapak menjelaskan tentang analisis regresi linier sederhana dan kedua cara analisis ini sama-sama bertujuan untuk menganalisis perkembangan penyakit. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah kita bisa menggunakan salah satu dari kedua cara tersebut untuk menganalisis perkembangan penyakit ataukah harus menggunakan kedua-duanya ? Dan dari kedua cara tersebut manakah yang lebih akurat dalam menganalisis perkembangan penyakit ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) Benar, dapat digunakan salah satu cara, bergantung pada karakteristik data yang tersedia dan tujuan dilakukan analisis. Cara menggambarkan kurva dan menghitung LDBK dipilih bila frekuensi pengamatann sangat sedikit (<7 kali pengamatan) dan tujuan analisis adalah sekedar untuk membandingkan perkembangan penyakit. Cara analisis regresi dipilih bila tersedia data sekitar 7 kali pengamatan dan tujuan analisis adalah untuk menentukan tipe perkembangan penyakit (monosiklik atau polisiklik) dan untuk mengetahui laju intrinsik perkembangan penyakit (r). (2) Keduanya sama-sama akurat, bergantung pada keadaan data dan tujuan analisis sebagaimana sudah saya jelaskan.

      Delete
  4. Analisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y. Sebagaimana tersirat dari namanya, linier berarti lurus dan sederhana berarti hanya menggunakan satu peubah bebas, dalam hal ini hanya satu peubah bebas X.
    Yang menjadi pertanyaan saya mengapa hanya menggunakan satu peubah bebas? Tolong bapa jelaskan karena saya kurang mengerti.terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada 2 macam analisis regresi, linier dan non-linier. Analisis regresi linier terdiri atas regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dalam menganalisis perkembangan penyakit dalam kaitan dengan waktu kita ingin mengetahui hubungan kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu, bukan dengan yang lain, sehingga kita hanya menggunakan satu peubah bebas, yaitu waktu (yang dalam analisis regresi merupakan peubah bebas X). Pelajari sendiri analisis regresi dengan mengklik tautan (link) yang saya sediakan pada bagian awal tulisan.

      Delete
  5. Cara menggunakan analisis regresi merupakan salah satu cara yang paling sederhana (simple linear regression) digunakan untuk menganalisis suatu perkembangan penyakit. Dan secara sederhana analisis regresi linier sederhana juga merupakan suatu teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y.
    Pertanyaanya: Bagaimana cara menggunakan analisis regresi untuk menghitung kejadian dan keparahan penyakit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maria, baca baik-baik tulisan, analisis regresi linier sederhana BUKAN digunakan untuk MENGHITUNG kejeadian atau keparahan penyakit, melainkan untuk MENGANALISIS perkembangan penyakit dalam kaitan dengan waktu, dengan menggunakan data kejadian atau keparahan penyakit.

      Delete
  6. Setelah semua titik pada kurva ditransformasikan atau dilinierkan maka akan diperoleh garis linier, maka titik mana dari titik-titik yang membentuk garis linier pada kurva yang di gunakan sebagai titik potong garis terhadap sumbu Y dalam rumus analisis regresi linier sederhana, dan bagaimana menghitung kemiringan garis liniernya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) Perhatikan baik-baik Gambar 1 sebelah kiri (tidak linier) dan sebelah kanan (linier) dan kemudian tentukan sendiri, titik-titik mana yang membentuk garis linier. (2) Kemiringan garis regresi adalah b dalam persamaan monit(Y) = a + bX, logit(Y) = a +bX, atau gompit(Y) = a + bX, di mana Y=proporsi kejadian atau keparahan penyakit dan X=waktu. Nilai a dan b merupakan parameter persamaan regresi, diperoleh melalui analisis regresi. Nilai b menyatakan laju intrinsik perkembangan penyakit dalam waktu.

      Delete
  7. Dari pemaparan materi diatas saya belum mengerti tentang pengunaan perhitungan linier sedehana.
    yng menjadi pertanyaan saya , apakah analisis regresi dapat dilakukan pada sakahsatu kurfa saja atau pada semua kurva perkembangan penyakit dapat dilakukan analisis regresi sederhana?


    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau hanya membaca satu kali pasti sulit bisa mengerti, apalagi sebelumnya belum pernah belajar analisis regresi (karena Faperta Undana identik dengan Fakultas Analisis Ragam). Karena itu, klik tautan (link) yang saya sediakan pada bagian awal tulisan dan pelajari. Dalam menggunakan analisis regresi untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam kaitan dengan waktu, analisis dilakukan terhadap satu kurva satu per satu.

      Delete
  8. Seperi yang sudah bapak jelaskan Misalnya kejadian atau keparahan dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi .dan perhiungan keparahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus,apakah keduanya bisa menggunakan analisis regresi linear atau bagaimana ???????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Analisis regresi linier sederhana dapat dilakukan terhadap data proporsi perkembangan kejadian atau keparahan penyakit, tetapi TIDAK terhadap data skor penyakit. Karena itu analisis regresi linier sederhana dapat dilakukan terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun oleh virus asalkan datanya berupa data kejadian atau keparahan, BUKAN data skor penyakit.

      Delete
  9. Seperi yang sudah bapak jelaskan Misalnya kejadian atau keparahan dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi .dan perhiungan keparahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus,apakah keduanya bisa menggunakan analisis regresi linear atau bagaimana ???????

    ReplyDelete
  10. Seperti yang saya ketahui menganalisis Perkembangan Penyakit dengan Menggunakan Analisis Regresi Linier tidak mudah seperti yang dipikirkan. Analisis Regresi Linier yang biasa dikenal dengan program R merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y. Perubahan tidak dilakukan dengan mengubah nilai kejadian penyakit, melainkan hanya dengan mengubah nilai kejadian penyakit menjadi logaritma kejadian penyakit.
    Pertanyaan saya: bagaimana mengubah nilai kejadian penyakit menjadi logaritma kejadian penyakit ?? terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan mengubah nilai, melainkan mengubah angkanya saja, nilainya tetap tidak berubah. Cara menghitung logaritma sangat musah, silahkan gunakan Google Sheets, LibreOffice Calc, atau Microsoft Excel. Atau tanyakan kepada siswa SMP atau SMA IPA.

      Delete
  11. Transformasi berarti perubahan nilai kejadian penyakit atau keparahan penyakit dengan menggunakan log, in atau cara lainnya. Perkembangan penyakit polisiklik dapat menggunakan transformasi monit atau menggunakan transformasi lain seperti transformasi gompit in. Sedangkan untuk perkembangan penyakit monosiklik menggunakan transformasi monit. Saya masih bingung bapak, mengapa perkembangan penyakit polisiklik dapat menggunakan berbagai jenis transformasi sedangkan perkembangan penyakit monosiklik hanya menggunakan satu transformasi saja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penyakit monosiklik berkembang dengan bentuk kurva J telungkup, sedangkan penyakit polisiklik dengan bentuk kurva huruf S. Bentuk S bisa bermacam-macam sehingga memerlukan lebih dari satu transformasi untuk menentukan mana bentuk yang paling tepat.

      Delete
  12. Setelah membaca materi tersebut maka saya mengerti bahwa analisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y.Analisis regresi linier sederhana akan menghasilkan garis linier dengan persamaan Y = a + bX, di mana Y=hasil transformasi nilai proporsi kejadian atau keparahan penyakit (transformasi monit, logit, atau gompit), X=waktu, a=titik potong garis terhadap sumbu Y, dan a=kemiringan garis,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus, mudah-mudahan sudah benar-benar mengerti apa yang ditulis, bukan sekedar meringkaskan isi tulisan.

      Delete
  13. analisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y. Dengan menggunakan analisis matematis yang kompleks diperoleh bahwa untuk penyakit-penyakit monomolekuler, transformasi untuk melinierkan (linearisasi) dapat dilakukan dengan menghitung ln terhadap 1/(1-Y) atau ln(1/(1-Y)) dan untuk penyakit-penyakit polisiklik dengan menghitung nilai ln terhadap Y/(1-Y) atau ln(Y/(1-Y)). Transformasi ln(1/(1-Y)) disebut transformasi monit (monit transformmation), sedangkan transformasi ln(Y/(1-Y)) disebut transformasi logit (logit transformation):

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus, mudah-mudahan sudah benar-benar mengerti apa yang ditulis, bukan sekedar meringkaskan isi tulisan. Dan bukan hanya mengalin (copy) dan menempel (paste). Saya tunggu hasil pengerjaan tugas.

      Delete
  14. Syalom bapak, berdasarkan uraian diatas, bahwa data harus dilinearkan kedalam bentuk monit, logit dan gompit. Dari hal tersebut timbul pertanyaan saya yaitu dari ketiga bentuk tersebut manakah cara pengerjaannya yang lebih mudah dan lebih cepat? Selain itu, apakah ketiga transformasi ini bisa digunakan sekaligus pada penyakit monosiklik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) Ketiganya sangat mudah dikerjakan sebab menggunakan komputer, bukan menggunakan simpoa atau kalkulator. (2) Ketiganya harus dikerjakan satu per satu terhadap setiap set data (setiap kurva perkembangan penyakit) untuk menentukan transformasi mana yang paling sesuai. Analisis harus dilakukan dahulu, baru bisa diketahui transformasi mana yang paling sesuai, sama seperti analisis ragam, analisis harus dilakukan dahulu, baru bisa diketahui apakah perlakuan berpengaruh nyata atau tidak. Melakukannya juga sangat mudah karena menggunakan komputer. Hanya saja, akan menjadi sulit kalau buta komputer ...

      Delete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. sebelumnya saya minta maaf bapak karena terlambat mengomentari pokok bahasan ini..
    Pengenaan operasi matematis tertentu tanpa mengubah nilai sebenarnya dari kejadian atau keparahan penyakit disebut transformasi (transformation). Karena transformasi nilai kejadian atau keparahan penyakit tersebut menghasilkan nilai yang membentuk garis lurus maka transformasi semacam itu juga disebut linierisasi (linearization). Maksud dari kalimat tersebut diatas seperti apa bapak ?
    Jujur bapak, saya sangat bingung ketika membaca pokok bahasan tersebut bapak.. terima kasih bapak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. (1) Untuk mengerti maksudanya, bandingkan kurva di sebelah kiri dan di sebelah kanan pada Gambar 1. Transformasi bisa diibaratkan antara ketika Fatri baru bangun tidur dan ketika ada di kampus. Orangnya tetap sama, tetapi tampilannya berbeda, bukan? Apalagi ketika menghadiri pesta, orangnya tetap sama, tetapi tampilannya lebih berbeda lagi. Transformasi itu seperti itu, seperti makeup yang mengubah orang menjadi tampak cantik, tetapi orangnya tetap sama, seperti ketika baru bangun tidur itu. Selebihnya, silahkan pelajari kembali analisis regresi linier sederhana dengan mengklik tautan (link) yang saya berikan pada bagian awal tulisan.

      Delete
  17. Selamat malam bapak,sebelumnya minta maaf karena terlambat mengomentari materi yang bapak sajikan di atas. hasil analisis regresi linier sederhana untuk menentukan perkembangan penyakit hawar lambat pada empat kultivar kentang, yaitu Katahdin, Kennebec, Monona, dan Sebago.saya belum paham mengenai empat kultivar yaitu katahdin,kennebeg,monona dan sebago.
    Dalam marteri byang bapak sajikan saya belum mengenai regresi linier dalam program aplikasi tabel lajur Excel dengan menggunakan add-ins Analysis ToolPak. Add-ins Analysis ToolPak tersebut merupakan bagian dari program aplikasi tabel lajur Exce

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan kerjakan tugas, saya sudah menjelaskan bagaimana cara memasang add-ins Analysis ToolPack pada panduan pengerjaan tugas.

      Delete
  18. Dari penjelasan diatas yang ingin saya tanyakan apa itu penyakit-penyakit monomolekuler , dan bagaimana cara untuk menghitung nilai ln terhadap 1/(1-Y) atau ln(1/(1-Y)) dan untuk penyakit-penyakit polisiklik dengan menghitung nilai ln terhadap Y/(1-Y) atau ln(Y/(1-Y)). Dan saya belum mengerti dengan Transformasi monit (monit transformmation), dan transformasi logit (logit transformation). Serta bagaimana cara melinearkan data sehingga data tersebut ditransormasi ke monit, logit, dan gompit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hendrika, apakah hadir pada kuliah-kuliah saya sebelumnya? Apakah membaca tulisan-tulisan sebelumnya? Silahkan cari sendiri tulisan yang menjelaskan apa itu penyakit monosiklik. Atau, silahkan mahasiswa lain untuk menjelaskan apa itu penyakit monosiklik. Saya sudah menjawab pertanyaan mahasiswa lain mengenai transformasi, silahkan baca tanggapan saya terhadap mahasiswa lainnya, TOLONG JUGA PERHATIKAN PERTANYAAN MAHASISWA LAIN.

      Delete
  19. Terimakasih bapak atas penjelasannya..

    ReplyDelete
  20. Mahasiswa Peserta Kuliah EPT Semester Genap Tahun 2018, di manakah Anda semua? Mengapa tidak ada yang bertanya? Apakah semua sudah mencoba menggunakan Excel untuk melakukan transformasi monit, gompit, dan logit? Apakah sudah ada yang mencoba melakukan analisis regresi linier sederhana?

    ReplyDelete
  21. mengapa ada penyakit polisikik tertentu tidak dapat ditransfrmasikan dengan transformasi monit dan harus dengan teknik lain ?
    padahaltransformasi untuk melinearkan logit sama dengan transformasi untuk melinearkan monit. terimakasih pak

    ReplyDelete
  22. Mengapa saat melakukan analisis menggunakan data gompit, ada hasil yang tidak muncu dan tidan dapat membentuk kurva ?

    ReplyDelete
  23. Dalam menggunakan tansformasi monit dan logit, jika nilai transfomasinya rendah maka harus menggunakan transformasi apa?
    Dan untk menghitung transformasi monit, logit, dan gompit, apakah nilai transformasinya dapat dihitung jika nilainya dibawah 1.

    ReplyDelete
  24. yang saya ingin tanyakan,,bagaimana menetukan data perkembangan penyakit dapat dilinearkan dengan transformasi monit,logit atau gompit,,,,,,

    ReplyDelete
  25. Terima kasih bapak untuk materinya. Yang dapat saya pahami yaitu dengan menggunakan transformasi monit logit dan gompit maka kita akan dengan mudah menentukan bagaimana perkembangan suatu penyakit apakah monosiiklik atau polisiklik. Dan dengan analisis regresi sangat memudahkan dalam melihat perkembangan penyakit.

    ReplyDelete
  26. Theresia Ratu RozariJuly 2, 2018 at 6:51 AM

    Terimakasih Bapak untuk materinya... Yg ini saya tanyakan apakah dalam suatu penyakit polisiklik kita dapat menggunakan transformasi monit, logit dan gompit sekaligus??

    ReplyDelete
  27. Terima kasih bapak untuk materinya. Yang ingin saya tanyakan apakah ada batasan data tertentu (proporsi penyakit) ketika ingin melakukan transformasi monit, logit dan gompit?

    ReplyDelete
  28. Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa analisis regresi linear berpengaruh besar untuk menentukan apakah penyakit tersebut merupakan penyakit monosiklik atau penyakit polisiklik.

    ReplyDelete
  29. Pada materi tentang Analisis regresi,bagaimana caranya untuk menghubungkan antara peubah bebas X dengan peubah tidak bebas Y untuk menentukan bentuk hubungan fungsional Y=f(X)? Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lakukan analisis regresi antara peubah bebas X (waktu pengamatan) dengan peubah tidak bebas Y (kejadian penyakit atau keparahan penyakit). Silahkan aktifkan add-in Analysis ToolPak pada Excel dan pilih Regression Analysis.

      Delete
  30. Terima kasih untuk materinya pak.
    Yang mau saya tanyakan adalah mengapa untuk melakukan analisis regresi, data kejadian atau keparahan penyakit dalam persen perlu terlebih dahulu diubah menjadi data proporsi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena dalam pemodelan monit, logit, dan gompit yang dijadikan dasar dalam analisis regresi, penyakit dinyatakan sebagai proporsi terhadap nilai maksimum 1. Perhatikan bagian 1-Y dalam persamaan transformasi monit, logit, maupun gompit, Y menyatakan kejadian penyakit atau keparahan penyakit.

      Delete
  31. Terima Kasih untuk materinya pak.
    Yang ingin saya tanyakan adalah mengapa perkembangan penyakit-penyakit polisiklik tertentu tidak selalu dapat dilinierkan dengan dengan transformasi logit?

    ReplyDelete
  32. Terima kasi pak untuk materinya.
    Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara menggunakan transformasi monit,logit dan gompit sekaligus dalam suatu penyakit polisiklik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kepada teman anita, tolong baca materi lagi. Diatas sudah dijelaskan bahwa Bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit tersebut berkembang secara monosiklik. Sebaliknya bila dapat dilierkan dengan transformasi logit atau dengan transformasi gompit berarti penyakit berkembang secara polisiklik. Jadi menurut saya apabila kita ingin mentransformasi data kita harus tau apakah data itu monit logit atau gompit sehingga kita bisa menentukan data tersebut termaksud dalam penyakit polisiklik atau monosiklik.

      Terima kasih.

      Delete
  33. Terimakasih untuk materinya pak, berdasarkan penjrlasan dalam materi diatas bahwa untuk melakukan analisis regresi,titik-titik pada kurva yang membentuk garis melengkung berkelok-kelokterlebih dahulu harus diubah posisinya sedemikian rupa menjadi mendekati lurus. mengapa harus demikian pak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena analisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y. Linear berarti lurus .Sehingga untuk melakukan analisis regresi titik-titik pada kurva yang membentuk garis berkelok-kelok harus diubah mendekati lurus.

      Delete
  34. Terima kasih bapak atas materi yang disajikan. Saya ingin bertanya bapak, pada saat melakukan transformasi pada aplikasi exel hasil transformasi ada yang nilainya min, mengapa demikian bapak ?

    ReplyDelete
  35. Terima kasih atas materinya pak. Pertanyaan saya:
    1. Mengapa dalam melakukan analisis regresi, kurva yang garisnya berkelak-kelok harus diubah posisinya sehingga mendekati lurus?
    2. Mengapa dalam perkembangan penyakit polisiklik dapat menggunakan semua transformasi data sedangkan perkembangan penyakit monosiklik hanya satu transformasi data saja?

    ReplyDelete
  36. Apabila data yang akan di trasformasikan bukan dalam satuan proporsi maka apakah masi dapat di trasformasikan atau tidak.

    ReplyDelete
  37. Apakah analisis regresi dapat dilakukan pada salah satu kurva saja atau pada semua kurva perkembangan penyakit dapat dilakukan analisis regresi sederhana?

    ReplyDelete
  38. terimakasih atas materinya Pak dengan penjelasan diatas kami dapat memahami tentang Menganalisis Perkembangan Penyakit dengan Menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana.

    ReplyDelete
  39. Pada materi dikatakan bahawa untuk melinearkan perkembangan penyakit polisiklik cukup menggunakan transformasi logit dan gompit. Terus bagaimana dengan transformasi Monit?

    ReplyDelete
  40. Dari materi yang sudah disampaikan Diatas sudah dijelaskan bahwa Bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit tersebut berkembang secara monosiklik. Sebaliknya bila dapat dilierkan dengan transformasi logit atau dengan transformasi gompit berarti penyakit berkembang secara polisiklik. Jadi menurut saya apabila kita ingin mentransformasi data kita harus tau apakah data itu monit logit atau gompit sehingga kita bisa menentukan data tersebut termaksud dalam penyakit polisiklik atau monosiklik.

    ReplyDelete
  41. slamat malam bapak, terimah kasih untk materinya, sy ingin bertanya apakah ada batasan data tertentu (proporsi penyakit) ketika ingin melakukan transformasi monit,longit,dan gompit?

    ReplyDelete
  42. Terima kasih untuk materinya pak, yang ingin saya tanyakan mengapa titik yang berbentuk garis melengkung berkelok-kelok tersebut terlebih dahulu harus diubah posisinya sedemikian rupa menjadi mendekati lurus?

    ReplyDelete
    Replies
    1. titik yang berbentuk garis melengkung berkelok-kelok tersebut terlebih dahulu harus diubah posisinya sedemikian rupa menjadi "mendekati" lurus karena sesuai dengan namanya linear (lurus) dan teknik analisis linear sederhana berasumsi keparahan penyakit meningkat secara linear padahal tidak demikian.
      sehingga perubahan tersebut hanya dapat dilakukan tanpa mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit.

      Delete
  43. Bagaiamana caranya untuk menganalisis perkembangan penyakit dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Caranya dengan menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y.Analisis regresi linier sederhana akan menghasilkan garis linier dengan persamaan Y = a + bX, di mana Y=hasil transformasi nilai proporsi kejadian atau keparahan penyakit (transformasi monit, logit, atau gompit), X=waktu, a=titik potong garis terhadap sumbu Y, dan a=kemiringan garis,

      Delete
  44. Kiki delfiyanti naatMarch 2, 2020 at 6:33 PM

    Dari materi yang telah saya baca yang ingin saya tanyakan bagaimna kita menentukan kapan kita menggunakan transformasi logit, monit, Dan gompit

    ReplyDelete
  45. mengapa perkembangan penyakit polisiklik dapat menggunakan berbagai jenis transformasi sedangkan perkembangan penyakit monosiklik hanya menggunakan satu transformasi saja?

    ReplyDelete
  46. Terima kasih untuk materinya pak
    saya ingin bertanya, Mengapa harus menggunakan transformasi monit, logit dan gompit untuk menganalisis perkembangan penyakit?
    Florentina Lappa Huky

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena
      1.RegMonit berisi proses dan hasil analisis regresi terhadap data hasil transformasi monit
      2.RegLogit, berisi proses dan hasil analisis regresi terhadap data hasil transformasi logit
      3.RegGompit, berisi proses dan hasil analisis regresi terhadap data hasil transformasi gompit

      Delete
  47. Baik trimah kasih pak yang ingin saya menyangga saja dalam pemberian tugas yang di berikan kepada kami ini tentang cara penggunaan transformasi monit logit dan gompit katiga hal tersebut kami belum mengusai hal-hal tersebut sehingga kami harus berusaha untuk bisa mengetahui yang lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  48. Mengapa dalam analisis regresi linier sederhana hanya menggunakan satu peubah bebas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan menjawab pertanyaan
      Dari teman Kresensia Karena Jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut dengan persamaan regresi berganda bukan persamaan regresi sederhana.

      Delete
    2. Ada 2 macam analisis regresi, linier dan non-linier. Analisis regresi linier terdiri atas regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dalam menganalisis perkembangan penyakit dalam kaitan dengan waktu kita ingin mengetahui hubungan kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu, bukan dengan yang lain, sehingga kita hanya menggunakan satu peubah bebas, yaitu waktu (yang dalam analisis regresi merupakan peubah bebas X).

      Delete
  49. Terima kasih Bapak atas materinya saya mau bertanya bagaimana mengubah posisi tanpa mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara mengubah posisi tanpa mrngubah nilai kejadian atau keparahan penyakit sebenarnya sudah dijelaskan pada materi diatas dah juga sudah dibahas pada kuliah tatap muka via zoom jadi daya hanya akan menguraikan kembali saja
      Caranya yaitu Ketika belajar matematika di SMA/SMK/MA, sudah diajarkan bahwa 10 pangkat 2 bernilai 100, 10 pangkat 3 bernilai 1.000 dan seterusnya. Juga sudah diajarkan bahwa log(10) bernilai 1, log(100) bernilai 2, log(1000) bernilai 3, dan seterusnya. Sekarang, dengan menggunakan program aplikasi Excel, coba buat kurva kejadian atau keparahan penyakit dengan nilai kejadian 10, 100, 1.000, 10.000, dan 100.000 untuk waktu pengamatan 1, 2, 3, 4, dan 5. Sudah selesai? Bila sudah, silahkan ubah angka 10, 100, 1.000, 10.000, dan 100.000 dengan menggunakan log sehingga diperoleh angka 1, 2, 3, 4, dan 5 lalu buat kurva perkembangan kejadian penyakit dengan menggunakan nilai hasil log tersebut terhadap waktu yang sama. Bila kedua kurva sudah selesai maka Anda akan memperoleh hasil sebagaimana tampak pada Gambar 1. Perhatikan bahwa titik-titik kejadian penyakit yang pada kurva pertama membentuk garis melengkung ke atas, pada kurva kedua menjadi membentuk garis lurus. Perubahan tidak dilakukan dengan mengubah nilai kejadian atau keparahan penyakit, melainkan hanya dengan menggunakan nilai logaritma kejadian atau keparahan penyakit. Namanya memang berubah, tetapi substansinya tetap sama, yaitu kejadian atau keparahan penyakit.

      Delete
  50. Seperti yang sudah dijelaskan dimateri bahwa kejadian atau keparahan dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi .dan perhitungan keparahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus,apakah keduanya bisa menggunakan analisis regresi linear atau bagaimana ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau menurut saya dari keduanya bisa menggunkan analisis regresi linear karena Regresi Linear Sederhana adalah Metode yang berfungsi untuk menguji hubungan sebab akibat antara Variabel Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya (Y).dimana disini kita mengetahui bahwa keparahan atau kejadian suatu penyakit terhadap tanaman yaitu disebabkan oleh berbagai jenis dan salah satunya bisa disebabkan oleh virus atau bakteri.

      Delete
    2. Ya, karena alisis regresi linier sederhana merupakan teknik analisis statistika untuk menentukan persamaan garis lurus antara X sebagai peubah bebas dan Y sebagai peubah tidak bebas dalam sistem sumbu silang X dan Y.

      Delete
    3. menggunkan analisis regresi linear karena Regresi Linear Sederhana adalah Metode yang berfungsi untuk menguji hubungan sebab akibat antara Variabel Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya (Y).

      Delete
  51. Terima kasih pak untuk materinya🙏
    Sesuai dengan materi yang sudah saya baca,saya ingin bertanya mengapa dalam perkembangan penyakit tanaman polisiklik dapat mengginakan bernagai jenis transformasi dan pada penyakit tanaman monosiklik hanya digunakan hanya satu jenis transformasi saja...!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena berbeda dengan perkembangan penyakit-penyakit monosiklik yang dapat dilinierkan dengan transformasi monit, perkembangan penyakit-penyakit polisiklik tertentu tidak selalu dapat dilinierkan dengan dengan transformasi logit. Oleh karena itu, linierisasi perlu dilakukan dengan mencoba teknik transformasi lain.

      Delete
  52. Mengapa harus menggunakan pola perkembangan polisiklik dan monosiklik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena seperti yang diketahui pola Epidemik yang bersifat polisiklik mempunyai siklus infeksi yang berulang-ulang yaitu infeksi yang diikuti oleh perkembangan patogen, produksi inokulum baru, penyebaran ke bagian-bagian tanaman yang rentan, dan infeksi baru, semuanya terjadi dalam satu musim tanam. Sebagai contoh adalah penyakit hawar daun (Phytophthora infestans) pada kentang di mana satu siklus infeksi, yaitu perkembangan bercak, sporulasi, penyebaran sporangium dan infeksi baru dapat terjadi dalam waktu lima hari, dan banyak siklus-siklus yang tumpang tindih selama kondisi cuaca sesuai.
      Dan monosiklik adalah patogen yang hanya mampu me nyelesaikan sebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhan dalam jaringan tanaman inang, reproduksi meng hasilkan propagul berupa spora hingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga mak simum hanya mempunyai satu.
      Pola perkembangan penyakit monosiklik atau berbunga sederhana mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
      1) jumlah inokulum tetap tidak bertambah (semusim)
      2) perkembangan penyakit lamban, tidak eksponensial
      3) bertambahnya jumlah tanaman sakit bukan karena jumlah inokulum di dalam tanah bertambah, tetapi karena rizomorfa inokulum sudah menyebar di daerah perakaran tanaman
      4) nilai laju infeksi (r) rendah
      Contoh penyakit monosiklik adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur tanah yaitu Fusarium sp., Sclerotium rolfsii, Armillaria mellea pada akar teh, penyakit pada akar kelapa sawit Ganoderma boninense.
      Terimakasih

      Delete
    2. Karena polisiklik mempunyai siklus infeksi yang berulang-ulang yaitu infeksi yang diikuti oleh perkembangan patogen, produksi inokulum baru, penyebaran ke bagian-bagian tanaman yang rentan, dan infeksi baru, semuanya terjadi dalam satu musim tanam.
      Sedangkan monosiklik adalah patogen yang hanya mampu me nyelesaikan sebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhan dalam jaringan tanaman inang, reproduksi meng hasilkan propagul berupa spora hingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga mak simum hanya mempunyai satu.

      Delete
  53. nama : febby y mauribu
    nim : 1804060306

    saya ingin bertanya :
    mengapa perkembangan penyakit-penyakit polisiklik tertentu tidak selalu dapat dilinierkan dengan dengan transformasi logit?

    ReplyDelete
  54. Baik Pak
    Disini saya ingin bertanya
    Apakah dengan adanya tranformasi logit,monit dan gompit kita dapat menentukan dengan pasti data dari perkembangan penyakit tersebut dan apakah kelebihan dan kekurangan dari menggunakan ketiga jenis transformasi tersebut yaitu monit,logit dan gompit
    Terimakasih Pak🙏

    ReplyDelete
  55. bagaimana caranya kita dapat menentukan data perkembangan penyakit yang dilinearkan dengan transformasi monit,logit atau gompit

    ReplyDelete
  56. Materi diatas menjelaskan bahwa kemiringan garis regresi menyatakan laju perkembangan intrinsik penyakit (intrinsic rate of disease progress), yaitu laju yang menyatakan berapa satuan penyakit bertambah dari tiap satuan penyakit pada pengamatan sebelumnya, dinyatakan dalam satuan per penyakit per satuan waktu (misalnya 0,05/bercak/hari, bila penyakit diamati dalam satuan hari).
    Pertanyaan saya pada kurva yang dihasilkan bagaimana menentukan atau menarik garis lurus untuk menggambarkan perkembangan intrinsik penyakit?

    ReplyDelete
  57. Bagaimana cara menggunakan analisis regresi untuk menghitung kejadian dan keparahan penyakit?

    ReplyDelete
  58. Mengapa perkembangan penyakit-penyakit monosiklik yang dapat dilinierkan dengan transformasi monit,sedangkan perkembangan penyakit-penyakit polisiklik tertentu tidak selalu dapat dilinierkan dengan dengan transformasi logit? Mengapa demikian pak, mohon di jelaskan. Terima Kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena pada penyakit monosiklik hanya ada satu siklus terjadi, satu infeksi primer tanpa infeksi sekunder. Sedangkan penyakit polisiklik terjadi lebih dari satu siklus, terjadi sikluspenyakit dari tanaman yang sama pada musim yang sama pula.

      Delete
  59. Bagaimana cara untuk menganalisis perkembangan penyakit dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana?

    Terima Kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan cara Untu, kita perlu terlebih dahulu mengubah posisi titik-titik yang membentuk garis melengkung berkelak-kelok tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga menjadi mendekati lurus.

      Delete
  60. Bagaimana cara melakukan analisis regresi linier. Apakah data dan hasil yang di dapat sudah sangat akurat??

    Terima kasih🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah menggunakan aplikasi data analysics yang ada di excel yang bisa diakses secara gratis. atau bisa juga menggunakan aplikasi R

      Delete
    2. menurut saya jika sudah menggunakan rumus ataupun sistem sistem yang benar maka kemungkinan jawabannya sangat akurat

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. Bisa menggunakan aplikasi dana anlisis di aplikasi Excel dan jangan lupa mengaktifkan analisi ToolPack

      Delete
  61. jelaskan ciri2 perkembangan intrinsik penyakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hasil analisis data suhu atau ketinggian tempat tersebut kemudian digunakan untuk memodelkan LDBK atau laju intrinsik perkembangan penyakit (suhu, kelembaban nisbi udara).

      Delete
  62. Baik terima kasih atas waktunya.
    Pada materi diatas yang belum saya pahami adalah tentang pengunaan perhitungan linier sederhana.
    yang menjadi pertanyaan saya, apakah analisis regresi dapat dilakukan pada salah satu kurva saja atau pada semua kurva perkembangan penyakit.
    Terima kasih pa.

    ReplyDelete
  63. Melakukan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan data hasil transormasi monit (monit(Y)), logit (logit(Y)), atau gompit (gompit(Y))
    Kapan atau pada saat apa kita harus menggunakan data monit, dan juga pada sat apa kita harus menggunakan data logit?

    ReplyDelete
  64. Jelaskan apa yang dimaksud dwngan penyakit-pemyakit polisiklik dan monosiklik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penyakit monosiklik adalah potogen yang hanya mampu menyelsaikan sebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhan inang, reproduksi menghasilkan propagul berupa spora hingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga maksimum hanya mempunyai satu siklus Penyakit.

      Penyakit polisiklik adalah potagen yang mempunyai kemampuan menghasilkan lebih dari satu generasi pada setiap musim tanam, bahkan beberapa patogen mampu memproduksi banyak generasi atau menghasilkan propogul secara terus menerus, sepanjang faktor lingkungan memungkinkan.

      Delete
    2. Patogen polisiklik adalah patogen yang mempunyai kemampuan meng- hasilkan lebih dari satu generasi pada setiap musim tanam, bahkan beberapa patogen mampu memproduksi banyak generasi atau menghasilkan propagul secara terus menerus, sepanjang faktor ling kungan memungkinkan.
      Patogen monosiklik adalah patogen yang hanya mampu me nyelesaikan sebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhan dalam jaringan tanaman inang, reproduksi meng hasilkan propagul berupa spora hingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga mak simum hanya mempunyai satu .

      Delete
    3. Patogen polisiklik yaitu patogen yang mempunyai kemampuan meng- hasilkan lebih dari satu generasi pada setiap musim tanam, bahkan beberapa patogen mampu memproduksi banyak generasi atau menghasilkan propagul secara terus menerus, sepanjang faktor ling kungan memungkinkan.
      Patogen monosiklik adalah patogen yang hanya mampu me nyelesaikan sebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhan dalam jaringan tanaman inang, reproduksi meng hasilkan propagul berupa spora hingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga mak simum hanya mempunyai satu .

      Delete
    4. Patogen monosiklik adalah patogen yang hanya mampu me nyelesaikansebagian atau seluruh patogenesisnya (mulai dari proses infeksi, pertumbuhandalam jaringan tanaman inang, reproduksi meng hasilkan propagul berupa sporahingga proses pemencaran spora) dalam satu musim tanam, sehingga mak simumhanya mempunyai satu generasi per musim tanam. Beberapa patogen bersifatmonosiklik ka rena faktor lingkungan atau faktor fisik membatasinya untuk dapatmenghasilkan lebih dari satu patogenesis.Patogen polisiklik adalah patogen yang mempunyai kemampuan meng-hasilkan lebih dari satu generasi pada setiap musim tanam, bahkan beberapapatogen mampu memproduksi banyak generasi atau menghasilkan propagulsecara terus menerus, sepanjang faktor ling kungan memungkinkan.

      Delete
  65. Transformasi lain apa yang bisa digunakan jika perkembangan penyakit masih juga belum dapat dilinierkan dengan menggunakan transformasi gompit ?

    ReplyDelete
  66. Bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit berkembang secara ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit berkembang secara monosiklik

      Delete
  67. Untuk menentukan data perkembangan penyakit dapat dilinearkan kedalam bentuk monit, logit dan gompit.Pertanyaan saya,dari ketiga cara tersebut manakah cara pengerjaannya yang lebih mudah?

    ReplyDelete
  68. bagaimana cara mentransformasi monit, logit, dan gompit dalam program linear?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Melakukan transformasi monit, logit, dan gompit terhadap data proporsi kejadian atau keparahan prnyakit;
      Melakukan analisis regresi linier antara hasil transformasi monit, logit, dan gompit dengan waktu; dan
      Menentukan hasil analisis mana dari analisis regresi terhadap hasil transformasi monit, logit, dan gompit yang memberikan hasil yang paling baik.

      Delete
  69. Baik terima kasih atas waktunya.

    Jelaskan bagaimana cara menganalisis perubahan penyakit dalam waktu dengan menggunakan teknik analisis regresi?

    Terima kasih🙏

    ReplyDelete
  70. Apakah dengan transformasi lain bisa digunakan apabila perkembangan penyakit belum bisa dilinierkan dengan menggunakan transformasi gompit?

    ReplyDelete
  71. Dari Materi Yang telah Dijelaskan Bahwa Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y),Jelaskan Yang dimaksdukan pada kedua Variabel itu?

    ReplyDelete
  72. Jelaskan keparahan penyakit dinyatakan sebagai Y maka individu atau permukaan tumbuhan yang masih tersedia untuk diinfeksi oleh inokulum ?

    ReplyDelete
  73. Bagaimana cara menganalisis perkembangan penyakit dengan analisi regresi sederhana?

    ReplyDelete
  74. Di jelaskan bahwa data harus dilinearkan kedalam bentuk monit, logit dan gompit. Pertanyaan saya dari ketiga bentuk diatas, yang manakah yang paling baik?

    ReplyDelete
  75. Yang mau saya tanyakan adalah mengapa dalam melakukan analisis regresi data proporsi sangat di butuhkan?

    ReplyDelete
  76. Apakah ada cara lain mentranfosmasi data, selain dari transfosmasi monit, logit dan gompit?..

    ReplyDelete
  77. Apakah data dan hasil yang di dapat dari analisis regresi linier sudah sangat akurat??

    ReplyDelete
  78. Apakah data yang dianalisis menggunakan analisis linear sederhana sudah akurat

    ReplyDelete
  79. Mengapa dalam perkembangan penyakit polisiklik dapat menggunakan semua transformasi data sedangkan perkembangan penyakit monosiklik hanya satu transformasi data saja?

    ReplyDelete
  80. Bagaimana cara menghitung monit, logit dan gompit apabila nilai pada datanya kurang dari 1

    ReplyDelete
  81. Baik terima kasih atas waktunya.
    Saya mau bertanya : Jelaskan bagaimana cara mengatasi pernyakit bercak daun dini dan penyakit bercak daun lambat ?

    Terima kasih🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk mengatasinya dapat diterapkan pengendalian penyakit secara fisika, kimia, maupun mekanik

      Delete
  82. Bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transormasi monit berarti penyakit berkembang secara monosiklik,Mengapa demikian?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bila data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transformasi monit, maka penyakit berkembang secara monosiklik. Hal ini disebabkan karena transformasi monit merupakan metode untuk mengubah data menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diprocessing oleh sistem. Jika data perkembangan penyakit dapat dilinierkan dengan transformasi monit, maka itu berarti bahwa data tersebut memiliki bentuk yang terstruktur dan dapat dikontrol oleh beberapa variabel terhadap yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit berkembang dengan cara yang terstruktur dan dapat dikontrol, yang merupakan sinyal keparahan penyakit yang berkembang secara monosiklik

      Delete
  83. apakah dapat terjadi penyimpangan data ketika melakukan analisis data dengan program aplikasi analisis sederhana dengan menggunakan excel?

    ReplyDelete
  84. Jika pengenaan operasi matematis tertentu tanpa mengubah nilai sebenarnya dari kejadian atau keparahan penyakit disebut transform sedangkan bila pengenaan operasi matematis tertentu akan mengubah nilai sebenarnya dari kejadian atau atau keparahan penyakit di sebut apa?

    ReplyDelete
  85. Jika analisis data dengan program aplikasi analisis sederhana dengan menggunakan exel maka akan dapat terjadi penyimpanan data yang valid

    ReplyDelete
  86. apakah ada batasan data tertentu (proporsi penyakit) ketika ingin melakukan transformasi monit, logit dan gompit?

    ReplyDelete