Pada tulisan sebelumnya, saya sudah menguraikan penyakit sebagai proses perubahan populasi. Saya juga sudah menyebutkan gejala penyakit dan tanda patogen sebagai satuan pengukuran populasi penyakit tumbuhan. Gejala penyakit (disease symptom) dan tanda patogen (pathogen sign) merupakan pokok bahasan penting pada matakuliah ilmu penyakit tumbuhan sehingga saya berharap, Anda sudah mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai apa itu gejala penyakit dan apa itu tanda patogen penyakit tumbuhan. Pada tulisan ini saya tidak lagi menguraikan ciri-ciri gejala penyakit dan tanda patogen tersebut, melainkan karakteristik gejala penyakit dan tanda patogen sebagai satuan (unit) untuk dikuantifikasi sebagai ukuran populasi penyakit tumbuhan. Sekedar untuk mengingatkan, terlebih dahulu saya masih akan menguraikan kembali kategori gejala penyakit dan tanda patogen penyakit tumbuhan secara ringkas.
2.1.1. MATERI KULIAH
2.1.1.1. Membaca Materi Kuliah
Ketika mengikuti kuliah ilmu penyakit tumbuhan, Anda mungkin pernah diajar mengukur intensitas penyakit dengan menggunakan skor. Skor merupakan angka, tetapi dalam banyak kasus penggunaannya dalam menentukan inteknsitas penyakit tumbuhan, angka skor skor yang digunakan adalah angka skor berskala ordinal, bukan berskala rasio. Misalnya jika angka skor pertama yang dibuat dengan kriteria: 0=tanpa penyakit, 1=sangat ringan, 2=ringan, 3=sedang, 4=berat, dan 5=sangat berat maka angka skor ini berskala ordinal. Pada skor yang pertama, selirih antara skor 0 dan 1 dan 2, 2 dan 3, 3 dan 5, dan 4 dan 5, memang sama, yaitu sama-sama 1, tetapi nilainya tidak sama. Nilai 1 antara skor 0 dan 1 menyatakan perbedaan antara tanaman sehat dan tanaman berpenyakit ringan, sedangkan selisih 1 antara skor 4 dan 5 menyatakan perbedaan antara penyakit berat dan sangat berat. Bayangkan Anda memesan 1 mangkok bakso di sebuah warung yang kata teman Anda baksonya sangat enak. Setelah mencicipi semangkok bakso yang Anda pesan, ternyata tidak enak (misalkan Anda beri skor 2 dari skor 1-5). Karena penasaran, Anda pesan semangkok lagi dan setelah Anda cicipi, ternyata tetap tidak enak (karena baksonya memang tidak enak). Sekarang coba lakukan perhitungan sederhana, skor 1 magkok bakso tidak enak ditambah dengan skor 1 mangkok bakso tidak enak = 2 + 2 = 4. Padahal dalam skor bakso 1 sampai 5, skor 4 berarti enak. Apakah masuk akal 1 mangkok bakso yang tidak enak jika ditambah dengan 1 mangkok lagi berubah menjadi enak?
Ketika mengikuti kuliah ilmu penyakit tumbuhan, Anda mungkin pernah diajar mengukur intensitas penyakit dengan menggunakan skor. Skor merupakan angka, tetapi dalam banyak kasus penggunaannya dalam menentukan inteknsitas penyakit tumbuhan, angka skor skor yang digunakan adalah angka skor berskala ordinal, bukan berskala rasio. Misalnya jika angka skor pertama yang dibuat dengan kriteria: 0=tanpa penyakit, 1=sangat ringan, 2=ringan, 3=sedang, 4=berat, dan 5=sangat berat maka angka skor ini berskala ordinal. Pada skor yang pertama, selirih antara skor 0 dan 1 dan 2, 2 dan 3, 3 dan 5, dan 4 dan 5, memang sama, yaitu sama-sama 1, tetapi nilainya tidak sama. Nilai 1 antara skor 0 dan 1 menyatakan perbedaan antara tanaman sehat dan tanaman berpenyakit ringan, sedangkan selisih 1 antara skor 4 dan 5 menyatakan perbedaan antara penyakit berat dan sangat berat. Bayangkan Anda memesan 1 mangkok bakso di sebuah warung yang kata teman Anda baksonya sangat enak. Setelah mencicipi semangkok bakso yang Anda pesan, ternyata tidak enak (misalkan Anda beri skor 2 dari skor 1-5). Karena penasaran, Anda pesan semangkok lagi dan setelah Anda cicipi, ternyata tetap tidak enak (karena baksonya memang tidak enak). Sekarang coba lakukan perhitungan sederhana, skor 1 magkok bakso tidak enak ditambah dengan skor 1 mangkok bakso tidak enak = 2 + 2 = 4. Padahal dalam skor bakso 1 sampai 5, skor 4 berarti enak. Apakah masuk akal 1 mangkok bakso yang tidak enak jika ditambah dengan 1 mangkok lagi berubah menjadi enak?
Pengamatan penyakit berdasarkan skor kemudian digunakan untuk menghitung intensitas penyakit dengan rumus:
dengan keterangan, n=jumlah sampel dengan skor yang sama, v=skor penyakit, Z=jumlah seluruh sampel, N=skor penyakit tertinggi, sigma=penjumlahan bertuurut-turut, dan 100=angka untuk mengubah skor menjadi persentase. Tidak jelas rumus tersebut berasal dari mana karena tidak ada dalam buku-buku teks ilmu penyakit tumbuhan (misalnya Agrios, 2023) maupun buku-buku teks epidemiologi penyakit tumbuhan (misalnya Campbel & Madden, 1990), maupun jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh American Phytopathological Society (APS), tetapi digunakan sangat umum di Indonesia. Dengan menggunakan rumus di atas, data skor penyakit yang berskala ordinal diubah menjadi data persentase yang bersakala rasio. Pengubahan skor berskala ordinal menjadi persentase melibatkan perkalian dan perjumlahan sehingga mirip dengan mengalikan 2 terhadap satu mangkok bakso tidak enak yang berskor 2 menghasilkan skor 4 yang merupakan skor bakso yang rasanya enak. Berbeda misalnya jika pemberian skor dilakukan dengan kriteria: 0=tanpa penyakit, 1=>0-20%, 2=>20-40%, 3=>40-60%, 4=>60-80%, dan 5=>80-100% maka skor berskala rasio.
Kekeliruan kedua dalam menentukan intensitas penyakit dengan cara pemberian skor dan kemudian mengubah skor menjadi persentase dengan menggunakan rumus di atas adalah memperlakukan berbagai macam penyakit pada tanaman adalah semuanya sama. Ini mirip dengan memperlakukan bahwa penyakit flu, penyakit diare, penyakit maag, penyakit jantung, dan penyakit kanker pada manusia kita anggap sama saja dan kita tentukan intensitasnya dengan menggunakan skor dengan kriteria yang sama. Apakah penyakit flu berat sama berisikonya dengan penyakit jantung berat dan penyakit kanker berat dalam menyebabkan kematian? Tentu tidak perlu harus kuliah di fakultas kedokteran untuk mengatakan bahwa penyakit jantung berat dan penyakit kanker berat jauh lebih berisiko mematikan dibandingkan dengan penyakit flu berat. Dengan cara berpikir ini, dalam menentukan intensitas penyakit tumbuhan, kita perlu membedakan penyakit tumbuhan berdasarkan tingkat risiko suatu penyakit tumbuhan dalam merusak dan mematikan tumbuhan. Mengingat intensitas penyakit tumbuhan ditentukan berdasarkan gejala penyakit dan tanda patogen maka tingkat risiko suatu penyakit tumbuhan dalam merusak dan mematikan tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan perkembangan gejala penyakit dan tanda patogennya sebagai berikut:
- Gejala lokal yang berkembang lambat dan tidak mematikan dengan cepat, dapat dipilahkan menjadi dua kategori gejala, yaitu: (a) gejala akhir yang berbentuk dan berukuran relatif sama dan (b) gejala akhir yang berbentuk dan berukuran sangat berbeda-beda
- Gejala lokal yang berkembang cepat dan dapat atau tidak dapat mematikan tanaman dengan cepat, dapat dipilahkan menjadi 2 kategori perkembangan gejala, yaitu: (a) berkembang pada seluruh permukaan organ tertentu tanaman dan mematikan organ tertentu, tetapi tidak mematikan tanaman, dan (b) berkembang pada seluruh permukaan individu tanaman dan dapat mematikan tanaman
- Gejala sistemik yang meluas ke seluruh permukaan individu tanaman dan dapat mematikan tanaman dengan cepat
Untuk memperjelas, mari kita simak beberapa contoh. Anda tentu sudah mengenal penyakit bercak daun dini yang disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori dan bercak daun lambat yang disebabkan oleh jamur Mycosphaerella berkeleyi W.A. Jenkins (sin. Cercosporidium personatum (Berk. & M.A. Curtis) Deighton) pada tanaman kacang tanah (Gambar 2.1.1A), yang gejalanya tergolong bersifat lokal, berkembang lambat dengan bentuk dan ukuran akhir gejala yang relatif sama, dan tidak mematikan tanaman dengan cepat. Kemudian bandingkan dengan gejala penyakit bercak daun tomat yang disebabkan oleh jamur Septoria lycopersici Speg., yang gejalanya bersifat lokal, berkembang lambat dengan bentuk dan ukuran akhir gejala yang sangat bervariasi, dan tidak mematikan tanaman dengan cepat (Gambar 2.1.1B). Selanjutnya bandingkan dengan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides s.l. (sensu lato) pada tanaman kakao dan berbagai tanaman lainnya, yang pada tanaman kakao bermula sebagai bercak daun dan kemudian berkembang lambat tetapi pada akhirnya dapat mematikan ranting tanaman kakao (Gambar 2.1.1C). Berbeda dengan penyakit antraknosa pada kakao, penyakit sigatoka hitam yang disebabkan oleh jamur Pseudocercospora fijiensis (M. Morelet) Deighton pada pisang, mula-mula juga berkembang sebagai bercak, tetapi dengan cepat mematikan helai dan dan kemudian individu tanaman pisang (Gambar 2.1.1D). Terakhir adalah penyakit bulai pada tanaman jagung, yang disebabkan oleh oomycetes Peronosclerospora maydis (Racib.) C.G. Shaw, Peronosclerospora philippinensis (W. Weston) C.G. Shaw, dan Peronosclerospora sorghi (W. Weston & Uppal) C.G. Shaw dan mulai berkembang sejak pertumbuhan awal tanaman jagung, mematikan individu tanaman jagung dengan cepat (gambar 2.1.1E). Gejala penyakit dan tanda patogen yang bersifat sistemik juga terjadi pada penyakit huanglongbing (HLB) pada jeruk, yang di Indonesia dikenal sebagai penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD), yang disebabkan oleh bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus corrig. Jagoueix et al. 1994, penyakit tristeza pada jeruk yang disebabkan oleh citrus tristeza virus, penyakit layu fusarium pada pisang yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f. sp. cubense, dan penyakit darah pada pisang yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia syzygii subsp. celebesensis Safni et al. 2014.
Sebagaimana telah disebutkan pada materi kuliah 1.1, epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perkembangan penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya (salam waktu) dan dari satu titik tertentu ke titik berikutnya dengan jarak tertentu (dalam ruang). Untuk menentukan perkembangan penyakit dalam waktu dan dalam ruang tersebut diperlukan cara mengkuantifikasi penyakit, yaitu cara untuk menentukan kuantitas penyakit berskala rasio dengan satuan yang seragam. Meter sebagai satuan panjang, misalnya, berukuran sama di mana pun digunakan. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah bagaimana menggunakan satuan yang bentuk dan ukurannya sedemikian beragam? Bukankah satuan seharusnya seragam? Untuk mengatasi permasalahan ini, pakar epidemiologi penyakit tumbuhan mengembangkan konsep intensitas penyakit (disease intensity) yang kuantifikasinya dapat dilakukan dengan menggunakan skala rasio. Mengingat pola perkembangan gejala penyakit dan tanda patogen maka kemudian intensitas penyakit dipilah menjadi tiga ukuran yang berbeda sebagai berikut:
- Cacahan penyakit (disease count), dilakukan dengan mencacah gejala penyakit atau tanda patogen, digunmakan untuk mengkuantifikasi penyakit-penyakit yang gejala penyakit atau tanda patogennya bersifat lokal, berkembang dengan menghasilkan gejala berbentuk dan berukuran seragam, dan tidak mematikan tanaman, sebagaimana misalnya penyakit bercak daun dini dan bercak daun lambat pada kacang tanah.
- Kejadian penyakit (disease incidence), dilakukan dengan mencacah organ tanaman atau individu tanaman bergejala penyakit atau bertanda patogen dari seluruh individu organ atau individu tanaman yang diamati, digunakan untuk mengkuantifikasi penyakit-penyakit dengan gejala penyakit atau tanda patogen yang bersifat lokal tetapi berkembang dengan cepat sehingga mematikan organ tanaman atau individu tanaman, sebaimana misalnya penyakit antraknosa pada kakao dan penyakit sigatola hitam pada pisang, dan penyakit-penyakit yang bersifat sistemik sebagaimana misalnya penyakit bulai pada jagung, penyakit HLB pada jeruk, penyakit tristeza pada jeruk, penyakit, penyakit layu fusarium pada pisang, dan penyakit darah pada pisang.
- Keparahan penyakit (disease severity), dilakukan dengan membantingkan luas permukaan atau volume organ tanaman atau individu tanaman bergejala dengan luas permukaan atau volume organ atau volume individu total, digunakan untuk mengkuantifikasi penyakit dengan gejala yang bersifat lokal, berkembang dengan lambat menghasilkan gejala akhir yang berbentuk dan berukuran tidak seragam, dan tidak mematikan tanaman, sebagaimana penyakit bercak septoria pada tanaman tomat.
Untuk mengkuantitikasi cacahan penyakit, terlebih dahulu diambil sampel pengamatan. Untuk penyakit bercak daun dini dan bercak daun lambat pada kacang tanah, sampel pengamatan dapat diambil secara bertahap, mula-mula rumpun tanaman, kemudian individu tanaman, dan akhirnya helai daun misalnya tiga helai daun yang terdiri atas daun tua, daun sedang, dan daun muda per individu tanaman. Selanjutnya jumlah bercak dihitung per satuan sampel pengamatan dan dicatat pada lembar pengamatan. Untuk mengkuantifikasi kejadian penyakit berdasarkan organ tanaman bagi penyakit-penyakit yang mematikan hanya organ tanaman dan tidak mematikan individu tanaman, sebagaimana misalnya penyakit antraknosa pada ranting dan penyakit busuk phytophthora pada buah tanaman kakao, pengamatan juga diawali dengan menentukan sampel pengamatan, mula-mula sampel tanaman dari setiap lokasi pengamatan dan kemudian sampel organ, dalam hal ini ranting atau buah, per individu sampel tanaman, dihitung jumlah ranting bergejala penyakit atau bertanda patogen dan jumlah ranting atau buah sampel lalu dicatat pada lembar pengamatan. Hal yang sama juga dilakukan untuk mengkuantifikasi kejadian penyakit berdasarkan individu tanaman untuk penyakit-penyakit dengan gejala penyakit atau tanda patogen yang bersifat sistemik, sebaimana misalnya penyakit bulai pada tanaman jagung, dilakukan dengan menentukan individu tanaman sampel, dilanjutkan dengan menncacah jumlah tanaman bergejala penyakit atau bertanda patogen dari seluruh individu tanaman sampel, dan kemudian mencatat hasil pencacahan pada lembar pengamatan.
Lalu bagaimana cara mengkuantifikasi keparahan penyakit untuk penyakit-penyakit lokal yang berkembang lambat dengan gejala penyakit atau tanda patogen yang berbentuk dan berukuran tidak sama dan tidak mematikan tanaman sebagaimana misalnya penyakit bercak daun septoria pada tanaman tomat? Tentu saja penyakit-penyakit dengan gejala penyakit dan tanda patogen seperti ini bukan hanya penyakit bercak daun septoria pada tanaman tomat, melainkan mencakup sebagian besar macam penyakit pada berbagai jenis tanaman. Mengukur populasi penyakit dengan karakteristik gejala seperti ini dilakukan dengan mengukur luas permukaan atau volume bergejala dan kemudian membagi angka hasil pengukuran dengan luas permukaan atau volume organ atau individu tanaman, menghasilkan ukuran penyakit yang dikenal sebagai keparahan penyakit. Namun cara ini tentu memerlukan banyak waktu sehingga tidak praktis dilakukan di lapangan.
Pengukuran keparahan penyakit di lapangan biasanya dilakukan dengan cara menaksir proporsi atau persentase luas permukaan bergejala penyakit atau bertanda patogen terhadap luas permukaan total. Persoalannya kemudian adalah ukuran yang dihasilkan berisiko tidak konsisten. Untuk mengatasi persoalan ini dikembangkan berbagai cara, pada awalnya dilakukan dengan menggunakan diagram area baku (standard area diagram, SAD) sebagai pembanding dalam melakukan penaksiran. SAD pada dasarnya merupakan gambar luas gejala penyakit atau luas tanda patogen pada permukaan organ tanaman yang disertai dengan angka keparahan. Untuk menggunakannya, gambar gambar luas gejala penyakit atau luas tanda patogen pada permukaan organ tanaman dibandingkan dengan gejala penyakit atau tanda patogen pada organ tanaman yang diamati. Keparahan penyakit ditentukan berdasarkan angka keparahan penyakit dari gambar gejala penyakit atau tanda patogen yang paling sesuai dengan gejala penyakit atau tanda patogen pada organ tanaman yang diamati (Gambar 2.1.2). Mengenai pengukuran keparahan penyakit akan diuraikan lebih lanjut pada materi kuliah 2.2.
Gambar 2.1.2. Contoh diagram luas baku (standard area diagram, SAD) yang digunakan sebagai penaduan untuk mengkuantifikasi keparahan penyakit, A: penyakit hawar utara pada jagung B: penyakit bercak daun abu-abu pada jagung, serta C: penyakit karat kopi pada tanaman kopi pada umumnya dan D: penyakit karat kopi pada kopi arabika. |
Lalu, di antara ketiga ukuran penyakit tersebut, yaitu cacahan penyakit, kejadian penyakit, dan keparahan penyakit, manakah yang lebih tepat dan teliti? Jawaban terhadap pertanyaan ini tentu saja bergantung pada cara pengambilan sampel, dan keterampilan melakukan pengamatan secara visual, dan penggunaan teknologi dalam melakukan pengamatan. Namun untuk memutuskan menggunakan ukuran yang mana, sebaiknya renungkan secara logis, apakah perlu mengukur keparahan penyakit yang pengamatannya rumit, jika penyakit yang kita amati, akan mati dalam waktu satu atau dua hari? Atau, apakah perlu mengamati keparahan penyakit jika tanaman yang kita amati pada akhirnya juga mati sebelum berproduksi? Oleh karena itu, sebelum menentukan melakukan kuantifikasi dengan ukuran yang mana, selain mempertimbangkan karakteristik perkembangan penyakit, pikirkan baik-baik, apa sebenarnya tujuan melakukan kuantifikasi penyakit.
2.1.1.2. Mengakses dan Membaca Pustaka Wajib
Silahkan klik halaman Pustaka Daring untuk mengunduh buku teks wajib yang perlu dibaca untuk mendalami materi kuliah ini. Selain itu, silahkan juga mengklik pustaka daring berikut ini:
- Colucci, S.J. and G.J. Holmes. 2010. Downy Mildew of Cucurbits. The Plant Health Instructor. DOI: 10.1094/PHI-I-2010-0825-01. Accessed from: http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/lessons/fungi/Oomycetes/Pages/Cucurbits.aspx
- Madden, L. (n.d.). Pros and cons of different disease assessment rating. Accessed from: http://www.plantmanagementnetwork.org/infocenter/topic/soybeanrust/2006/presentations/Madden.pdf
- Martyn, R.D. 2002. Monosporascus root rot and vine decline of melons. The Plant Health Instructor. DOI: 10.1094/PHI-I-2002-0612-01. Accessed from: http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/lessons/fungi/ascomycetes/Pages/Monosporascus.aspx
- McTaggart, A., & Cumagun, C. (2007). Downy Mildew of Maize (Peronosclerospora spontanea) Updated on 2/4/2008. Available online: http://www.padil.gov.au/pests-and-diseases/pest/main/136641/8061
- Mudita, I W. (2013). Mengukur Penyakit Tumbuhan: Intensitas, Kejadian, Keparahan ... Blog Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (versi lama). Diakses dari: http://muditaept.blogspot.com/2013/11/mengukur-penyakit-intensitas-kejadian.html
- Raid, R. (2011a). Signs of Plant Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_04.shtml
- Raid, R. (2011b). Specific Symptoms and Signs of Bacterial Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_05.shtml
- Raid, R. (2011c). Symptoms of Plant Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_03.shtml
- Raid, R. (2011d). Symptoms of Viral Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_06.shtml
2.1.2. TUGAS KULIAH
2.1.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar dan/atau pertanyaan di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Senin, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Kunjungi kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain, prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain pada saat mengikuti ujian tengah semester.
2.1.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Senin, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.
2.1.2.2. Latihan Pembelajaran Kasus
Untuk mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus ini, silahkan terlebih dahulu baca Peanut Disease Identification, terutama pelajari cara membedakan antara gejala bercak dini (early leaf spot, disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori, periksa di Species Fungorum) dengan bercak lambat (late leaf spot, disebabkan oleh Cercosporidium personatum (Berk. & M.A. Curtis) Deighton, periksa di Species Fungorum). Perbedaan utama antara kedua penyakit tampak pada permukaan bawah helai daun. Pada permukaan bawah helai daun, gejala bercak daun dini berwarna coklat sedangkan gejala bercak daun lambat berwarna hitam.
Untuk mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus ini, silahkan terlebih dahulu baca Peanut Disease Identification, terutama pelajari cara membedakan antara gejala bercak dini (early leaf spot, disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori, periksa di Species Fungorum) dengan bercak lambat (late leaf spot, disebabkan oleh Cercosporidium personatum (Berk. & M.A. Curtis) Deighton, periksa di Species Fungorum). Perbedaan utama antara kedua penyakit tampak pada permukaan bawah helai daun. Pada permukaan bawah helai daun, gejala bercak daun dini berwarna coklat sedangkan gejala bercak daun lambat berwarna hitam.
Perbadaan antara gejala penyakit bercak dini (bercak coklat) dan gejala penyakit bercak lambat (bercak hitam) pada tanaman kacang tanah |
Setelah bisa membedakan gejala kedua penyakit tersebut, silahkan unduh Lembar Pengamatan Penyakit Bercak Daun Dini Kacang Tanah dan cetak file untuk melakukan pengamatan. Silahkan melakukan pengamatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Unduh dan simpan file lembar pengamatan dengan mengganti bagian nama mahasiswa dalam nama file dengan nama masing-masing lalu cetak file untuk digunakan melakukan pengamatan
- Pada setiap rumpun tanaman yang ditandai, tentukan secara acak satu batang tanaman untuk diamati. Ambil foto rumpun tanaman yang diamati.
- Pada setiap batang tanaman yang terpilih untuk diamati, tentukan satu tangkai daun di bagian pangkal, satu tangkai daun di bagian tengah, dan satu tangkai daun yang helai daunnya sudah membuka penuh di bagian ujung untuk diamati
- Amati gejala penyakit bercak daun dini dan bercak daun lambat pada setiap tangkai daun sampel yang terpilih dari setiap batang tanaman terpilih pada setiap rumpun yang telah diberi tanda mulai dari nomor 1 sampai nomor 15.
- Tulis jumlah bercak hasil pengamatan pada baris rumpun tanaman dan kolom sampel tangkai daun pada tabel jenis penyakit yang sesuai.
- Tulis angka 0 bila pada keempat helai daun pada setiap tangkai daun sampel tidak ditemukan gejala penyakit yang bersangkutan.
- Cari satu tangkai daun dengan helai bergejala penyakit bercak daun dini yang jelas dan satu tangkai daun lain dengan helai bergejala penyakit bercak daun lambat yang jelas dari tanaman di luar rumpun tanaman yang ditandai lalu petik tangkai daun tersebut
- Letakkan kedua tangkai daun berdampingan dengan permukaan bawah daun menghadap ke atas di permukaan tanah rata yang telah dibersihkan dari serasah (daun kering dipindahkan), tumbuhan (dicabut), dan batu (dipindahkan), lalu ambil foto yang dapat menunjukkan perbedaan yang jelas antara kedua gejala penyakit bercak daun tersebut.
- Setelah selesai melakukan pengamatan, masukkan data hasil pengamatan ke dalam file pengamatan dan simpan file dengan mengganti bagian namamahasiswa dari nama file dengan nama sendiri.
2.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Senin, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, silahkan memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.
**********
Hak cipta: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 20 Februari 2016, revisi termutakhir: 19 Januari 2021
Revisi pertama: 20 Februari 2016, revisi termutakhir: 19 Januari 2021
Gejala penyakit dan tanda patogen digunakan sebagai satuan untuk dikuantifikasi sebagai ukuran populasi penyakit tumbuhan. Pemantauan terhadap penyakit tumbuhan dapat dilakukan dengan mengetahui intensitas penyakit tanaman. Pengguanaan skor dalam mengukur intensitas penyakit tidak lagi dapat digunakan sebab skor sebenarnya berskala ordinal sehingga tidak benar-benar bersifat kuantitatif. Intensitas penyakit mencakup isidensi (kejadian) penyakit dan severitas (keparahan) penyakit. Namun ketepatan dan ketelitian kedua pengukuran ini bergantung pada karakteristik gejala penyakit dan/atau tanda patogen. Untuk penyakit-penyakit dengan gejala lokal yang jumlah gejalanya bervariasi dan ukuran gejalanya berubah dengan cepat, ukuran yang lebih tepat dan teliti tentu saja keparahan penyakit. Sebaliknya, penyakit-penyakit yang mematikan tumbuhan inang dengan cepat atau yang gejalanya bersifat sistemik dapat diukur dengan tepat dan teliti menggunakan ukuran kejadian penyakit.
ReplyDeleteDalam menentukan apakah penyakit akan diukur dengan menggunakan ukuran kejadian atau keparahan penyakit, saya masih belum memahami bagaimana cara mengetahui suatu penyakit termasuk bergejala lokal atau bergejala sistemik ?
Untuk menentukan apakah penyakit bergejala lokal atau sistemik: (1) pelajari kembali ilmu penyakit tumbuhan, (2) cari nama penyakit yang akan ditentukan apakah bergejala lokal atau sistemik lalu pelajari gejala penyakit dan tanda petogennya, dan (3) berdasarkan pada (2), dapat diperoleh informasi yang diperlukan.
DeleteSetelah saya membaca bacaan tersebut yang menjadi pertanyaan saya adalah Apakah dalam mengukur suatu populasi penyakit,gejala penyakit,dan tanda patogen hanya menggunakan satuan saja? Pertanyaannya:Bagaimana populasi penyakit,gejala penyakit,dan tanda patogen tersebut timbul secara bersama –sama dan bagaimana cara untuk menggunakan satuan tersebut.
ReplyDeleteGejala penyakit dan tanda patogen dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, bergantung pada gejalanya. Silahkan klik http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_03.shtml dan http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_04.shtml. Mengukur penyakit berarti mengukur seberapa berat tanaman menderita penyakit, mirip dengan mengukur seberapa banyak tanaman berproduksi. Bila produksi diukur dengan satuan kg maka penyakit diukur dengan satuan kejadian atau keparahan penyakit dengan menggunakan gejala penyakit atau tanda patogen sebagai obyek pengukuran.
DeleteBapak terima kasih atas jawabannya
DeleteBelajar mengenai gejala tumbuhan berarti mempelajari perubahan yang tampak pada tumbuhan inang. Gejala bercak daun dini pada tanaman kacang tanah dapat diketahui presentase daun bergejala dengan menggunakan pengukuran kejadian penyakit. Pertanyaan saya bagaimana pengukuran gejala bercak daun yang ukurannya meluas seperti pada tanaman labu-labuan dan merupakan jenis tanaman yang menjalar? Satuan pengukuran mana yang digunakan untuk mengukur populasi penyakit pada tanaman tersebut? Trimakasih.
ReplyDeleteSudah saya jelaskan dalam tulisan, silahkan baca kembali dengan lebih teliti.
DeleteApakah ada cara lain dalam melakukan perhitungan kejadian atau keparahan penyakit selain menggunakan Google Sheets maupun rumus sakti yang bapak jelaskan diatas?
ReplyDeleteUntuk menghitung kejadian atau keparahan penyakit, silahkan gunakan Microsoft Excel. Tapi saya tidak mau mengajar mahasiswa menggunakan program bajakan sehingga saya menganjurkan mahasiswa menggunakan Google Sheets. Program aplikasi lain yang juga saya gunakan adalah LibreOffice Calc, program aplikasi tabel lajur dari program aplikasi perkantoran akses terbuka (gratis) LibreOffice (http://www.libreoffice.org/, silahkan unduh). Saya tidak menyarakan mahasiswa menghitung intensitas penyakit dengan rumus sakti, meskipun rumus tersebut digunakan oleh banyak kalangan ilmu penyakit tumbuhan di Indonesia.
Deleteterimakasih bapak
DeletePada keempat kurva menunjukkan secara umum bahwa penyakit cenderung terus meningkat tetapi dengan pola yang berbeda. Hal ini mengapa berbeda bapak ?
ReplyDeleteDan juga saya masih bingung untuk penjelasan kurva tersebut bapak..
Berbeda karena disebabkan oleh patogen yang berbeda pada tanaman yang berbeda dan dalam kondisi lingkungan yang juga berbeda. Kurva merupakan cara menggambarkan kejadian atau keparahan penyakit dari waktu ke waktu dengan menggunakan waktu sebagai sumbu X dan kejadian atau keparahan penyakit sebagai sumbu Y. Kerjakan Tugas 1 supaya bisa mengerti.
DeleteGejala penyakit tumbuhan berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang sebagai akibat berkembangnya suatu penyakit tertentu pada tumbuhan inang yang bersangkutan. kejadian penyakit (disease incidence) dan keparahan penyakit (disease severity). Kedua variabel pengukuran penyakit tersebut pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama, yaitu perbandingan relatif antara bagian bergejala penyakit dan/atau bertanda patogen terhadap keseluruhan bagian tumbuhan inang. pertanyaan saya bagaimana cara Untuk mengukur populasi penyakit, gejala penyakit dan tanda patogen yang digunakan sebagai satuan ??
ReplyDeleteJawaban terhadap pertanyaan yang Sriyani ajukan sudah saya jelaskan dalam tulisan, silahkan baca sekali, dua kali, dan seterusnya sampai mengerti.
Deletepada jenis-jenis tanaman labuh merupakan gejala nekrotik,maksud dari gejala nekrotik?Pada penyakit dengan gejala lokal yang jumlah gejalanya bervariasi dan ukuran gejalanya berubah dengan cepat, ukuran yang lebih tepat dan teliti tentu saja keparahan penyakit dan sebaliknya, penyakit yang mematikan tumbuhan inang dengan cepat atau yang gejalanya bersifat sistemik dapat diukur dengan tepat dan teliti menggunakan ukuran kejadian penyakit,dari kedua gejala tersebut apakah bisa melakukan pengkuran dengan cara lain,selain melihat keparahan penyaki dan kejadian penyakit?terimakasi bapak
ReplyDeleteCara penulisan yang benar: labu (tanpa h), bukan labuh (dengan h). Jangan menambahkan atau mengurangi huruf h secara sembarangan sebab dapat mengubah arti kata. Untuk mengetahui apa itu gejala nekrotik, buka kembali catatan ilmu penyakit tumbuhan (kalau pernah mencatat dan kalau catatannya masih ada) atau klik tautan http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_03.shtml. Cara lain adalah menggunakan skor, tapi karena skor bukan merupakan ukuran yang benar-benar kuantitatif, saya tidak menyarankan mahasiswa untuk menggunakannya.
Deleteterima kasih bapak atas koreksi cara penulisannya dan informasinya.
DeleteSetelah saya membaca uraian di atas, bahwa pengukuran populasi penyakit yang mematikan atau penyakit yang sistemik di lakukan dengan menghitung jumlah individu tumbuhan inang bergejala terhadap jumlah seluruh individu tumbuhan inang dalam satu petak yang ukurannya diketahui. Dari hal tersebut, timbulah pertanyaan saya yaitu bagaimana cara mengukur penyakit yang timbul pada satu jenis tanaman di mana terdapat 2 atau lebih jenis penyakit ? dan bagai mana mengukur penyakit pada suatu areal lahan yang di jadikan sebagai objek pengamatan dan di dalamnya di Tanami berbagai jenis tanaman dan tanaman-tanaman tersebut terserang penyakit yang beragam ?terimakasih
ReplyDeleteSekali lagi saya INGATKAN, jangan pernah menggunakan istilah "diserang penyakit". Cara penulisan yang benar: dilakukan, bukan di lakukan (pelajari kembali bahasa Indonesia). Untuk mengukur dua penyakit pada satu tanaman, setiap penyakit diukur dengan cara sendiri-sendiri. Untuk mengukur penyakit pada banyak tanaman, setiap penyakit pada tiap jenis tanaman diukur sendiri-sendiri. Prinsipnya, lakukan satu per satu. Sama dengan menjadi sarjana, ambil matakuliah dan pelajari satu per satu, supaya bisa menjadi sarjana pertanian yang baik. Mi memang banyak yang instan, tetapi pengamatan penyakit tidak bisa dilakukan secara bersamaan supaya serba instan.
DeleteGejala penyakit tumbuhan berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang yang bersangkutan.setalah membaca materi tersebut muncul pertanyaan mengenai materi tersebut
ReplyDeleteBagaimana hubungan atau kaitan antara gejala penyakit tumbuhan dan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang ?
Pertama-tama terjadi perubahan fisiologis begitu tanaman terinfeksi oleh patogen. Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan tersebut, karena bukan merupakan materi epidemiologi penyakit tumbuhan, silahkan buka dan baca kembali catatan kuliah ilmu penyakit tumbuhan (musah-mudahan pernah mencatat ketika mengikuti kuliah dahulu). Atau silahkan tanyakan kepada dosen ilmu penyakit tumbuhan.
DeleteSeperti yang telah bapak sampaikan pada saat perkuliahan epidemiologi penyakit tumbuhan,bahwa penyakit dilihat dari gejala dan tanda(cederanya)sedangkan intensitas penyakit dilihat dari kejadian dan keparahan.,dimana untuk melihat tingkat keparahan atau gejala penyakit tumbuhan selalu berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang.yang menjadi pertanyaan saya,jika didalam epidemiologi penyakit tumbuhan jika tidak lagi mengunakan skor untuk mengukur intensitas penyakit ,maka cara apa yang lebih efektif dan bersifat kuantitatif untuk mengukur intensitas dari suatu penyakit?terimakasih
ReplyDeleteSaya tidak pernah menggunakan istilah cedera sebagai alternatif istilah tanda patogen (maaf, jangan menciptakan istilah sendiri). Sudah saya jelaskan panjang lebar dalam tulisan bahwa untuk mengukur penyakit kita menggunakan satu di antara dua cara mengukur: (1) kejadian penyakit atau (2) keparahan penyakit. Saya tidak menyarankan penggunaan skor karena skor bukan merupakan ukuran yang benar-benar kuantitatif.
DeleteGejala penyakit sangat berkaitan erat dengan perubahan pada tanaman inang yang di sebabkan oleh perkembangan suatu penyakit pada inang tersebut. Ada begitu banyak penyakit yang menginfeksi tanaman sehingga dapat menurunkan hasil produksi. Tetapi ada penyakit yang dapat mematikan tumbuhan adapula yang kerusakan ringan pada tanaman yang nantinya masih bisa di tanggani.
ReplyDeletedalam melakukan pengamatan gejala penyakit dapat digunakan gambar penyakit berskala, apabila dalam melakukan pengamatan dan didapati ukuran daun tanaman yang berbeda-beda dan tidak sesui dengan gambar skala penyakit yang telah di buat. bagaimana cara mengatasi masalah ini, dan bagaimanakah cara merancang gambar penyakit berskala?
ReplyDeleteCara penulisan yang benar: dibuat, bukan di buat (berarti di suatu tempat di sebelah Utara kota Soe). Sebagian besar penyakit penting sudah mempunyai gambar gejala atau gambar tanda berskala. Bila belum tersedia, bisa dibuat dengan memindai daun bergejala, mengukur luas daun total dan luas daun bergejala dengan menggunakan program aplikasi pengukuran luas permukaan.
DeleteBerdasarkan penjelasan bapak di atas saya masih kurang mengerti misalnya apakah yang membedakan suatu gejala penyakit dan tanda patogen yang diamati sehingga pada saat perhitungan gejala penyakit dan tanda patogen tersebut menggunakan rumus keparahan dan kejadian suatu penyakit ? apakah ada kekhususan tertentu ? trima kasih .
ReplyDeleteBaca sekali, du kali, tiga kali, dst., lagi karena kriterianya sudah saya jelaskan dalam tulisan. Kejadian digunakan bila: (penyakit bersifat sistemik atau penyakit bersifat mematikan tanaman, keparahan digunakan untuk penyakit-penyakit lainnya.
Deletedalam melakukan proses perhitungan gejala penyakit maka harus dilakukan prosesperhitungan bagian tanaman yang bergejala .dan bagaimana cara menghitung persentasi kesehatan tanaman pada suatu tanaman yang di lakukan pengukuran penyakit pada bagian tanaman yang bergejala penyakit
ReplyDeleteMaaf, saya kurang mengerti pertanyaan ini. Mungkin ada mahasiswa lain yang bisa membantu saya.
DeleteKejadian penyakit dan keparahan penyakit merupakan dua perbandingan relatif antara bagian bergejala penyakit dan atau bertanda patogen terhadap keseluruhan bagian tumbuhan inang. Pada saat mengukur intensitas penyakit kita tidak boleh menggunakan skor karena sebenarnya bukan menyatakan ukuran dengan kuantitas yang pasti. Pada saat kita mengukur populasi penyakit dapat dilakukan dengan menghitung jumlah individu tumbuhan inang bergejala terhadap jumlah seluruh individu tumbuhan inang dalam satu petak yang ukurannya sudah diketahui. Bila gejala mematikan atau sistemik terjadi hanya pada organ tumbuhan inang, bukan pada individu secara keseluruhan maka, pengukuran populasi penyakit dapat dilakukan dengan menghitung jumlah organ bergejala terhadap jumlah seluruh organ yang sama pada satu individu tumbuhan inang.
ReplyDeleteGejala penyakit dan tanda patogen digunakan sebagai satu satuan untuk kuantifikasi ukuran populasi penyakit pada tumbuhan.gejala penyakit tumbuhan dikategorikan menjadi beberapa bagian dan setiapkategori itu juga masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian penting.berkaitan dengan pengukuran populasi penyakit apakah untuk mengukur penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus menggunakan satuan yang sama atau bagaimana ??
ReplyDeleteBenar, pada prinsipnya menggunakan cara dan satuan yang sama. Tapi kalangan virologi lebih suka menggunakan skor, meskipun skor sebenarnya bukan merupakan ukuran penyakit yang benar-benar kuantitatif. Mengingat penyakit yang disebabkan oleh virus pada umumnya bersifat sistemik, bisa digunakan ukuran kejadian penyakit.
DeleteGejala penyakit berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang. Berarti perubahan tersebut dapat dilihat oleh mata secara langsung. Gejala penyakit dikategorikan menjadi nekrotik, hiperplastik, dan hipoplastik. Pengukuran intensitas penyakit tanaman dapat dinyatakan dalam istilah kejadian penyakit dan keparahan penyakit. Intensitas penyakit dinyatakan dengan kejadian apabila adanya serangan patogen secara cepat atau lambat akan menyebabkan kematian atau tanaman tidak dapat berproduksi sedangkan keparahan penyakit dinyatakan sebagai penyakit yang mempunyai gejala dan yang bervariasi. Pada keparahan penyakit menggunakan skor dimaksudkan untuk memudahkan dalam mengelompokkan intensitas penyakit berdasarkan tingkat keparahannya. Dengan mempunyai pemahaman mengenai kejadian dan keparahan penyakit kita dapat memprediksikan cara pengendalian dan kapan pengendalian harus dilakukan, dan selanjutnya kita dapat mengetahui dampak ekonomi dan lingkungan yang disebabkan oleh serangan patogen yang menyebabkan penyakit tersebut. Tanpa pemahaman mengenai konsep penyakit tumbuhan kita tidak mempunyai dasar pemikiran yang kuat mengenai perbedaan setiap tanda penyakit pada tumbuhan.
ReplyDeleteDari bacaan di atas dan tulisan-tulisan lainnya bapak ternyata banyak sekali yang kebiasaan mahasiswa termasuk saya dalam menggunakan bahasa-bahasa pertanian banyak yang kurang tepat. salah satunya mengenai intensitas penyakit yang selama ini kami gunakan adalah intensitas serangan penyakit. Saya yakin masih banyak sekali arti-arti yang masih banyak belum kami pahami bapak. Semoga dengan tulisan-tulisan dari bapak membantu kami. Pertanyaan saya bapak: pada satu bagian tanaman tentu saja tidak hanya memiliki satu jenis penyakit. Bisa saja terdiri dari beberapa penyakit. Seperti yang bapak jelas saat kuliah bahwa pada gambar daun yang terdapat gejala penyakit itu kita jangan ragu untuk tentukan angkanya daun 1, daun 2,.., daun 5.. Apakah tidak berpengaruh pada hasilnya? terima kasih.
ReplyDeleteDalam mengamati penyakit, khususnya untuk melakukan penelitian, kita memfokuskan satu penyakit yang kita teliti dan bisa mengabaikan penyakit lainnya. Bila pada satu tanaman terdapat lebih daru satu penyakit maka akan terjadi saling pengaruh di antara keduanya. Kalau kedua penyakit ingin kita amati maka kita harus mengamati tiap penyakit sendiri-sendiri, bukan menggabungkannya.
DeleteIya bapak terima kasih.
DeleteTerima kasih sudah berkenan menyampaikan komentar dan pertanyaan. Penyampaian komentar dan pertanyaan saya tutup sampai di sini. Komentar atau pertanyaan yang diajukan sesudah ini akan saya abaikan.
ReplyDeletesyalom bapak..
ReplyDeletePak dari materi di atas dikatakan bahwa untuk membantu mengukur keparahan penyakit menggunakan gambar gejala atau tanda penyakit sebagai skala pembanding. kemudian gambar penyakit berskala tersebut umumnya tersedia untuk penyakit2 penting dan tersebar luas, akan tetapi untuk penyakit2 tertentu perlu terlebih dahulu di rancang sebelum melakukan pengamatan di lapangan.
pertanyaannya adalah penyakit2 tertentu dan penyakit2 penting ini contohnya apa, juga mengapa perlu menggunakan gambar berskala sebagai pembanding pak.
terimakasih
setelah membaca materi ini saya sudah dapat membedakan mana yang merupakan tanda patogen dan gejala penyakit.yang menjadi pertanyaan saya apakah populasi penyakit, tanda patogen,dan gejala penyakit dapat timbul dengan waktu yang bersamaan ?
ReplyDeletesylom bapak,
ReplyDeletedari materi yang bapak sampaikan. kejadian dan keparahan penyakit saya kurang memahami dan saya ingin bertanya, bagaimana cara menepsirkan kejadian penyakit tersebut ?
Terima kasih
Selamat Pagi Bapak, dari beberapa perhitungan jitu yang Bapak jelaskana diatas salah satu diantaranya dengan menggunakan rumus dan Google Sheets. Apakaha ada cara lain dalam melakukan perhitungan kejadian atau keparahan penyakit selain menggunakan Google Sheets maupun rumus yang bapak jelaskan diatas ? Dan atau ada aplikasi terbaru khusus yang digunakan untuk menghitung tingkat kejadian atau keparahan penyakit ?
ReplyDeleteTerima kasih.
Selamat sore bapa….
ReplyDeleteDari penjelasan diatas tentang gejala penyakit layu mendadak, yang disebabkan oleh jamur Monosporascus cannonballus Pollack & Uecker pada tanaman melon atau semangka, yang juga merupakan gejala nekrotik dan lokal, tetapi terjadi pada batang sehingga mematikan tanaman dengan sangat cepat.
Yang ingin saya tanyakan yakni,pada bagian manakah jamur tersebut menyerang,seberapa besar intensitas kerusakan dan berapa lama waktu penetrasi yang di lakukan oleh jamur Monosporascus cannonballus Pollack & Uecker terhadap tanaman inangnya sehingga tanaman melon dan semangka mengalami layu mendadak.
Terima kasih bapa…
Pada perkuliahan maupun pada materi yang sudah dipaparkan diatas, saya mendapatkan beberapa pengetahuan yaitu, epidemiologi penyakit tumbuhan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengetahui populasi patogen penyebab penyakit pada tumbuhan yang dapat dinyatakan dengan menggunakan statistik populasi. Dengan demikian intensitas penyakit tidak dinyatakan dengan skor yang berskala ordinal. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah dengan hanya melihat gejala penyakitnya saja, seorang peneliti bisa dapat mengetahui populasi patogen penyebab penyakit?
ReplyDeleteUntuk mengatasi permasalahan dalam mengukur populasi penyakit, maka pakar Epidemiologi penyakit tumbuhan mengembangkan konsep Intensitas penyakit; Nah yang menjadi pertanyaan saya adalah apa itu konsep Intensitas penyakit dan bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui bahwa konsep tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada?
ReplyDeletedari modul diatas dapat dijelaskan bahwa proses fisiologis yang dialami oleh tumbuhan inang, gejala penyakit dikategorikan menjadi nekrotik, yaitu kemunduran atau kematian jaringan; hiperplastik, yaitu pertumbuhan berlebihan jaringan; dan dan hipoplastik, pertumbuhan terhambat jaringan.yang menjadi pertanyaan saya, kira-kira contoh tanaman inang yang mangalami hipoplastik dan hiperplastik???
ReplyDeletedari modul di atas ada tanaman inang hiperplastik dan hipoplastik. kira-kira pada kondisi tersebut bagaimana cara menghitung keparahan penyakit dan kejadian penyakit ?
ReplyDeleteseperti yang kita ketahui ada komoditi pepaya tertentu yang memiliki sifat fisiologis batangnya tinggi, apabila pada tanaman tersebut terjadi gejala penyakit kira-kira bagaimana cara menghitung keparahan penyakit dari masalah tersebut?
ReplyDeleteselamat malam bapak,Gejala lokal, yang terjadi terbatas pada titik infeksi dan sekitarnya, dan gejala sistemik, yang timbul pada organ yang letaknya jauh dari titik infeksi, dan bahkan di seluruh permukaan tanaman, sebagai akibat dari tertranslokasinya patogen dalam pembuluh angkut;Bapak, saya belum mengerti tentang tertranslokasinya patogen dalam pembuluh angkut?
ReplyDeleteseperti pada penjelasan di atas bahwa penyakit bercak daun dini yang disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori dan bercak daun lambat yang disebabkan oleh jamur Mycosphaerella berkeleyi W.A.
ReplyDeleteyang menjadi pertanyaan saya apakah teknik pengendalian dari gejala penyakit di atas sama,karena dia sama -sama di sebabkan oleh jamur ataukah teknik pengendalianya berbeda karena diliat dari spesies tanamanya?
berdasarkan penjelasan diatas. yang ingin saya tanyakan adalah apakah pengukuran gejala dengan cara menaksir proporsi atau persentase dapat dilakukan pada gejala penyakit lain selain bercak daun ?
ReplyDeleteDari materi diatas,kira-kira di antara cara-cara pengukuran penyakit di atas, pengukuran gejala dengan cara manakan yang pengukurannya paling efektif dan kira-kira mengapa pengukuran tersebut paling efektif dibandingkandengan cara pengukuranyang lain?
ReplyDeleteTerimah Kasih
selamat malam bapak, Gejala yang perkembangan ukurannya terbatas pada ukuran tertentu yang relatif seragam dan gejala yang perkembangan ukurannya tidak terbatas dan pada akhirnya menghasilkan gejala dengan ukuran yang sangat berbeda-beda, kira-kira maksud dari pernyataan ini seperti apa ?mohon penjelasannya pa.
ReplyDeleteApakah ada ciri ciri khusus untuk menentukan suatu tanaman itu sudah mengalami hiperplastik dan hipoplastik?
ReplyDeleteTerima kasih bapak
selamat malam pa,dari rumus di atas apakah ada cara lain yang lebih efektif untuk menghitung gejala penyakit ? terima kasih pa
ReplyDeleteApa saja kekurangan/kesulitan dari cara mengukur keparahan penyakit di lihat dari bercak yang di timbulkan ?
ReplyDeleteApa saja kekurangan/kesulitan dari cara mengukur keparahan penyakit di lihat dari bercak yang di timbulkan ?
ReplyDeleteApakah ada kekeurangan dari cara menentukan intensitas penyakit ?
ReplyDeleteTerimakasih Bapak materi yang sudah diberikan.untuk mengukur populasi penyakit,gejala penyakit dan tanda patogen digunakan sebagai satuan.yang saya tanyakan bagaimana cara menggunakan satuan yang bentuk dan ukurannya sebagai beragam?
ReplyDeleteTerimakasih Bapak materi yang sudah diberikan.Untuk mengukur populasi penyakit,gejala penyakit dan tanda patogen.yang saya tanyakan bagaimana cara menggunakan satuan yang bentuk dan ukurannya sebagai beragam?
ReplyDeleteMelakukan penaksiran proporsi atau persentase luas permukaan bergejala/bertanda dgn bantuan skala bergambar. Hasilnya merupakan proporsi atau persentase kepanasan penyakit.
DeleteKesimpulan dari materi diatas:Gejala penyakit tumbuhan berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang,sebagai akibat berkembangnya suatu penyakit tertentu pada tumbuhan inang yang bersangkutan.
ReplyDeleteDakam merencanakan cara mengukur penyakit pada saat meneliti penyakit tumbuhan tertentu,terlebih dahululu perlu diperhatikan karakteristik gejala penyakit dan atau tanda patogen,sebelum menentukan apakah penyakit akan diukur dengan menggunakan ukuran kejadian atau keoarahan penyakit.
Pertanyaan:jika ada suatu tumbuhan yang gejala oenyakitnya tidak kelihatan namun hanya tanda penyakit yang muncul apakah kita bisa melakukan pengukuran?
Silahkan lakukan pengukuran terhadap tanda penyakit.
DeleteDari penjelasan materi diatas, saya masih belum paham dengan pernyataan bahwa untuk membantu pengukuran keparahan penyakit, digunakan gambar gejala atau tanda penyakit berskala sebagai pembanding.
ReplyDeleteCara ini digunakan untuk penyakit yang gejala atau tandanya berubah dengan cepat tapi tidak langsung mematikan organ atau individu tanaman. Pengukuran dilakukan dgn membandingkan keadaan gejala atau tanda yang diamati dgn gambar dan memilih angka nilai kepanasan penyakit dari gambar yang paling sesuai dgn keadaan gejala atau tanda yang diamati.
DeleteDari penjelasan materi diatas yang igin saya tanyakan adalah aapa perbedaan anatara keparahan peyakit dan kejadian penyakit
ReplyDeleteBaca kembali tulisan dan belajar menyimpulkan perbedaan antara kejadian penyakit dan ke parahnya penyakit dari hasil membaca.
DeletePenyakit bercak daun di kacang tanah yang tidak mematikan tanaman dan gejalanya berukuran relatif tetap apakah itu diukur menggunakan ukuran kejadian atau keparahan penyakit ??
ReplyDeleteTrimakasih bapak
Jawaban pertanyaan ini sudah saya berikan dalam tulisan. Baca berulang kali sampai menemukan jawabannya sendiri.
DeleteSelamat sore bapat, setelah saya membaca materi di atas, saya mau bertanya sesuai dengan pengelaman yang saya lihat di lapangan.
ReplyDelete1.Mengapa setiap kali petani menanam kacang tanah itu selalu muncul gejala nekrotik di duan kacang tanah bahkan hampir semua yang di tanam mengalami gejala tersebut terimakasih.
Berarti lokasi tempat petani menanam kacang tanah tersebut selalu tersedia inokulum penyakit bercak daun yang tersisa dari musim tanam sebelumnya.
DeleteYang dapat saya pahami dari materi ini yaitu tanda patogen dan gejala penyakit merupakan faktor yang menentukan bagaimana mendeskripsikan akan keparahan penyakit atau kejadian penyakit. Dalam perhitungannya dilapangan dimisalkan gejala penyakitnya terdapat pada batang dari tanaman misalnya gejala yang di alami yaitu hiperplastik. bagaiman cara kita membuat persentasenya?
ReplyDeleteDitentukan sampel yang terdiri atas sejumlah batang tanaman, kemudian dihitung batang tanaman bergejala dari seluruh batang sampel untuk menentukan kejadian penyakit.
DeleteTerimakasih Bapak...
ReplyDeleteSetelah membaca materi diatas, yang saya pahami bahwa pengukuran dengan menggunakan gambar berskala jauh lebih baik. Namun yang ingin saya tanyakan apakah ada kelemahan/kekurangan dari pengukuran menggunakan gambar berskala itu sendiri?
Gambar berskala mempunyai kelebihan dalam hal lebih teliti untuk mengukur penyakit yang bersifat lokal. Kelemahannya adalah memerlukan waktu lama dan disertai dengan galat mekanik yang tinggi bila dilakukan oleh orang belum berpengalaman.
DeleteTerimakasih Bapak...
ReplyDeleteSetelah membaca materi diatas, yang saya pahami bahwa pengukuran dengan menggunakan gambar berskala jauh lebih baik. Namun yang ingin saya tanyakan apakah ada kelemahan/kekurangan dari pengukuran menggunakan gambar berskala itu sendiri?
Terimakasih Bapak...
ReplyDeleteSetelah membaca materi diatas, yang saya pahami bahwa pengukuran dengan menggunakan gambar berskala jauh lebih baik. Namun yang ingin saya tanyakan apakah ada kelemahan/kekurangan dari pengukuran menggunakan gambar berskala itu sendiri?
Terimakasih untuk materi yang bapak buat,pada bagian ini
ReplyDeletePada penyakit bercak daun dini kacang tanah yang tidak mematikan tanaman dan gejalanya berukuran relatif tetap, populasi gejala penyakit dapat diukur dengan menghitung jumlah bercak per helai daun. Untuk memperoleh ukuran relatif, jumlah bercak per helai setiap helai daun yang diamati kemudian dibandingkan dengan jumlah bercak per helai daun yang nilainya tertinggi. Lalu bagaimana dengan bercak daun pada jenis-jenis labu yang ukuran bercaknya sangat bervariasi? Dalam hal ini, membandingkan jumlah bercak menjadi sangat tidak memadai karena ada bercak yang ukurannya sangat kecil dan ada pula yang ukurannya sangat besar. Mengukur populasi penyakit dengan karakteristik gejala seperti ini dilakukan dengan menaksir proporsi atau persentase luas permukaan daun berbercak terhadap luas permukaan total helai daun. Kedua cara pengukuran penyakit inilah yang dikenal sebagai keparahan penyakit. saya sangat tertarik sekali sehingga kami dapat mengetahui cara pengerjaan praktikum kami.terima kasih pak
Silahkan lakukan penelusuran di Internet untuk memperoleh gambar berskala untuk dijadikan panduan pengukuran keparahan penyakit tersebut.
DeleteDari materi diatas yang telah saya baca,dijelaskan bahwa berdasarkan proses fisiologis yang dialami oleh tumbuhan inang,gejala penyakit di kategorikan menjadi nekrotik yaitu kemunduran atau kematian jaringan.Hiperplastik yaitu pertumbuhan berlebihan jaringan dan hipoplastik yaitu pertumbuhan terhambat jaringan. Yang ingin saya tanyakan bagaimana upaya yang tepat dalam menangani gejala penyakit nekrotik,hiperplastik dan hipoplastik?
ReplyDeleteTrimakasih
Upaya menangani gejala penyakit sama artinya dengan upaya pengendalian penyakit yang bersangkutan. Atau bagaimana?
DeleteIntensitas penyakit (disease intensity), yang lebih lanjut dibedakan menjadi kejadian penyakit (disease incidence) dan keparahan penyakit (disease severity).
ReplyDeleteVariabel apa yang kita gunakan untuk menghitung intensitas penyakit busuk buah misalnya pada buah tomat yang disebabkan oleh jamur.
Mengapa serangan non sistemik tidak langsung menyebabkan tanaman langsung mati ?Dan apakah serangan sistemik ini hanya menyerang bagian tertentu dari tanaman ?
ReplyDeleteMaksudnya penyakit non-sistemik? Soal tanaman langsung mati atau tidak, tidak bergantung apa apakah penyakit yang menginfeksi bersifat sistemik atau non-sistemik, melainkan pada tingkat keganasan patogen, kesesuaian faktor lingkungan, dan tingkat kerentanan tanaman inang.
DeleteMisalkan pada satu lahan kacang tanah semua kacang tanah menunjukan gejala lokal dan sistemik. Bagaimana cara mengukur populasi penyakit?
ReplyDeletePenyakit yang dimaksud penyakit apa dulu. Kacang tanah dapat menderita beberapa macam penyakit. Terlebih dahulu harus ditentukan jenis penyakit yang akan diukur.
DeleteTerimakasih atas materinya.Dalam bidang epidemologi penyakit tumbuhan untuk menyatakan suatu perubahan penyakit maka kita harus menggunakan luas daerah di bawah kurva (LDBK). Nah yang menjadi pertanyaan saya apakah ada metode lain selain LDBK dalam menghitung suatu perubahan pebyakit.
ReplyDeletePada penyakit bercak daun dini kacang tanah yang tidak mematikan tanaman dan gejalanya berukuran relatif tetap, populasi gejala penyakit dapat diukur dengan menghitung jumlah bercak per helai daun. Untuk memperoleh ukuran relatif, jumlah bercak per helai setiap helai daun yang diamati kemudian dibandingkan dengan jumlah bercak per helai daun yang nilainya tertinggi.
ReplyDeleteDi antara cara-cara pengukuran penyakit di atas, pengukuran gejala dengan cara menaksir proporsi atau persentase luas permukaan daun berbercak terhadap luas permukaan total helai daun merupakan cara yang paling tidak mudah gejala atau tanda penyakit berskala sebagai pembanding. Gambar penyakit berskala tersebut pada umumnya telah tersedia untuk penyakit-penyakit penting dan tersebar luas, tetapi untuk penyakit-penyakit tertentu lainnya perlu terlebih dahulu dirancang sebelum dilakukan pengamatan lapangan.
ReplyDeleteTrima kasih pak atas materi yg diberikan, sebelumnya sy mohon maaf terlambat mengomentari materi ini .. dari materi ini sy mengerti cara perhitungan kejadian dan keparahan menggunakan google sheet, yang ingin sy tanyakan apakah ada cara lain untuk menghitung kejadian dan keparahan selain menggunakan google sheet? Trima kasih pak
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih bapak atas materinya. Gejala penyakit juga dapat dibedakan di luar kategori patogen penyebabnya menjadi: (1) gejala lokal; (2) gejala yang perkembangan ukurannya terbatas pada ukuran tertentu yang relatif seragam dan gejala yang perkembangan ukurannya tidak terbatas dan pada akhirnya menghasilkan gejala dengan ukuran yang sangat berbeda-beda; (3) gejala yang mematikan dengan cepat dan gejala yang mematikan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak mematikan. Yang ingin saya tanyakan bisakah pada satu tanaman dapat mengalami tiga gejala tersebut?
ReplyDeleteTerima kasih atas materi tentang gejala dan tanda sebagai persatuan pengukuran populasi penyakit tumbuhan.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah: Bagaimana caranya mengukur populasi gejala penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur peronosclerospora spontanea pada tanaman melon?
Pertama-tama, tentukan apakah penyakit bulai tersebut bersifat lokal atau sistemik, tidak mematikan atau mematikan dengan cepat. Bila berifat lokal dan tidak mematikan, lakukan pengukuran keparahan penyakit menggunakan diagram berskala. Bila bersifat sistemik dan mematikan, lakukan pengukuran kejadian penyakit.
DeleteKemudian bandingkan dengan gejala penyakit bercak daun, yang disebabkan oleh jamur Pseudoperonospora cubensis (Berkeley & Curtis) Rostovtsev pada tanaman jenis-jenis labu, yang juga merupakan gejala nekrotik, lokal, tidak langsung mematikan, tetapi ukurannya meluas dengan cepat sehingga bercak yang satu menjadi bergabung dengan bercak lainnya membentuk bercak besar tidak beraturan
ReplyDeleteDari pernyataan diatas yang ingin saya tanyakan pak bgaimana cara cara menaksir proporsi atau persentase dapat dilakukan pada gejala penyakit bercak daun apabila membentuk bercak besar tidak beraturan?Terima kasih pak
Terima kasih untuk materinya pak, yang menjadi pertayaan saya apakah pengukuran gejala penyakit dengan cara menaksir proporsi atau persentase dapat dilakukan pada gejala penyakit lain selain bercak daun?
ReplyDeleteTerima kasih untuk materinya pak, dari materi diatas kita dapat tau bahwa ada 2 cara yang bisa di gunakan untuk mengukur intensitas penyakit yaitu kejadian penyakit dan keparahan penyakit. Yang belum saya pahami adalah contoh karakteristik gejala dan tanda patogen yang bagaimana kah yang dapat kita ukur menggunakan kejadian penyakit dan keparahan penyakit .
ReplyDeletePada materi di atas saya menangkap satu kutipan yang menjelaskan bahwa jika tumbuhan inang mati maka tidak lagi atau bersusah payah untuk menghitung gejala penyakit.
ReplyDeleteMengapa tanaman atau tumbuhan inang yang mati atau tidak berproduksi tidak perlu lagi dilakukan pengukuran gejala penyakit?
Terimakasih
Terimakasih untuk materinya pak.
ReplyDeletePertanyaan saya, apakah ketiga gejala yang sudah ada dimateri dapat terjadi di satu tanaman? Apabila pada satu tanaman apakah bagian yang diserang juga sama?
Terimakasih pak untuk materinya.
ReplyDeletepertanyaan saya, bagaimana dengan pengukuran populasi penyakit-penyakit yang mematikam atau penyakit-penyakit sistemik?
Terima kasih untuk materinya pak.
ReplyDeleteYang mau saya tanyakan adalah apakah ada kekurangan/kesulitan dalam mengukur populasi penyakit dengan cara mengukur kejadian penyakit dan keparahan penyakit?
Terima kasih untuk materinya pak. Pertanyaan saya :
ReplyDelete1. Untuk mengukur populasi penyakit, satuan pengukuran manakah yang paling tepat untuk digunakan ?
2. Bagaimana cara kita melakukan pengamatan terhadap bagian tumbuhan inang bergejala penyakit atau bertanda patogen? yang mana dapat dijadikan acuan untuk menentukan manakah anatara cara pengukuran kejadian penyakit dan keparahan penyakit yang paling sesuai untuk mengukur populasi penyakit pada tanaman inang tersebut.
Mohon penjelasannya pak, terima kasih.
Berdasarkan materi yang diatas pada gejala nekrotik lokal,tidak langsung mematikan,tetapi ukurannya meluas dengan cepat, contohnya pada tanaman labu oleh jamur pseudoperonospora cubensis.
ReplyDeleteYang saya ingin tanyakan perlu beberapa selang waktu gejala meluas dengan cepat setelah jamur pseudoperonospora cubensis menyerang.
Terimakasi
Trimakasih pak untuk materinya. Pertanyaan saya Apakah pengukuran bercak pada daun labu sama dengan pengukuran bercak pada batang semangka atau melon? Dan berapa lama waktu yang dibutuhkan pada proses pengukuran pada kedua jenis tanaman tersebut?
ReplyDeleteTrimakasih pak
Termia kasih atas materi yang bapa berikan.
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apakah untuk mengukur penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus juga menggunakan satuan yang sama pak ?
Termia kasih atas materi yang bapa berikan.
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apakah untuk mengukur penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus juga menggunakan satuan yang sama pak ?
Terima kasih pak atas materi yang telah diberikan
ReplyDeleteTapi saya mau bertanya pak,apakah ada cara lain untuk kita mengukur,tanpa kita melihat keparahan penyakit dan kejadian penyakitnya??
Terima kasih pak atas materi yang telah diberikan
ReplyDeleteTapi saya mau bertanya pak,apakah ada cara lain untuk kita mengukur,tanpa kita melihat keparahan penyakit dan kejadian penyakitnya??
Terima kasih pak atas materi yang telah diberikan. Saya ingin bertanya, apakah ada cara lain untuk mengukur populasi penyakit selain dengan menggunakan cara pengukuran kejadian dan keparahan penyakit?
ReplyDeleteSaya belum memahami bagaimana cara mengukur suatu penyakit bergejala lokal maupun sitemik.
ReplyDeleteTerima kasih.
Baik terima kasih pak atas materi nya di sini di jelaskan bahwa
ReplyDeleteGejala yang perkembangan ukurannya terbatas pada ukuran tertentu yang relatif seragam dan gejala yang perkembangan ukurannya tidak terbatas dan pada akhirnya menghasilkan gejala dengan ukuran yang sangat berbeda-beda jdi yang menjadi pertanyaan saya apa metode pengukuran yang tepat untuk masalah ini?
Baik terima kasih pak atas materi nya di sini di jelaskan bahwa
ReplyDeleteGejala yang perkembangan ukurannya terbatas pada ukuran tertentu yang relatif seragam dan gejala yang perkembangan ukurannya tidak terbatas dan pada akhirnya menghasilkan gejala dengan ukuran yang sangat berbeda-beda jdi yang menjadi pertanyaan saya apa metode pengukuran yang tepat untuk masalah ini?
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya ingin menanyakan pada kejadian dan keparahan penyakit.
ReplyDeleteApakah kejadian dan keparahan penyakit dapat dilihat pada gejala dan tanda yg sama?
Menurut saya, untuk menentukan kejadian dan keparahan penyakit bergantung pada gejala yang ditunjukan akibat infeksi patogen pada tumbuhan, karena gejala penyakit tumbuhan berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang sebagai akibat berkembangnya suatu penyakit tertentu pada tumbuhan inang yang bersangkutan. Selain itu untuk mengukur populasi penyakit, seperti intensitas penyankit yang meliputi kejadian penyakit maupun keparahan penyakit, dapat dilihat dari gejala penyakit dan tanda patogen yang akan digunakan sebagai satuan.
DeleteTerima kasih pak atas materi yang telah diberikan
ReplyDeleteTapi saya mau bertanya pak,apakah ada cara lain untuk kita mengukur,tanpa kita melihat keparahan penyakit dan kejadian penyakitnya??
Menurut sya yang dipakai untuk mengukur tingkat serangan penyakit harus dapat disesuaikan dengan semua penyakit yang akan diukur. Taktik ini juga tentunya ditentukan oleh tujuan dari pengukuran itu dan teknik yang ada. Hasilnya harus dapat diterapkan pada berbagai kondisi lingkungan.
ReplyDeletePertanyaan saya ,bagaiamana cara menentukan tumbuhan untuk mewakili dari tumbuhan banyak,hal ini dalam pengukuran penyakit tumbuhan dalam satuan ?
Apakah keparahan dpt terlihat pada tanda dan gejala yang sama?
Terimakasih atas materinya Bapak, dari materi yang dipaparkan saya ingin bertanya apakah suhu dapat mempengaruhi gejala dan tanda dari suatu populasi penyakit tumbuhan?
ReplyDeletefaktor iklim seperti suhu sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit pada saat patogen di luar jaringan tanaman. Pada waktu tersebut patogen sangat peka dan menentukan apakah iklim atau cuaca cukup menentukan perkembangan.
DeleteKetinggian tempat dari permukaan laut akan memberikan suhu tertentu bagi kebanyakan penyakit dan hanya merugikan pada tempat-tempat dengan ketinggian tertentu.Contohnya;Penyakit bulai pada jagung, penyakit karat daun kopi dan cendawan akar merah pada teh (Ganoderma pseudofrreum) hanya merugikan pada tempat-tempat rendah yang suhunya relatif tinggi. Sedangkan penyakit cacar teh, bercak bergaris pada padi (P. oryzae) dan cendawan akar merah bata (Poriahypolateritia) serta cendawan akar hitam (Roselliniaarcuata) pada teh hanya merugikan pada tempat yang tinggi yang suhu lingkungan relatif lebih rendah.
Pada keadaan tertentu suhu dan kelembaban pada malam hari sangat berpengaruh terhadap penyakit dengan terbentuknya embun dan terjadi gutasi.Suhu lingkungan berpengaruh terutama pada masa prapenetrasi sehingga mempengaruhi gejala dan tanda yang menunjukan populasi penyakit tumbuhan.
slmat malam bapak, terimaksih atas materinya. saya ingin bertanya pak, apakah ada ciri-ciri khusus yang dapat kita lihat untuk menentukan suatu tanaman itu sudah mengalami hiperplastik dan hipoplastik?
ReplyDeleteSesuai dengan pengertian hiperplastik adalah pertumbuhan jaringan tanaman yg berlebihan jadi apabila suatu tanaman menunjukan pertumbuhan berlebih (abnormal)berarti tanaman tersebut mengalami hiperplastik.Contoh Gejala sapu setan yang terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang tidur sehingga menyebabkan berkas ranting yang rapat disertai kurang berkembangnya ruas dan daun-daun.
Deletedan sebaliknya hipoplastik pertumbuhan jaringan tanaman yg lambat sehingga tanaman menjadi kerdil,mengalami klorosis,dan etiolasi.
Sesuai dengan pengertian hiperplastik adalah pertumbuhan jaringan tanaman yg berlebihan jadi apabila suatu tanaman menunjukan pertumbuhan berlebih (abnormal)berarti tanaman tersebut mengalami hiperplastik.Contoh Gejala sapu setan yang terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang tidur sehingga menyebabkan berkas ranting yang rapat disertai kurang berkembangnya ruas dan daun-daun.
Deletedan sebaliknya hipoplastik pertumbuhan jaringan tanaman yg lambat sehingga tanaman menjadi kerdil,mengalami klorosis,dan etiolasi.
Diantara penyakit yang daur hidupnya lama,
ReplyDeleteBerapa lama waktu yang dibutuhkan pada proses pengukuran tersebut? Dan dalam proses pengukuran apakah ada kendala yang dihadapi??
Gejala yang mematikan dengan cepat dan gejala yang mrmatikan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak mematikan.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan apakah ada cara untuk mengedalikan gejala yang mematikan dengan cepat dan gejala yang mematikan dalam waktu lama?
Untuk setiap penyakit mempunyai cara pengendaliannya sendiri
DeleteTergantung dari jenis penyakit yg menunjukan gejala yg berbeda pada setiap tanaman (inang)
Untuk mengukur populasi penyakit, gejala penyakit, dan patogen di gunakan sebagia satuan.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan disini adalah bagaimana caranya mengukur populasi penyakit, gejala penyakit, dan patogen denga menggunakan satuan?
Selamat malam pak .dari uraian materi diatas dapat saya pahami bahwa dalam mengukur intensitas penyakit , kita dapat menggunakan 2 cara yaitu keparahan penyakit dan kejadian penyakit . Cara pengukuran intensitas pengakit tergantung kemampuan patogen tersebut menginfeksi tanaman inangnya .
ReplyDeleteTanda patogen juga sangat beragam, bergantung pada karakteristik patogen dan gejala penyakit di mana tanda patogen berkembang.
ReplyDeletePertanyaan saya perkiraannya tanaman yang muda terserang patogen ini apakah bisa di gunakan pestisida untuk mengendalikannga dengan muda atau masih ada cara lain bisa digunakan???
Terima kasih atas materinya pak,tapi setalah saya pikir-pikir bahwa:
ReplyDeleteMengapa setiap kali petani menanam kacang tanah itu selalu muncul gejala nekrotik di daun kacang tanah bahkan hampir semua yang di tanam mengalami gejala tersebut terima kasih.
Apakah waktu untuk proses pengukuran pentakit yang daur hidupnya lama sama dengan penyakit yg daur hidup singkat?
ReplyDeleteMohon pnjelasannya pak terimakasih
Florentina Lappa Huky
Sebutkan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen golongan bakteri dan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen golongan virus tumbuhan..!
ReplyDeleteBaik disini saya akan menjawab
DeleteGejala penyakit yang disebabkan oleh virus adalah : Apabila penyakit tumbuhan disebabkan oleh virus, partikel virus secara individu hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Gejala tumbuhan yang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain: pola daun-oak (oak leaf pattern) pada daun, klorosis, dan nekrosis bercak cincin.
Gejalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yaitu : Adanya hawar daun pada tanaman,terjadinya kerusakan vasikuler,terjadinya defisiensi mineral,layu pada tumbuhan,adanya bercak pada daun tumbuhan,terjadinya pembusukan pada buah dan tumbuhan mengalami kanker
Terimakasih
Jelaskan karakteristik dari gejala penyakit nekrotik,hiperplastik dan hipoplastik !
ReplyDelete
DeleteA.Gejala Nekrotik.
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. Gejala nekrotik dibagi menjadi:
●Nekrosis atau matinya bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada alat tanaman terlihat adanya bercak-bercak atau bintik-bintik hitam.
●Hidrosis disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk ke dalam ruang sela-sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan.
●Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas yang menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
●Layu, yaitu gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.
●Gosong atau scorch yang sering disebut terbakar adalah mati dan mengeringnya bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis.
●Mati ujung, biasanya terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai dari ujungnya baru meluas ke pangkal.
●Busuk yang disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Busuk dipakai untuk bagian-bagian yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi dua yaitu busuk basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang tidak enak atau cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada bagian tanaman yang berdaging, sedangkan busuk kering jarang berbau.
●Rebah semai jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Phytium, Phytophthora dan menyebakan batang membusuk atau tanaman rebah.
●Kanker, gejala ini lazimnya terjadi pada bagian-bagian yang berkayu pada batang, ranting ataupun akar.
●Perdarahan atau eksudasi, gejala ini biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan yang keluar bagian tanaman.
B. Gejala Hipoplastik.
Adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel, gejala ini terbagi menjadi berikut:
●Kerdil atau tumbuh terhambat pertumbuhan bagian-bagian tanaman, sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
●Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
●Etiolasi, gejala ini ditunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
●Pemusaran (resetting).
C. Gejala Hiperplastik
Ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:
●Menggulung atau mengeriting, yaitu gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) yang disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
●Rontok, peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (prematur) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
●Perubahan warna, yaitu perubahan warna yang bukan klorosis misalnya daun yang sakit berubah warna menjadi keunguan karena membentuk antosianin.
-Karakteristik dari gejala hiperplastik adalah daun menggulung dan mengeriting disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang,dan rontok.
Delete-Karakteristik gejala hipoplastik adalah kerdil,klorosis atau rusaknya kloroplas yang menyebabkan daun menguning dan etiolasi yaitu tanaman menjadi pucat.
Nekrosis ditandai oleh adanya regenerasi protoplas dan diikuti dengan kematian sel, jaringan, organ atau seluruh tubuh tanaman. Kerusakan pada klorofil ditimbulkan dengan gejala menguning.Hipoplasis merupakan kegagalan organ tanaman untuk berkembang penuh. Contoh yang umum adalah kerdil, bulai dan klorosis. Mosaik adalah gejala belang-belang hijau dan kuning pada daun.Hiperplasis merupakan pertumbuhan luar biasa dalam warna, ukuran atau perkembangan dini organ tubuh.
DeleteJelaskan pada saat kapan tanda patogen muncul?
ReplyDeleteBerdasarkan pada materi sebelumnya, tanda patogen muncul saat tanaman inang sudah menjadi rentan dan lingkungan mendukung perkembangan patogen. Jika ketiga hal tersebut terpenuhi maka dipastikan pada tanaman yang bersangkutan akan terdapat penyakit. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan bantuan mikroskop. Misalnya, tanda penyakit berupa miselium, spora, tubuh buah jamur, dan sel atau lendir bakteri.
Deletetanda patogen muncul saat tanaman inang sudah menjadi rentan dan lingkungan mendukung perkembangan patogen.
DeleteSesuai dengan mateti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa tanda patogen muncul pada saat saat tanaman inang sudah menjadi rentan (peka terhadap penyakit) dan lingkungan mendukung perkembangan patogen.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeletePatogen akan mencul pada saat tanaman inang sudah menjadi rentan dan ketika kondisi lingkungan mendukung perkembangan patogen
DeleteDi bawah kondisi yang sangat lembab, tetesan cairan xilem
Delete(tetesan guttation) dapat muncul di permukaan daun di mana
mereka dapat terkena bakteri patogen, yang kemudian
memasuki tanaman saat tetesan kembali ke dalam hidrogoda
saat kelembaban menurun.
Tanda patogen muncul yaitu pada saat inang sudah menjadi rentan dan lingkungan sangat mendukung untuk perkembangan patogen
DeleteNama :Regina Radja
ReplyDeleteKelas PLT3
Saya akan menjawab pertanyaan dari teman Seviana JeBe. 1). Karakteristik dari gejala penyakit nekrotik adalah terdapat bercak-bercak hitam atau bintik bintik hitam pada permukaan daun , layu, gosong, busuk disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. 2). Karakteristik dari gejala hiperplastik adalah daun menggulung dan mengeriting disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang,dan rontok. 3). Karakteristik gejala hipoplastik adalah kerdil,klorosis atau rusaknya kloroplas yang menyebabkan daun menguning dan etiolasi yaitu tanaman menjadi pucat.
Bagaimana cara untuk mengetahui dan menentukan bahwa penyakit pada tumbuhan termasuk bergejala lokal atau bergejala sistemik?
ReplyDeleteCara untuk mengetahui bahwa Tumbuhan termasuk bergejala lokal atau sistematik
DeleteBergejala lokal,jika ada perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar).
Dan bergejala sistematik kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaik, belang maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil).
Bagaiamana gejala penyakit tumbuhan yangtampak pada tumbuhan inang sebagai akibat berkembangnya suatu penyakit tertentu pada tumbuhan inang yang bersangkutan.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih bapak materinya saya mau bertanya jika pada lahan kacangan tanah mengalami gejala nekrotik bagaimana cara menghitung populasinya. Terima kasih
ReplyDeleteTerima kasi untuk materinya pak
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apakah dengan menggunakan tabel google sheet kita dapat melakukan perhitungan atau analisis intensitas penyakit dengan cara pemberian skor?
Terimakasih Pak
ReplyDeleteDisini saya ingin bertanya,apakah yang akan terjadi pada tumbuhan jika mengalami pertumbuhan yang berlebihan atau hiperplastik,dan apakah akan berdampak besar pada perkembangan dari penyakit yang menyerang tanaman tersebut
Terimakasih
Bagaimana cara untuk mengukur gejala penyakit dan tanda patogen sebagai satuan pengukuran populasi penyakit tumbuhan
ReplyDeleteSebutkan gejala penyakit dari ketiga kategori pathogen?
ReplyDeleteMengapa mengukur populasi penyakit, gejala penyakit dan tanda patogen digunakan sebagai satuan?
ReplyDeleteAgar kita bisa menganalisisnya untuk mengetahui kerusakan pada tanaman dan juga agar kita bisa melakukan pengendalian dengan tepat
DeleteApa cara untuk mengatasi permasalahan dalam mengatasi kekurangan dan kesulitan yang dapat di lihat dari tanaman yang memiliki kekurang vitamin
ReplyDeleteMengapa dalam mengatasi masalah gejala penyakit pada tanaman tersebut
ReplyDeleteMengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar luas.
DeleteKedua variabel pengukuran penyakit tersebut pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama, yaitu perbandingan relatif antara bagian bergejala penyakit dan/atau bertanda patogen terhadap keseluruhan bagian tumbuhan inang. Perbedaannya kedua cara yaitu?
ReplyDeletePada materi menyatakan bahwa penyakit bercak daun dini kacang tanah yang tidak mematikan tanaman dan gejalanya berukuran relatif tetap, populasi gejala penyakit dapat diukur dengan menghitung jumlah bercak per helai daun.Lalu yang mau saya tanyakan bagaimana cara mengukur bercak daun pada jenis-jenis daun berukuran besar pada tanaman lain yang ukuran bercaknya sangat bervariasi,apakah ada perbedaan penyakit tertentu bila dilihat dari ukuran bercak yang berbeda pada daun tersebut? Terima Kasih🙏
ReplyDeleteKalau menurut saya tidak ada perbedaan.
DeleteUkuran bercak daun terjadi karena adanya perubahan penyakit dari waktu waktu.
Setelah membaca materi yang telah diberikan,saya ingin bertanya berkaitan dengan bagaimana hubungan atau kaitan antara gejala penyakit tumbuhan dan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang ?
ReplyDeleteTerima Kasih Pak
Gejala penyakit tumbuhan sangat berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tanaman inang. Seperti contoh tanaman kacang tanah. Setelah terinfeksi penyakit bercak daun, daun tanaman kacang tanah akan muncul bercak hitam dan bercak yang sedikit kecoklatam pada daun. Itulah gejal yang tampak pada tumbuhan inang
DeleteSetelah membaca materi yang diberikan, saya ingin bertanya bagaimana cara mengukur keparahan popuasi penyakit dengan menaksir proporsi atau persentase luas permukaan daun berbercak terhadap luas permukaan total helai daun. Apakah ada kendala ketika melakukan pengukuran tersebut.
ReplyDeleteTerima kasih Pak🙏
Ok saya akan coba menjawab, kita harus mengukur luas daun tersebut menggunakan konsep luas bangun datar menyesuaikan bentuk daun, lalu menghitung luas permukaan lalu dipresentasekan untuk mengetahui seberapa parah tanaman tersebut terserang (dengan catatan pengamatan ini batas max 50%, karena kemampuan mata kita seperti itu) makanya ini juga merupakan salah satu kelemahan tidak bisa mengetahui secara detail di lapangan, sehingga hrus diuji di lab, selain itu waktunya cendrung lebih lama karena harus mengukur satu per satu helai tanaman per rumpun
DeleteApa yg menjadi faktor dari gejala metrik dan hiperplastik pada tanaman inanag
ReplyDeletebaik terima kasih atas waktu yang diberikan.
ReplyDeletepada materi dijelaskan bahwa Pada penyakit bercak daun dini kacang tanah yang tidak mematikan tanaman dan gejalanya berukuran relatif tetap, populasi gejala penyakit dapat diukur dengan menghitung jumlah bercak per helai daun.
yang menjadi pertanyaannya adalah apakah data yang di ambil seperti bercak daun yang kecil dan bercak daun yang besar bisa menggambarkan tingkah keparahan penyakit yang relatif?
terima kasih pa.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan dari penyakit. Tingkag keparahan penyakit ditandai dengan adanya gejala yang di timbulkan. Semakin banyak gejala atau semakin banyak bercak pada daun menggambarkan tingkat keparahan dari penyakit tersebut
DeleteJelaskan karakteristik dari gejala penyakit nekrotik,hiperplastik dan hipoplastik
ReplyDeleteGejala Nekrotik.
DeleteGejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel.
Gejala Hiperplastik.
Ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment).
Gejala Hipoplastik.
Adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel.
Jelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen golangan bakteri
ReplyDeletePenyakit yang disebabkan golongan bakteri pada umumnya mempunyai gejala hampir mirip yang disebabkan jamur dan virus, akan tetapi pada bakteri dia lebih banyak menyerang pada fase biji-bijian ataupun pada akar, dan daun. satu-satunya cara paling efektif yakni dengan pengujian di lab untuk bisa melihat lebih jelas
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteGejala awal yang ditimbulkan pada tanaman yang terserang bakteri ini adalah tanaman mulai layu, kemudian menjalar ke daun bagian bawah. Gejala yang lebih lanjut seluruh tanaman menjadi layu, daun menguning hingga berwarna cokelat kehitam-hitaman dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
Deletepada umumnya mempunyai gejala hampir mirip yang disebabkan jamur dan virus, akan tetapi pada bakteri dia lebih banyak menyerang pada fase biji-bijian ataupun pada akar, dan daun. satu-satunya cara paling efektif yakni dengan pengujian di lab untuk bisa melihat lebih jelas
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya ingin bertanya, secara kasat mata kita bisa melihat bahwa gejala bercak daun dini dan daun lambat hampir mirip, terkadang dilapangan saya masih sering sulit membedakan mengingat selain karena kemampuan mata, gejala serangannya juga mirip. kira-kira bagaimana cara membedakan dilapangan bahwa suatu tanaman terserang salah satu dari antara 2 penyakit tersebut sebelum diuji ke dalam lab?
ReplyDeleteYang saya ketahui untuk cara membedakan kedua penyakit ini yaitu dengan melihat lingkaran hallo pada sekitar yang berbecak. Kalau lingkaran hallonya lebih lebar daripada bercak maka itu masuk kedalam penyakit bercak daun dini, sedangkan jika lingkaran hallonya tidak terlalu besar sedangkan bercaknya yang melebar besar, maka termasuk penyakit bercak daun lambat.
Deletebisa dijelaskan lebih spesifik lingkaran hallo ini sprti apa? saya belum paham
Deletelingkaran hallo itu, lingkaran yang berwarna kuning yang terdapat pada sekitar bercak hitam.
DeleteApakah penyakit pada tanaman kacang tanah, seperti bercak daun dini dan bercak daun lambat mempengaruhi tanaman kacang tanah itu sendiri? Seperti tanaman menjadi tidak sehat, hasil yang diperoleh ketika panen menurun, atau sama sekali tidak mempengaruhi tanaman kacang tanah?
ReplyDeleteBagaimana pengukuran populasi penyakit dapat dilakukan ?
ReplyDeleteUntuk mengukur populasi penyakit, gejala penyakit dan tanda patogen digunakan sebagai satuan. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah bagaimana menggunakan satuan yang bentuk dan ukurannya sedemikian beragam? Bukankah satuan seharusnya seragam? Meter sebagai satuan panjang, misalnya, berukuran sama di mana pun digunakan. Untuk mengatasi permasalahan ini, pakar epidemiologi penyakit tumbuhan mengembangkan konsep intensitas penyakit (disease intensity), yang lebih lanjut dibedakan menjadi kejadian penyakit (disease incidence) dan keparahan penyakit (disease severity). Kedua variabel pengukuran penyakit tersebut pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama, yaitu perbandingan relatif antara bagian bergejala penyakit dan/atau bertanda patogen terhadap keseluruhan bagian tumbuhan inang.
DeleteApa contoh Skor berskala ordinal dan skala rasio?
ReplyDeleteBagimana cara mengamati bercak daun yang bentuknya bervariasi?
ReplyDeleteBagaimana cara menentukan karakteristik patogen dan gejala penyakit?
ReplyDeleteTanaman yang terserang penyakit dapat dikenali dengan melihat gejalanya. Memperhatikan gejala yang terjadi pada tanaman secara teliti, tanda-tanda umum dan spesifik dari gejala, memberitahu kita mengenai penyakit apa yang menyerang pada tanaman kita. Gejala yang terjadi dapat dijumpai pada bagian daun, akar, batang ataupun buah tanaman. Cara utama untuk menentukan penyakit apapun adalah mengetahui nama patogen atau agen yang secara negatif mempengaruhi kesehatan organisme inang. Faktor penentu penyakit yang sering diabaikan, adalah lingkungan, yang mencakup efek fisik dan sosial yang merugikan pada umat manusia.
Deletebagaimana cara mengukur standar keparahan penyakit pada suatu tumbuhan?
ReplyDeletemengetahui
Deleteperkembangan penyakit sangat penting, apakah patogen bersifat
monosiklik (satu individu menghasilkan generasi yang baru lebih dari satu
musim atau setahun), atau polisiklik (satu individu menghasilkan beberapa
generasi yang baru kurang dari semusim atau setahun). Hal ini dapat
diketehaui dengan mengamati gejala penyakit dan menghitung persentase
penyakit atau intensitas penyakit secara periodik setiap minggu sekali. Berdasarkan persentase penyakit dan intensitas penyakit, dapat diketahui
proporsi tanaman sakit untuk menghitung laju infeksi selanjutnya.
Dalam melakukan perhitungan kejadian atau keparahan penyakit selain menggunakan MS.Excel, apakah ada cara-cara lain yg dapat digunakan?
ReplyDeleteBaik terima kasih atas waktunya, saya mau bertanya. Coba jelaskan upaya-upaya dalam pengendalian gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen golongan bakteri dan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen golongan virus tumbuhan ?
ReplyDeleteTerima kasih🙏
Adanya penyakit pada tanaman dapat diketahui melalui penampakan gejala (symptom) dan tanda.
DeleteGejala (symptom), adalah ekspresi dari inang terhadap kondisi penyakit patologik sehingga suatu penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit. Seri dari gejala disebut sindrom. Diagnosis penyakit tumbuhan di lapangan sebagian besar bergantung kepada sindrom.
Tanda (sign), yaitu struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan tubuh tanaman atau bagian tanaman yang terinfeksi berupa adanya benda-benda atau alat-alat tubuh dan alat-alat pembiakan dari patogen atau parasit penyebabnya. Beberapa tipe struktur pathogen tidak harus selalu ada pada tanaman yang sakit karena pembentukannya berdasarkan kondisi lingkungan. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan bantuan mikroskop. Misalnya, tanda penyakit berupa miselium, spora, tubuh buah jamur, dan sel atau lendir bakteri
Apakan ada metode untuk mengendalikan peningkatan bercak daun dini dengan daun lambat pada tanaman kacang tanah?
ReplyDeletedari modul di atas ada tanaman inang hiperplastik dan hipoplastik. kira-kira pada kondisi tersebut bagaimana cara menghitung keparahan penyakit dan kejadian penyakit ?
ReplyDeleteApakah sangat penting kita melakukan perhitungan kejadian penyakit dan keparahan penyakit ?
ReplyDeleteApakah perhitungan tanda dan gejala pengukuran penyakit pada tanaman kacang tanah yang kita lakukan pengamatan pada laporan 3 tersebut ini, hanya memasukan data nilai perhitungan yang kita dapat dari lapang saja. Tanpa memakai rumus yang diperlukan dalam perhitungan?..
ReplyDeleteSetelah membaca materi yang telah diberikan,saya ingin bertanya pak 🙏
ReplyDeleteMengapa Gejala penyakit tumbuhan berkaitan dengan perubahan yang tampak pada tumbuhan inang ?
Mengapa tumbuhan kacang mengalami peningkatan bercak setiap harinya?
ReplyDeleteKarena bercak pada tanaman sakit mudah menyerang pada tanaman yang sehat
Delete