Pada materi kuliah 2.1 dan 2.2 kita sudah belajar mengamati populasi penyakit menggunakan peubah kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan cacahan penyakit. Ketiga peubah ini, bersama dengan pengamatan dengan cara memberikan skor, secara bersama-sama dikenal sebagai intensitas penyakit. Peubah mana yang kita pilih untuk mengamati intensitas penyakit bergantung pada karakteristik penyakit, tujuan pengamatan penyakit yang kita lakukan, dan sumberdaya yang tersedia (tenaga, waktu, biaya, peralatan, dsb.). Dalam epidemiologi penyakit tumbuhan, pengamatan penyakit tidak cukup kita lakukan satu kali, melainkan perlu melakukan pengamatan beberapa kali. Mengapa demikian? Karena epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perubahan populasi penyakit tumbuhan, bukan mempelajari populasi penyakit tumbuhan saja sebagaimana dalam ilmu penyakit tumbuhan. Pada materi kuliah ini dan dua materi kuliah berikutnya kita akan belajar menampilkan dan menganalisis hasil pengamatan populasi penyakit beberapa kali pada waktu yang berbeda atau pata lokasi yang berbeda.
3.1.1. MATERI KULIAH
3.1.1.1. Membaca Materi Kuliah
Pengamatan intensitas penyakit tumbuhan secara berulang dalam waktu yang berbeda-beda juga dikenal sebagai pengamatan berulang atau pengamatan lintas waktu. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengamatan intensitas penyakit tumbuhan secara berulang atau lintas lintas waktu, silahkan periksa data hasil pengamatan uji ketahanan kultivar kentang terhadap penyakit hawar lambat (late blight) yang disebabkan oleh oomycetes Phytophthora infestans (Month.) de Bary Pengamatan dilakukan mulai pada hari ke-11 sampai pada hari ke-37 setelah dilakukan inokulasi, dengan cara menduga keparahan penyakit menggunakan SAD. Pengamatan dilakukan dalam selang waktu 3 atau 4 hari pada pecobaan dengan empat kultivar kentang (Katahdin, Kennebec, Monona, dan Sebagi) sebagai taraf perlakuan yang masing-masing terdiri atas 4 ulangan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kultvar kentang mana yang paling tahan terhadap penyakit hawar lambat. Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat melakukan analisis ragam, tetapi bukan analisis ragam terhadap data keparahan penyakit setiap kali pengamatan karena hasil pengamatan penyakit setiap hari tidak menggambarkan perubahan populasi penyakit. Data keparahan penyakit yang diperoleh dari satu kali pengamatan hanya menggambarkan keadaan penyakit sampai pada hari dilakukan pengamatan. Lalu bagaimana cara menganalisis data keparahan hasil pengamatan secara berulang atau lintas waktu agar dapat menyatakan perkembangan populasi penyakit dalam waktu atau lazim disebut kemajuan penyakit (disease progress)?
Pengamatan intensitas penyakit tumbuhan secara berulang dalam waktu yang berbeda-beda juga dikenal sebagai pengamatan berulang atau pengamatan lintas waktu. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengamatan intensitas penyakit tumbuhan secara berulang atau lintas lintas waktu, silahkan periksa data hasil pengamatan uji ketahanan kultivar kentang terhadap penyakit hawar lambat (late blight) yang disebabkan oleh oomycetes Phytophthora infestans (Month.) de Bary Pengamatan dilakukan mulai pada hari ke-11 sampai pada hari ke-37 setelah dilakukan inokulasi, dengan cara menduga keparahan penyakit menggunakan SAD. Pengamatan dilakukan dalam selang waktu 3 atau 4 hari pada pecobaan dengan empat kultivar kentang (Katahdin, Kennebec, Monona, dan Sebagi) sebagai taraf perlakuan yang masing-masing terdiri atas 4 ulangan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kultvar kentang mana yang paling tahan terhadap penyakit hawar lambat. Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat melakukan analisis ragam, tetapi bukan analisis ragam terhadap data keparahan penyakit setiap kali pengamatan karena hasil pengamatan penyakit setiap hari tidak menggambarkan perubahan populasi penyakit. Data keparahan penyakit yang diperoleh dari satu kali pengamatan hanya menggambarkan keadaan penyakit sampai pada hari dilakukan pengamatan. Lalu bagaimana cara menganalisis data keparahan hasil pengamatan secara berulang atau lintas waktu agar dapat menyatakan perkembangan populasi penyakit dalam waktu atau lazim disebut kemajuan penyakit (disease progress)?
Untuk menyajikan kemajuan penyakit, kita dapat membuat kurva kemajuan penyakit (disease progress curve) pada setiap ulangan per kultivar kentang dan kurva kemajuan penyakit pada setiap kultivar sebagai rerata dari data empat ulangan dengan mudah menggunakan aplikasi Excel dengan mengklik menu Insert>Charts> Line or Area Chart. Silahkan pelajari langkah-langkah membuat kurva menggunakan Excel dengan menggunakan data kemajuan penyakit hawar bertepi pada tanaman buncis. Menggunakan langkah-langkah yang sama dengan menggunakan data percobaan perkembangan penyakit hawar lambat pada tanaman kentang dapat diperoleh kurva perkembangan penyakit hawar lambat tanaman kentang pada setiap ulangan kultivar kentang dan rata-rata keempat ulangan pada setiap kultivar kentang. Silahkan periksa kurva kemajuan penyakit hawar lambat sebagai rerata empat ulangan pada setiap kultivar. Berdasarkan kurva kemajuan penyakit, tampak bahwa penyakit hawar lambat pada tanaman kentang berkembang paling lambat pada kultivar Sebago. Dengan kata lain, Sebago merupakan kultivar kentang yang paling mampu menahan perkembangan penyakit hawar lambat. Dengan demikian maka Sebago merupakan kultivar yang paling tahan. Tapi seberapa tahan dibandingkan dengan kultivar Katahdin, Kennebec, dan Monona? Anda tidak dapat menjawab pertanyaan ini hanya dengan melihat kurva kemajuan penyakit.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu menghitung luas daerah di bawah kurva kemajuan penyakit (LDBK kemajuan penyakit, area under the disease progress curve, AUDPC). Apa itu sebenarnya LDBK Kemajuan Penyakit? LDBK Kemajuan Penyakit sebenarnya merupakan integrasi nilai intensitas penyakit terhadap waktu. Bila kurva kemajuan mempunyai persamaan matematis, integrasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral. Tetapi kurva kemajuan penyakit merupakan penyajian hasil pengamatan dalam bentuk kurva yang tidak diketahui persamaan matematisnya sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral. Sebagai alternatif, perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan berturut-turut luas trapesium yang terbentuk pada setiap dua waktu pengamatan. Luas trapesium dapat dihitung dengan menjumlahkan garis sejajar, yaitu garis pada sumbu Y yang dibentuk oleh kejadian, keparahan, atau cacahan penyakit pada dua waktu pengamatan, dan kemudian mengalikan dengan tinggi, yaitu selisih waktu antara dua waktu pengamatan, dibagi dua. Silahkan perhatikan Gambar 6 di bawah ini.
Gambar 3.1.1. LDBK sebagai penjumlahan berturut-turut luas trapesium
Dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel, perhitungan LDBK (AUDPC) kemudian dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Persamaan di atas merupakan persamaan yang digunakan untuk menghitung LDBK dengan cara sebagaimana pada Gambar 3.1.1. LDBK dan Gambar 3.1.2A. juga dapat dihitung dengan menggunakan cara pada Gambar 3.1.2B dengan persamaan:
Gambar 3.1.2. Dua cara menghitung LDBK |
Gambar 3.1.2 menunjukkan bahwa pada menghitung LDBK dengan persamaan pertama, rentang waktu yang digunakan untuk semua trapesium adalah selisih antara dua pengamatan, sedangkan dengan menggunakan persamaan kedua, selang waktu yang digunakan pada pengamatan pertama (ke-1) dan pengamatan terakhir (ke-n) adalah setengah dari selang waktu pengamatan ke-2 (ke(1+1) sampai waktu pengamatan satu kali sebelum pengamatan terakhir (ke-(n-1)). Jika selang waktu antara dua waktu pengamatan bertutut-turut dilambangkan sebagai v maka
vi = (t(i+1) - t(i-1))/2vi = ((t(1+1)-ti)/2) + (ti - t(i-1))/2
Menurut Simko & Piepho (2012), cara menghitung LDBK dengan menggunakan kedua persamaan dapat memberi nilai yang lebih rendah untuk pengamatan pertama dan pengamatan terakhir. Untuk memperbaikinya, mereka mengusulkan agar digunakan faktor koreksi D/( 2* (n-1)), di mana D=tn - t1. Hasil perhitungan luas dengan menggunakan faktor koreksi ini mereka sebut luas daerah di bawah tangga kemajuan penyakit (LDBT Kemajuan Penyakit, area under the disease progress stairs, AUDPS) yang dihitung dengan menggunakan persamaan:
Agar LDBK dan LDBT dapat diperbandingkan maka keduanya perlu distandardisasi. LDBK distandardisasi menjadi LDBKs dengan menggunakan selang waktu antara waktu pengamatan pertama dan waktu pengamatan reakhir D sebagai pembagi, sedangkan LDBT distandardisasi menjadi LDBTs dengan menggunakan D*n:
LDBKs = LDBK/DLDBTs = LDBT/(D*n)
Dalam menggunakan LDBK maupun LDBT untuk melakukan perbandingan, masing-masing dibagi dengan LDBK maksimum atau dengan LDBT maksimum menghasilkan LDBKrelatif dan LDBTrelatif:
LDMKrelatif = LBNK(i)/LDNKmaksLDBT relatif = LDBT(i)/LDBTmaks
di mana LDBK(i) dan LDBT(i) adalah nilai LDBK atau LDBT dalam unsur ke-i dalam perbandingan. LDBKs dan LDBKr merupakan turunan LDBK, sedangkan LDBTs dan LDBTr merupakan turunan LDBT. LBKK dan LDBT mempunyai satuan intensitas penyakit * waktu, misalnya jika data merupakan hasil pengamatan keparahan dalam % dalam satuan waktu hari maka satuan LDBK dan LDBT adalah %*hari. LDBKs dan LDBTs tidak mempunyai satuan karena diperoleh dari membagi LDBK atau LDBT dengan D dan D*n yang bersatuan waktu.
Untuk mempelajari cara menghitung LDBK dan LDBKr dengan menggunakan aplikasi Excel, silahkan unduh dan pelajari panduan perhitungan LDBK kemajuan penyakit hawar bertepi pada tanaman buncis. Menggunakan langkah-langkah yang sama dengan menggunakan data percobaan perkembangan penyakit hawar lambat pada tanaman kentang dapat dihitung LDBK dan LDBKr kemajuan penyakit hawar lambat tanaman kentang pada setiap ulangan kultivar kentang dan rata-rata keempat ulangan pada setiap kultivar kentang dengan mengklik sheet LDBK. Untuk menjawab pertanyaan seberapa tahan kultivar Sebago dibandingkan dengan kultivar Katahdin, Kennebec, dan Monona, silahkan bandingkan nilai rata-rata LDBK dan LDBKr keempat kultivar. Tapi apakah cukup dengan hanya membandingkan nilai rata-rata LDBK atau LDBKr? Karena Anda sudah mempelajari mata kuliah statistika dan perancangan percobaan, seharusnya Anda bisa menjawab belum cukup disertai dengan memberikan alasannya. Supaya Anda dapat melakukan perbandingan yang seharusnya, Anda dapat melakukan analisis ragam terhadap data LDBK dan data LDBKr disertai dengan uji terhadap asumsi homogenitas dan normalitas data dan kemudian melakukan uji lanjut perbandingan berganda, misalnya uji Duncan's Multiple Range test (DMRT), untuk membandingkan setiap kultivar dengan satu kultivar lainnya. Pada file LDBK dan LDBKr kemajuan penyakit hawar lambat tanaman kentang yang sudah Anda unduh, silahkan klik sheet ANOVA_LDBK dan sheet ANOVA-LDBKr untuk melihat hasil analisis ragam dengan menggunakan add-in Excel SmartStatXL. Perhatikan bahwa untuk melakukan ANOVA terhadap kemajuan keparahan penyakit hawar lambat pada tanaman kentang dapat juga dilakukan terhadap data keparahan penyakit, bukan terhadap ANOVA, tetapi dengan menggunakan model ANOVA pengamatan berulang (repeated measures ANOVA).
Bagaimana dengan perkembangan penyakit dalam jarak (distances), yaitu perkembangan penyakit dari satu titik pengamatan ke titik pengamatan lebih jauh dari sumber inokulum pada waktu yang sama, apakah dapat menyajikan data dengan menggunakan kurva dan menganalisis dengan menghitung LDBK beserta turunannya maupun LDBT beserta turunannya? Jawabannya tentu bisa. Sebagai contoh, silahkan periksa kurva gradien dan LDBK gradien penyakit hawar bakteri tanaman padi dan penyakit bercak daun septoria pada tanaman tomat. Gradien penyakit menyatakan perubahan intensitas penyakit seiring dengan bertambahnya jarak dari sumber inokulum, diperoleh dengan cara mengukur keparahan penyakit pada jarak tertentu dari sumber inokulum. Berbeda dengan kurva kemajuan penyakit yang menunjukkan keparahan penyakit yang semakin tinggi seiring dengan bertambahnya waktu, kurva gradien penyakit menunjukkan keparahan penyakit yang semakin rendah seiring dengan pertambahan jarak dari sumber inokulum. LDBK gradien penyakit juga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan, sebagaimana perbandingan antara LDBK gradien penyakit bercak daun septoria pada tanaman tomat pada 1 hari dan 4 hari setelah inokulasi. Karena perbandingan dapat dibuat hanya untuk dua taraf yang masing-masing terdiri atas hanya satu ulangan, maka perbandingan dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan langsung terhadap data keparahan penyakit setiap kali pengamatan.
Untuk menghitung LDBK, LDBKs, dan LDBKr maupun LDBT, LDBTs, dan LDBTr menggunakan aplikasi Excel, Anda dapat mengunduh dan menggunakan file IdeTo (klik untuk mengunduh) yang dapat digunakan secara gratis Tabel 1). Setelah file terunduh, silahkan membuka dan kemudian memasukkan data Anda ke dalam kolom yang sesuai pada sheet Data Input dan kemudian memeriksa hasilnya pada sheet Results. Menggunakan file IdeTo, Anda dapat melakukan analisis hubungan antara LDBK dan LDBT kemajuan penyakit dengan beberapa peubah lain yang juga Anda amati pada waktu yang bersamaan dengan waktu pengamatan keparahan penyakit. Misalnya untuk penyakit bercak daun pada tanaman padi Anda mungkin mengamati jumlah daun total, jumlah daun berbercak, dan jumlah bercak per helai bersamaan dengan waktu pengamatan keparahan penyakit. Dengan menggunakan IdeTo Anda dapat menentukan apakah terdapat hubungan yang nyata antar sepasang perubah dari kemungkinan pasangan keempat peubah. Selain menggunakan file Excel IdeTo, Anda tentu dapat menggunakan aplikasi analisis statistika R Base maupun dengan menggunakan R packages, antara lain package epifitter dan package agricolae Tabel 2). Namun untuk menggunakan R Base maupun R packages, Anda perlu belajar program aplikasi statistika R dan menjalankannya dengan menggunakan RStudio. Anda dapat mempelajari dasar-dasar R dan mempelajari cara menghitung LDBK mutlak kemajuan penyakit dan LDBK relatif kemajuan penyaki menggunakan R dari situs Reproducible Science in R. Anda juga dapat mempelajari cara menghitung LDBK kemajuan satu penyakit dan LDBK kemajuan satu penyakit pada tahun yang berbeda menggunakan R dari situs American Phytopathological Society (APS).
Untuk berlatih menggunakan R untuk menghitung LDBK, silahkan nyalakan RStudio dan ketik perintah berikut tahap demi tahap mulai dari tahap satu sampai tahap 7. Ketik perintah setiap langkah pada panel konsol setelah tanda > lalu tekan tombol Enter:
1) Memasukkan waktu pengamatan dan keparahan penyakiit
waktupengamatan <- c(0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,100) # vektor data waktu pengamatankeparahan68 <- c(0,0,0,0,3,20,50,80, 90, 100, 100) # vektor data keparahan penyakit tahun 1968keparahan69 <- c( 0,0,0,0,0,0,0,3,6,30,70) # vektor data keparahan penyakit tahun 1969
2) Menampilkan kurva kemajuan penyakit pada 1968
plot( # kurung buka untuk menyatakan awal fungsi kurvawaktupengamatan, # vektor data yang digunakan untuk membuat kurvakeparahan68, # vektor data yang digunakan untuk membuat kurvatype="o", # simbol untuk menyatakan data dalam kurvapch=22, # ukuran lingkaran datacol="mediumblue", # warna lingkaran dataylim=c(0,100), # kisaran nilai sumbu yxlab='Hari Setelah Inokulasi', # label sumbu xylab='% Keparahan' # label sumbu y) # kurung tutup untuk menyatakan akhir fungsi kurva
3) Menampilkan judul kurva
title(main="Kurva Kemajuan Penyakit")
4) Menumpangtindihkan kurva kemajuan penyakit pada 1969
lines( # kurung buka untuk mengawali fungsi lineswaktupengamatan, # vektor data yang digunakan untuk membuat kurvakeparahan69, # vektor data yang digunakan untuk membuat kurvatype="o", # simbol untuk menyatakan data dalam kurva
col="orange" # warna lingkaran data
) # kurung tutup untuk mengakhiri fungsi lines
5) Menampilkan kurva pada sudut kiri atas
legend(
"topleft", # posisi legenda
c("1968","1969"), #
pch= c(22,21), # keterangan bentuk simbol
lty=1, # keterangan simbol garis
col = c("mediumblue","orange"), # keterangan warna
title="Tahun",
inset=0.05 # ukuran kotak keterangan
)
6) Menjalankan fungsi menghitung LDBK
# Membuat fungsi untuk menghitung LDBK (AUDPC)# tanda kurung kurawal buka menandai awal fungsiLDBK <- function(disease.severity,time.period){# n adalah panjang time.period, atau jumlah total pengamatann <- length(time.period)# meanvec adalah vektor (matriks satu dimensi)# yang akan memuan rerata persentase keparahan penyakit# diawali dengan mengandung -1 untuk semua unsur matriks# cara memulai matriks seperti ini memudahkan debuggingmeanvec <- matrix(-1,(n-1))# intvec adalah vektor yang berisi selisih panjang waktu antar pengamatanintvec <- matrix(-1,(n-1))# pengulangan berlangsung terus dari data pertama sampai data terakhir# kurung kurawal buka menandai awal perintah pengulangan (loop)for(i in 1:(n-1)){# data meanvec ke-i diganti dengan data rerata persentase keparahan penyakit# antara pengamatan ke-i dan pengamatan ke-i+1meanvec[i] <- mean(c(disease.severity[i],disease.severity[i+1]))# data intvec ke-i digantikan dengan selirih waktu# antara pengamatan ke-i dan ke-i+1intvec[i] <- time.period[i+1] - time.period[i]# kurung kurawaltutup menandai akhir dari perintah pengulangan (loop)}# kedua vektor dikalikan satu sama lain# satu per satu untuk setiap unsur vektorinfprod <- meanvec * intvec# jumlah hasil perkalian dalam vektor yang dihasilkan memberikan nilai LDBK (AUDPC)
sum(infprod)# kurung kurawal tutup menandai akhir fungsi
}
7) Menampilkan hasil perhitungan LDBK tahun 1968 dan hasil perhitungan LDBK tahun 1969
LDBK(keparahan68,waktupengamatan)
LDBK(keparahan69,waktupengamatan)
Menghitung LDBK juga dapat dilakukan dengan menggunakan package epifitter dan package agricolae. Untuk menggunakan package epifitter, terlebih dahulu perlu memasang dan mengaktifkan package dengan menjalankan perintah
install.packages("epifitter")library(epifitter)
dan kemudian menjalankan fungsi AUDPC dan fungsi AUDPS dalam package tersebut:
data(disease)Untuk menggunakan package agricolae, terlebih dahulu perlu memasang dan mengaktifkan package dengan menjalankan perintah
time <- c(1,2,3) # day
y <- disease[,c(4,5,6)]
AUDPC(time, y, y_proportion = FALSE, type = "ABSOLUTE")
AUDPS(time, y, y_proportion = FALSE, type = "ABSOLUTE")
install.packages("agricolae")dan kemudian menjalankan fungsi AUDPC dan fungsi AUDPS dalam package tersebut untuk menghitung LDBK dan LDBT:
library(agricolae)
data(disease)
dates <- c(1,2,3) # week
severity <- disease[,c(4,5,6)]audpc(severity, dates, type = "ABSOLUTE")audps(severity, dates, type = "ABSOLUTE")
Menggunakan kedua fungsi dapat menghitung LDBK dan LDBT dengan cepat dibandingkan dengan menggunakan Excel dan R Base. Untuk mempelajari penggunaan kedua packages dalam menghitung LDBK dan LDBT, silahkan kunjungi dan baca Disease progress curves dari situs R4PDE dan buku gratis dalam format ePub atau Docx dari situs R4PDE.net.
Mengapa harus membuat kurva dan menghitung LDBK kemajuan penyakit? Sebenarnya ada beberapa cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Di antara cara-cara yang ada tersebut, LDBK merupakan cara yang paling mudah. Cara lainnya, yaitu dengan menggunakan pemodelan melalui analisis regresi linier dan cara analisis ragam lintas waktu, akan kita pelajari pada materi kuliah 3.2. LDBK kemajuan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. Sebagaimana sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, fokus kajian epidemiologi adalah perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu dan ruang. LDBK merupakan cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu dan ruang tersebut. Penggunaan LDBK untuk menganalisis perkembangan penyakit dalam ruang akan kita pelajari materi materi kuliah 3.3.
3.1.1.2. Mengakses dan Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengunduh buku-buku dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Untuk memperoleh informasi tambahan, silahkan juga baca:
- The basics of R dan Calculating the absolute or relative value of the AUDPC dari situs Reproducible Science in R
- Calculating the area under the disease progress curve to quantify disease progress dan Stripe rust (Puccinia striiformis) on wheat: Using the area under the disease progress curve to compare disease severity dari APS
- Primary disease gradients of bacterial blight of rice caused by Xanthomonas oryzae pv. oryzae in a South Korea research station field dan Primary and secondary gradients of septoria leaf spot caused by Septoria lycopersici on greenhouse tomato dari APS
- Mudita, I W., (2013). Membuat Kurva dan Menghitung LDBK dengan menggunakan R untuk Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan. Blog Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (versi lama).
- Disease progress curves dari situs R4PDE dan buku gratis dalam format ePub atau Docx dari situs R4PDE.net
- Plant Disease Epidemiology: Temporal Aspects -- Disease Progress dari American Phytopathological Society
- Simko, I. (2021) IdeTo: Spreadsheets for Calculation and Analysis of Area Under the Disease Progress Over Time Data. File EXCEL dapat diunduh dari halaman figshare atau langsung dari https://figshare.com/ndownloader/files/25841018
- Ivan Simko, I&Piepho, H.P. (2012) The Area Under the Disease Progress Stairs: Calculation, Advantage, and Application
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.
3.1.2. TUGAS KULIAH
3.1.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar dan/atau pertanyaan di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Senin, 3 Maret 2024 pukul 24.00 WITA. Kunjungi kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain, prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain pada saat mengikuti ujian tengah semester.
3.1.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Senin, 3 Maret 2024 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.
3.1.2.3. Mengerjakan Projek Kuliah
Untuk mengerjakan Projek Kuliah ini, silahkan terlebih dahulu baca Peanut Disease Identification, terutama pelajari cara membedakan antara gejala bercak dini (early leaf spot, disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori, periksa di Species Fungorum) dengan bercak lambat (late leaf spot, disebabkan oleh Cercosporidium personatum (Berk. & M.A. Curtis) Deighton, periksa di Species Fungorum). Perbedaan utama antara kedua penyakit tampak pada permukaan bawah helai daun. Pada permukaan bawah helai daun, gejala bercak daun dini berwarna coklat sedangkan gejala bercak daun lambat berwarna hitam. Setelah bisa membedakan gejala kedua penyakit tersebut, silahkan unduh Lembar Pengamatan Penyakit Bercak Daun Kacang Tanah dan cetak file untuk melakukan pengamatan. Silahkan melakukan pengamatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
File pengamatan dan file foto dilaporkan sebagai bagian dari Laporan Mengikuti Perkuliahan Daring di bawah ini.Untuk mengerjakan Projek Kuliah ini, silahkan terlebih dahulu baca Peanut Disease Identification, terutama pelajari cara membedakan antara gejala bercak dini (early leaf spot, disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola Hori, periksa di Species Fungorum) dengan bercak lambat (late leaf spot, disebabkan oleh Cercosporidium personatum (Berk. & M.A. Curtis) Deighton, periksa di Species Fungorum). Perbedaan utama antara kedua penyakit tampak pada permukaan bawah helai daun. Pada permukaan bawah helai daun, gejala bercak daun dini berwarna coklat sedangkan gejala bercak daun lambat berwarna hitam. Setelah bisa membedakan gejala kedua penyakit tersebut, silahkan unduh Lembar Pengamatan Penyakit Bercak Daun Kacang Tanah dan cetak file untuk melakukan pengamatan. Silahkan melakukan pengamatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Lanjutkan pengamatan sebagaimana pada pengerjaan Latihan Pembelajaran Kasus materi 2.2 sebagai pengamatan ketiga dengan cara mengamati, memasukkan data, dan menyimpan file hasil pengatan ketiga.
- Menggunakan data dari file LDBK dan LDBKr kemajuan penyakit hawar lambat tanaman kentang untuk menghitung LDBK dan LDBT setiap ulangan (4 kultivar masing-masing 4 ulangan = 16 kali perhitungan) dengan menggunakan file Excel IdeTo
- Menggunakan data dari file LDBK dan LDBKr kemajuan penyakit hawar lambat tanaman kentang untuk menghitung LDBK dan LDBT setiap ulangan (4 kultivar masing-masing 4 ulangan = 16 kali perhitungan) dengan menggunakan fungsi AUDPC dan AUDPS dalam package epifitter atau agricolae dengan memasukkan data melalui papan ketik dengan format pemasukan data sebagaimana disajikan di bawah ini:
data(hawarlambatkentang)hari <- c(11,14,18,dst) # hari setelah inokulasikeparahankatahdin1 <- disease[,c(0.0,2.5,23.2, dst)]keparahankatahdin2 <- disease[,c(0.0,11.8,26.2, dst)]...keparahansebago4 <- disease[,c(0.0,1.4,5.8, dst)]audpc(keparahankatahdin1, hari, type = "ABSOLUTE")audpc(keparahankatahdin2, hari, type = "ABSOLUTE")...audpc(keparahansebago4, hari, type = "ABSOLUTE")audps(keparahankatahdin1, hari, type = "ABSOLUTE")audps(keparahankatahdin2, hari, type = "ABSOLUTE")...audps(keparahansebago4, hari, type = "ABSOLUTE")
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Senin, 3 Maret 2024 pukul 24.00 WITA.
3.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 38 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Senin, 3 Maret 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjkan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.
**********
Hak cipta: I Wayan Mudita
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Revisi pertama: 20 Februari 2016, revisi termutakhir: 2 Februari 2021
Dalam mengukur suatu perkembangan penyakit dapat diukur dengan menggunakan ukuran intensitas penyakit yang bergantung pada karakteristik penyakit yang diukur dan juga dapat digunakan ukuran kejadian dan keparahan penyakit.Dalam pengukuran penyakit bisa menggunakan LDBK,karena LDBK merupakan salah satu cara yang paling mudah yang digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan interaksi antara kejadian atau keparahan penyakit.
ReplyDeleteUntuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, perlu dilakukan pengamatan penyakit beberapa kali karena LDBK merupakan cara yang paling mudah untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut.data perkembangan penyakit kemudian digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit
ReplyDeleteDalam menyajikan dan menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan dengan menggunakan kurva, agar kita dapat mengetahui perkembangan penyakit pada tumbuhan, apakah penyakit tersebut meningkat atau menurun. Dan kita juga tidak bisa membandingkan perkembangan penyakit yang di amati atau data yang diamati berbeda, sebab sangat perkembangan penyakit berkaitan dengan dengan waktu. semakin lama perkembangan penyakit semakin besar perubahan yang terjadi pada tumbuhan.
ReplyDelete. LDBK merupakan cara untuk menganalisis perkembangan penyakit yang mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut. Untuk melakukan perbandingan perkembangan penyakit yang sebenarnya, kita dapat melakukan pengamatan dan dimulai pada waktu yang bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan. Data perkembangan penyakit kemudian digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit. Kurva perkembangan penyakit menyajikan kejadian atau keparahan penyakit dari waktu ke waktu dengan cara menggunakan data kejadian atau keparahan penyakit.
ReplyDeleteLDBK digunakan untuk mengaitkan kejadian dan keparahan penyakit. Perubahan kejadian dan keparahan penyakit dapat meningkat atau menurun, dapat berkembang menjadi lebih cepat atau lebih lambat, sehingga dengan menggunakan LDBK dapat diketahui ke arah mana perubahan kejadian penyakit itu. Pertanyan saya bagaimana cara menghitung kejadian dan keparahan penyakit menggunakan rumus AUDPC? Trimakasih.
ReplyDeleteMaria, LDBK digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit sehingga yang dikaitkan adalah kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu, bukan kejadian dengan keparahan penyakit. Dan juga, kejadian atau keparahan penyakit digunakan untuk menghitung LDBK, bukan sebaliknya. Rumus untuk menghitung LDBK (AUDPC) sudah sayacantumkan, apakah sebelum menyampaikan komentar sudah membaca tulisan terlebih dahulu?
DeletePerkembangan penyakit dapat mengalami perubahan, baik perubahan itu menjadi meningkat maupun menurun. Untuk mengetahui apakah penyakit meningkat atau menurun, data-data hasil pengamatan perkembangan penyakit yang dilakukan beberapa kali kemudian digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit yang selanjutnya dilakukan perhitungan LDBK untuk mengetahui seberapa besar pertambahan kejadian atau keparahan penyakit. LDBK merupakan cara yang paling mudah untuk menganalisis perkembangan penyakit, dengan mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut.
ReplyDeleteLDBK sebenarnya merupakan integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan bila kurva perkembangan mempunyai persamaan matematis,integrasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral tetapi kurva perkembangan penyakit merupakan kurva hasil pengamatan, kurva empirik, sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral.
ReplyDeleteSeperti yang telah bapak ajarkan dalam epidemiologi penyakit tumbuhan bahwa kejadian penyakit digunakan saat gejala sistemik,yang didalamnya berkaitan dengan LDBK atau yang mengaitkan kejadian dan keparahan penyakit,perubahan pada kejadian dan keparahan penyakit dapat meningkat atau juga menurun.dengan mengunakan LDBK dapat diketahui perubahan kejadian penyakit.yang menjadi pertanyaan saya bagaimana cara menganalisis perkembangan penyakit dengan mengunakan AUDPC?TERIMAKASIH
ReplyDeleteSalah satu tenik analisis data adalah analisis ragam (anova). Misalkan akan dilakukan penelitian untuk mengetahui rekasi 5 kultivar kacang tanah yang diinokulasi dengan karat kacang tanah dalam rancangan RCBD. Pengamatan dilakukan terhadap keparahan penyakit parah mulai pada 3 hari sejak inokulasi setiap 3 hari selama 1 bulan. Data hasil pengamatan tersebut digunakan untuk menghitung LDBK karat kacang tanah. Hasil perhitungan LDBK karat kacang tanah kemudian dianalisis ragam untuk menentukan kultivar kacang tanah yang paling tahan terhadap penyakit karat.
Deletehubungan dengan tumbuhan inang, pengamatan kejadian dan keparahan penyakit dikaitkan dengan fase pertumbuhan tertentu tumbuhan yang bersangkutan. mengapa hal ini perlu pertimbangan?
ReplyDeleteKarena penyakit berkembang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman inang. Misalnya bercak daun dini pada kacang tanah mulai berkembang sejak fase pertumbuhan awal, sedangkan bercak daun lambat berkembang setelah tanaman memasuki fase berbunga.
DeleteKurva perkembangan penyakit digunakan untuk mengetahui apakah suatu penyakit itu menurun atau meningkat dan untuk mendata perkembangan penyakit. Dan LDBK itu merupakan suatu integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan. Dan ujuan digunakan LDBK itu sendiri digunakan unuk menghiung laju perkembangan dan keparahan penyakit.
ReplyDeleteBerkaitan dengan fase pertumbuhan inang, pengamatan kejadian dan keparahan penyakit sebaiknya dikaitkan dengan fase pertumbuhan yang bersangkutan dengan jenis penyakit yang mulai menginfeksi. Yang menjadi pertanyaan saya jenis penyakit apa dan kapan proses infeksinya dan bagaimana fase infeksinya?
ReplyDeleteSebaiknya baca kembali catatan kuliah ilmu penyakit tumbuhan, musah-mudahan pernah mencatat dan kalau pernah mencatat, catatannya masih disimpan.
DeleteBerdasarkan table yang ada populasi penyakit terus menunjukan peningkatan dari waktu ke waktu, apa yang menyebabkan sehingga populasi penyakit terus menunjukan penigkatan sedangkan bila dilihat dari waktu maka perubahan populasi dapat meningkat atau menurun sejalan dengan waktu.
ReplyDeleteMahluk hidup berkembang biak, demikian juga dengan patogen, berkembang biak pada tanaman yang sakit. Akibat dari perkembangbiakan tersebut adalah penyakit menjadi semakin parah seiring dengan bertambahnya waktu ... ini bagian dari ilmu penyakit tumbuhan, buka kembali catatan kalau pernah mencatat dan masih menyimpan catatannya.
DeleteMenjadi pertanyaan saya adalah jika, LDBK yang di gunakan untuk menghitung keparahan penyakit dalam suatu lahan yang besar serta waktu terjadinya perkembangan penyakit yang sangat pesat(cepat) dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi masalah tersebut? Serta .bagai mana solusi agar kita bisa mengatasi permasalahan ini dengan waktu yang tidak terlalu lama? terimakasih
ReplyDeleteSaya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan pertanyaan yang pertama, tolong disampaikan dengan menggunakan pola kalimat bersyarat yang benar (jika ... maka ..., pertanyaan). Apa yang dimaksud dengan solusi pada pertanyaan yang kedua? Tolong perbaiki kedua pertanyaan tersebut sehingga saya bisa menjawab.
DeleteTujuan pengamatan pada akhirnya juga menentukan sejak kapan dan seberapa sering pengamatan perlu dilakukan. saya belum memahami maksud dari kalimat ini bapak..
ReplyDeleteSeharusnya hal ini sudah terjawab ketika mengambil matakuliah ilmu penyakit tumbuhan. Pengamatan perlu dimulai sejak awal daur perkembangan penyakit. Setiap penyakit mulai berkembang ketika tanaman memasuki fase pertumbuhan tertentu sehingga pengamatan perlu dilakukan pada hase pertumbuhan tanaman yang tepat. Untuk menentukan seberapa sering pengamatan dilakukan, perlu ditentukan umur tanaman sejak mulai terjadi infeksi sampai panen. Jumlah pengamatan harus sedemikian rupa sehingga memadai untuk melakukan analisis, khususnya untuk melakukan analisis perkembangan penyakit dengan analisis regresi yang akan dibahas pada kuliah selanjutnya. Untuk melakukan analisis perkembangan penyakit dengan menggunakan teknik analisis regresi, setidak-tidaknya diperlukan data dari 7 kali pengamatan yang dimulai ketika kejadian atau keparahan penyakit masih sangat rendah.
DeleteLDBK merupakan salah satu cara dalam menganalisis perkembangan penyakit. Untuk mengetahui meningkat atau menurunnya keparahan penyakit maka perlu dilakukan pengamatan. Data perkembagan penyakit kemudian digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit. Kurva perkembangan penyakit menyajikan kejadian atau keparahan penyakit dari waktu ke waktu dengan menyajikan data kejadian atau keparahan sebagai sumbu Y terhadap waktu pengamatn sebagai sumbu X. LDBK mempermudah kita untuk menentukan tindakan pengendalian apa yang harus dilakukan.
ReplyDeleteLDBK memberikan dasar untuk menentukan perkembangan penyakit. Penyakit dengan LDBK lebih besar berarti berkembang lebih cepat sehingga perlu segera dilakukan pengendalian.
DeleteFokus atau tujuan dari mempelajari matakuliah epidemiologi yakni perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu dan perubahan yang kaitannya dengan ruang maka dalam menghitung atau membandingkan perkembangan penyakit terhadap waktu yang di butuhkan oleh suatu penyakit tertentu dalam menginfeksi tanaman harus menggunakan LDBK karena berbicara tentang membanding penyakit dan waktu maka tidak terlepas dari mengintegrasi/menggabungkan antara dua hal diatas.
ReplyDeleteLDBK sebenarnya merupakan integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan. Bila kurva perkembangan mempunyai persamaan matematis, integrasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral. Tetapi kurva perkembangan penyakit merupakan kurva hasil pengamatan, kurva empirik, sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral. Yang menjadi pertanyaan saya adalah mengapa perhitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat di lakukan dengan menggunakan teknik integral?
ReplyDeleteMengapa pada waktu pengamatan yang berbeda-beda kita tidak bisa melakukan perbandingan?
ReplyDeleteKarena jika diwaktu yang berbeda maka hasilnya berbeda-beda.
DeleteDimana disini kita membandingkan
Objek yang satu dengan yang lainnya.
berapa banyak keparahan penyakit yang menyerang tanaman pisang.
ReplyDeleteMaaf saya bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan berapa banyak berarti berkaitan dengan jenis penyakit. Sedangkan pertanyaan mengenai keparahan berkaitan dengan seberapa besar nilai keparahan penyakit. Saya tidak tahu harus menjawab bagaimana.
DeleteUntuk dapat membuat kurva perkembangan penyakit, apakah ada standar berapa kali harus melakukan pengamatan ?
ReplyDeleteTidak ada patokan, tapi sebaiknya jangan hanya dua kali karena kurvanya nanti hanya merupakan garis lurus.
DeleteMahasiswa EPT Semester Genap 2018, apakah Anda sudah dapat membuat kurva perkembangan penyakit dengan menggunakan program aplikasi Excel? Apakah semua sudah mencoba mengitung LDBK? Mengapa tidak ada yang bertanya?
ReplyDeletesetelah saya baca materinya, yang ingin saya tanyakan adalah pernyataan tentang LDBK meruakan integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan. karena saya belum memahaminya. terimakasih pak
ReplyDeleteUntuk tujuan melakukan perkembangan penyakit yang sebenarnya, pengamatan perlu dimulai pada waktu bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama. Lalu pertanyaannya, bagaimna jika pengamatannya pada waktu bersamaan tetapi selang waktunya yang tidak bersamaan, apakah perkembangan penyakit dapat di hitung?
ReplyDeletePenerapan pemodelan kuantitatif dalam epidemologi penyakit tumbuhan dilakukan pada dua taraf kompleksitas yang berbeda, yaitu pemodelan analisis dan pemodelan simumasi. Dari kedua tingkatan pemodelan tersebut masing-masing mempunyai tujuan dan langkah-langkah yang berbeda.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya, dari kedua model ini, model mana yang paling cocok atau sering diterapkan dalam pengoperasian untuk mengetahui kuantifikasi keadaan penyakit dalam bidang epidemologi penyakit tumbuhan. Dan pada saat manakah pemodelan ini diterapkan?
bagaimana cara menghitung kurva perkembangan penyakit,,,
ReplyDeleteDalam kaitan dengan pengukuran penyakit tersebut, menjadi fokus dalam mempelajari epidemiologi penyakit tumbuhan adalah perubahan kejadian atau keparahan penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya dan dari satu tempat tertentu ke tempat lainnya. mengapa demikian pak,apakah selain keparahan dan kejadian tidak ada lagi yang lain?
ReplyDeleteSelamat sore Bpak, terikasih untuk materinya LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. Sebagaimana sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, fokus kajian epidemiologi adalah perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu, selain juga perubahan dalam kaitan dengan ruang. LDBK merupakan cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut.
ReplyDeleteDalam epidemiologi penyakit tumbuhan, perubahan penyakit tumbuhan dapat berarti kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, juga dapat berarti penyakit berkembang lebih cepat atau lebih lambat. Untuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, perlu dilakukan pengamatan penyakit beberapa kali.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat sore pak, untuk mengetahui apakah penyakit meningkat atau menurun, data perkembangan penyakit kemudian digunakan untuk membuat kurva perkembangan penyakit. Pada kurva perkembangan penyakit yang telah dibuat, akan tampak dengan sangat mudah, apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun.
ReplyDeleteTerimakasih untuk materi mohon maaf saya terlambat dalam mengomentari materi ini. Yang dapat saya pahami dari materi ini adalah dengan menggunakan perhitungan LDBK maka akan dapat membantu kita dalam menentukan bagaimana proses perkembangan suatu penyakit untuk perbandingan dalam satuan waktu. Dan dapat membantu dalam menentukan bagaimana keparahaan penyakit dan pada fase mana perkembangan penyakit sangat berpengaruh terhadap suatu tanaman
ReplyDeleteDalam menghitung perkembangan suatu penyakit kita dapat menggunakan perhitungan LDBK. Yang ingin saya tanyakan faktor apa saja yang menjadi pembatas dalam perhitungan menggunakan LDBK??
ReplyDeleteTrima kasih pak atas materu yang diberikan, sebelumnya sy mohon maaf terlambat komenentar materi ini .. yang ingin sy tanyakan hubungan dengan tumbuhan inang yang sudah bapak jelaskan di atas, pengamatan kejadian dan keparahan penyakit dikaitkan dengan fase pertumbuhan tertentu tumbuhan yang bersangkutan. mengapa hal ini perlu pertimbangan? Trima kasih pak
ReplyDeleteUntuk mengetahui keparahan penyakit yang perlu diperhatikan adalah karakteristik tumbuhan inang, jenis penyakit, dan tujuan pengamatan. Jika yang menjadi perhatian utama pengamatan adalah jenis penyakit, data apa saja yang perlu diambil?
ReplyDeleteTerima kasih bapak untuk materinya. Yang ingin saya tanyakan apakah mungkin dalam perkembangan penyakit kurva yang dihasilkan dapat berupa garis lurus saja?
ReplyDeleteselamat pagi pak.....
ReplyDeleteTerimah kasih untuk informasi materinya yang sudah disampaikan.
sesuai gambar kurva 1,2,3 dan 4 adanya perubahan penyakit yang secara umum meningkat.Mohon dijelaskan pak faktor penyebab kemudian cara/solusi yang baik yang harus diterapkan agar dapat mengatasi peningakatan penyakit tersebut.
Trimksih pak
Penyakit meningkat karena patogen virulen, tanaman inang rentan, dan lingkungan mendukung. Cara mengatasi agar penyakit tidak meningkat akan dibahas nanti pada materi mengenai penggunaan prinsip EPT untuk mengendalikan penyakit.
DeleteTerimakasih untuk materi yang sudah diberikan pak,
ReplyDeleteyang ingin saya tanyakan mengenai menganalisis perkembangan penyakit menggunakan LDBK apakah akan menghasilkan data yang akurat sesuai data dilapangan atau malah sebaliknya dapat menggunakan data analisis yang lain?
Apakah LDBK akurat atau tidak bergantung pada bagaimana pengamatan penyakit dilakukan. Misalnya apakah lebih tepat dilakukan pengamatan terhadap kejadian penyakit atau keparahan penyakit. Apakah sampel yang diamati dapat mewakili populasi. Jadi bukan soal LDBK sebab LDBK merupakan hasil perhitungan.
DeleteTerima kasih untuk materinya pak, dari materi diatas yang ingin saya tanyakan adalah mengapa perhitungan luas daerah dibawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral?
ReplyDeleteSudah saya jelaskan pada waktu kuliah, ikut kuliah kan? Karena untuk menggunakan teknik integral perlu diketahui persamaan kurva perkembangan penyakit, sedangkan dalam hal ini yang ada hanyalah data penyakit, bukan persamaan.
DeleteTetapi kurva perkembangan penyakit merupakan kurva hasil pengamatan kurva empirik, sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral. Dari pernyataan diatas, yang menjadi pertanyaan saya adalah mengapa perhitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat di lakukan dengan menggunakan teknik integral? Terima kasih pak.
ReplyDeleteBaca jawaban terhadap pertanyaan Karti Florensia Br. Sitepu
DeleteTerima kasih untuk materinya pak, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara untuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun?
ReplyDeleteKalau menurut saya untuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun dapat kita lihat pada grafik seperti pada materi
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteUntuk tujuan melakukan perbandingan perkembangan penyakit yang sebenarnya, pengamatan perlu dimulai pada waktu yang bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama dan kurva. kemudian digambarkan pada satu bidang yang sama, sebagaimana dilakukan dalam membandingkan perkembangan penyakit hawar lambat pada empat kultivar kentang.
ReplyDeleteDari pernyataan diatas yang menjadi pertayaan saya mengapa harus dilakukan waktu bersamaan,dan bgaimana jika dilakukan waktu yang berbeda?Apakah masih bisa dihitung?Terima kasih pak
Jika mulai dilakukan pada waktu yang berbeda dan dengan selang waktu pengamatan yang berbeda, kurva masih bisa dibuat dan LDBK masih bisa dihitung. Tapi membandingkan LDBK dati kurva yang datanya diperoleh dari waktu pengamatan yang berbeda merupakan cara membandingkan yang ibaratnya membandingkan orang yang makan tiga piring nasi dengan yang makan hanya satu piring.
DeleteTerimakasih materinya pak. Pertanyaan saya adalah, apabila saat kita berada di lapangan untuk mengamati tanaman yang terkena penyakit, apakah kita langsung langsung memuatnya dalam grafik? Atau mungkin ada tahapan lain lagi pak?
ReplyDeleteKita tidak mungkin membuat grafik di lapangan. Kita mencatat data kejadian atau keparahan penyakit di lapangan dengan selang waktu tertentu dan kemudian menggunakan data yang kita peroleh untuk membuat kurva di rumah atau di kampus atau bahkan di mal, asalkan ada komputer.
DeleteDilihat dari grafik bahwa kurva perkembangan penyakit berbeda-beda. Apakah yang mempengaruhi hal tersebut serta data yang kita gunakan apakah hanya untuk satu siklus penyakit saja?
ReplyDeleteDari ke 4 kurva di atas telah mununjukan perbandingan penyakit,mengapa perbandingan penyakit tersebut berbeda beda?
ReplyDeleteBukan perbandingan yang berbeda, tetapi kurva perkembangan yang berbeda karena faktor patogen, inang, dan lingkungan.
DeleteTrimakasih pak untuk materinya. Bagaimana cara penggunaan kurva LDBK dalam proses perhitungan perkembangan penyakit?
ReplyDeleteLDFBK kita gunakan untuk membandingkan, penyakit mana yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat daripada penyakit lainnya. Penyakit yang mempunyai nilai LDBK lebih besar berarti berkembang lebih cepat daripada penyakit yang mempunyai LDBK lebih kecil.
DeleteTerima kasih bapak atas materi yang disajikan. Dilihat pada keempat kurva diatas apakah perkembangan penyakit tidak akan menurun pada suatu saat tertentu apakah penyakit akan terus meningkat pak ?
ReplyDeleteApa yang menyebabkan keempat kurva tersebut berbeda beda ?
Secara keseluruhan, kurva penyakit cenderung terus meningkat. Namun ada saat-saat ketika bagian dari kurva bisa menurun. Yang mempengaruhi kurva perkembangan penyakit adalah virulensi patogen, ketahanan/kerentanan tanaman inang, dan kesesuaian/ketidaksesuaian faktor lingkungan.
DeleteDari ke empat kurva di atas mengalami perbedaan perkembangan penyakit.
ReplyDeleteYang ingin di tanyakan apakah perbedaan dari perkembangan penyakit ada kaitannya dengan lingkungan?
Apakah pada lingkungan yang sama atau berbeda?
Terimakasih
Ingat konsep segitiga penyakit pada mata kuliah IPT. Lingkungan berpengaruh terhadap penyakit, artinya berpengaruh terhadap perkembangan penyakit.
DeleteTerima kasih untuk materinya pak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kurva perkembangan penyakit menyajikan kejadian atau keparahan penyakit dari waktu ke waktu. Yang ingin saya tanyakan :
ReplyDelete1. Apakah ada perbedaan antara kurva kejadian dan keparahan penyakit? Karena pada penjelasan di materi sebelumnya sudah dijelaskan perbedaan antara perhitungan kejadian dan keparahan penyakit. Apakah untuk pembuatan kurva juga ada perbedaan?
2. Kalau ada perbedaan, bagaimana kita menetukan untuk menggunakan kurva kejadian atau keparahan penyakit?
3. Apakah ada hubungannya dengan pengamatan yang kita lakukan baik terhadap fase pertumbuhan tanaman inang maupun jenis penyakit yang di amati?
Mohon penjelasannya pak. Terima kasih.
Kejadian penyakit dan keparahan penyakit merupakan satuan penyakit hasil pengamatan. Setelah dibuat kurvanya, bentuk kurvanya mengikuti pola yang sama. Terhadap kurva kejadian penyakit dan kurva keparahan penyakit dapat dihitung LDBK, tapi namanya berbeda, LDBK kejadian penyakit dan LDBK keparahan penyakit. Kapan kita menggunakan kejadian dan kapan menggunakan keparahan bergantung pada karakteristik penyakit yang kita amati. Tidak ada hubungan dengan fase pertumbuhan saat penyakit mulai menginfeksi, tetapi berhubungan dengan jenis penyakit yang kita amati. Baca kembali materi 3.
DeleteTerima kasih untuk materinya pak.saya hanya mengingat kembali pada materi di atas bahwa:
ReplyDeleteUntuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun harus dilakukan pengamatan penyakit beberapa kali. Sejak kapan dan seberapa pengamatan dilakukan itu tergantung pada karakteristik inang.
Terima kasih atas materi yang sudah diberikan pak. Yang ingin saya tanyakan, apakah dalam perkembangan penyakit, kurva yang dihasilkan dapat berupa garis lurus saja?
ReplyDeleteSecara teoritis tidak bisa, tetapi secara empirik bisa saja terjadi.
DeleteDari keempat kurva perkembangan penyakit diatas, menunjukan bahwa secara umum penyakit cenderung terus meningkat tetapi dengan pola yang berbeda. Mengapa hal ini terjadi?
ReplyDeleteTerimah kasi
Karena perkembangan penyakit dipengaruhi oleh interaksi antar patogen, inang, dan lingkungan. Ingat segitiga penyakit dalam kuliah IPT.
DeleteTerima kasih untuk materinya pak.
ReplyDeleteDari materi diatas dijelaskan bahwa sejak kapan dan seberapa sering pengamatan harus dilakukan, bergantung terutama pada karakteristik tumbuhan inang, jenis penyakit, dan tujuan pengamatan.mengapa demikian??
Setiap penyakit mempunyai daur penyakit dengan lama daur yang berbeda-beda, mulai menginfeksi tanaman pada umur yang berbeda-beda, dan pengamatan penyakit dilakukan dengan tujuan yang juga berbeda-beda. Pengamatan untuk analisis perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan yang akan diuraikan pada materi kuliah berikutnya diperlukan data dari paling tidak 7 kali pengamatan.
DeleteBaik terima kasih pak atas materi yang di berikan di sini yang menjadi pertanyaan saya Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari mengapa tidak di lakukan setiap hari nya?
ReplyDeleteBaik terima kasih pak atas materi yang di berikan di sini yang menjadi pertanyaan saya Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari mengapa tidak di lakukan setiap hari nya?
ReplyDeleteSemakin sering semakin baik, tentu lebih baik bila bisa diamati setiap hari.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteTerimakasih buat materinya pak. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah keparahan penyakit pada penyakit yang berkembang cepat dan lama memiliki tingkat keparahan yang dapat disimpulkan sama?
ReplyDeleteDari materi yang telah di berikan maka saya dapat mengetahui beberapa hal menyangkut materi di ats yaitu
ReplyDelete- cara untuk mengetahui apakah penyakit meningkat atau menurun dari kurva perkembangan penyakit
- menggunakan LDBK dalam membuat kesimpulan apabila pada setiap kurva terjadi perubahan
- LDBK merupakan cara paling muda
Terimaksih atas materinya Pak.
ReplyDeletepada materi diatas bapak menjelaskan bahwa Bila kurva perkembangan mempunyai persamaan matematis, integrasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral. Tetapi kurva perkembangan penyakit merupakan kurva hasil pengamatan, kurva empirik, sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral, mengapa demikian?
terimaksih
Terima kasih atas materinya pak
ReplyDeleteDari materi yg sudah dipaparkan Bahwa agar perbandingan dapat dilakukan maka lama dan selang waktu harus sam. Yang menjadi pertanyaan saya; jika lama dan selang waktu pengamatan berbeda maka tidak bisa dilakukan perbandingan, factor atau masalah apa yang menjadi penyebab sehingga tidak bisa dilakukan perbandingan?
Faktor penyebab selang waktu yang berbeda tidak dapat dilakukan perbandingan karena penyakit yang menginfeksi dahulu pada suatu komoditi maka menimbulkan keparahan melebihi komoditi yang baru terinfeksi penyakit sehingga pada saat hendak melakukan perbandingan tidak sebanding
DeleteTerimakasih pak atas materinya,sy ingin bertanya dalam menganalisis keparahan penyakit,entah meningkat atau menurun dengan pengamatan dalam waktu yang berbeda,apakah kita bisa menggunakan LDBK?
ReplyDeleteKalau nenurut saya bisa,karena LDBK kita gunakan untuk membandingkan, penyakit mana yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat daripada penyakit lain.
Deleteslamat sore pak, terimakasih untuk materinya, sy mau bertanya mengapa perhitungan luas daerah dibawah kurva tidak dapat di lakukan mengunakan teknik integral?
ReplyDeleteKalau menurut saya karena yang diperoleh dari pengamatan penyakit adalah data kejadian atau keparahan penyakit,bukan peesamaan matematik.
DeleteTerima kasih atas materinya pak.
ReplyDeleteDari materi yang telah saya baca LDBK sebenarnya merupakan integrasi perkembangan dan dari kurva kami bisa mengetahui apakah ada terjadinya penurunan atau meningkat perkembangan penyakit.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePak yang saya ingin tanyakan adalah apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam menyajikan dan menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan dengan menggunakan kurva?
ReplyDeleteKurva perkembangan penyakit menyajikan kejadian atau keparahan penyakit dari waktu ke waktu dengan cara menggunakan data kejadian atau keparahan sebagai nilai sumbu Y terhadap waktu pengamatan yang digunakan sebagai sumbu X.Sehingga dengan kurva ini kita dapat mengetahui secara langsung perkembangan dari pola yg tergambar dan dapat membandingkan dua atau lebih perbedaan perkembangan dari beberapa data.
DeleteKekurangannya: Hanya digunakan untuk data yang bersifat kontinu dam perlu ketelitian untuk membaca kurva ini.
Dari uraian materi diatas menurut saya pembuatan kurva perhitungan sangat membantu kita dalam melihat perubahan penyakit setiap waktu . Tergantung seberapa sering kita melakukan pengamatan.
ReplyDeleteDidalam mempelajari materi 4 tentang menyajikan dan menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan dengan menggunakan kurva dimana Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menghitung luas di bawah kurva perkembangan penyakit yang lazim disingkat menjadi LDBK. Tentu saja, agar perbandingan bisa dilakukan, lama dan selang waktu pengamatan seharusnya sama.
ReplyDeletePertanyaannya bagaimana bila kita melakukan pengamatan tidak sesuai dengan selang waktu yang sudah ditentukan dikarenakan adanya cuaca buruk yang tidak bisa dihindarkan.
Bagaimana bentuk persamaan matematika dalam menganalisis data hasil pengamatan.
Trimakasih
Terimakasih atas materinya Pak, dari materi yang dipaparkan sangat membantu dalam menganalisis data secara sederhana tanpa mengubah data yang sebenarnya hanya tampilannya saja yang berubah.
ReplyDeleteUntuk tujuan melakukan perbandingan perkembangan penyakit yang sebenarnya, pengamatan perlu dimulai pada waktu yang bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama dan kurva kemudian digambarkan pada satu bidang yang sama, sebagaimana dilakukan dalam membandingkan perkembangan penyakit hawar lambat (late blight) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans (Month.)
ReplyDeletePertanyaan:
Jika dengan hasil pengamatan di lapangan yang tidak bersamaan apakah berpengaruh
Mengapa untuk mengetahui kejadian atau keparahan perlu pengamatan berkali- kali? Mengapa tidak hanya dengan satu kali pengamatan saja?
ReplyDeleteMohon penjelasannya pak
Terimakasih pak
Florentina Lappa Huky
Bagaimanakah cara menganalisis perkembangan penyakit menggunakana LDBK (AUDPC)?
ReplyDeleteDengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel, perhitungan LDBK (AUDPC) kemudian dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
DeleteLDBK=zigma[jumlah garis sejajar]*[tinggi]/2 atau
LDBK=zigma[Y(i+1)+Y(i)]*[X(i+1)-X(i)]/2
Cara berhitung AUDPC dihitung menggunakan integrasi trapezoidal dengan rumus Jeger dan Viljanen-Rollinson (2001). di mana : Y i + 1 = Data pengamatan ke-i + 1, Yi = Data pengamatan ke-i, t i + 1 = Waktu pengamatan ke-i + 1, t i = Waktu pengamatan ke-i, n = Jumlah total pengamatan.
Deletemenggunakan program aplikasi tabel lajur Excel, perhitungan LDBK (AUDPC) kemudian dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
DeleteLDBK=zigma[jumlah garis sejajar]*[tinggi]/2 atau
LDBK=zigma[Y(i+1)+Y(i)]*[X(i+1)-X(i)]/2
Terima kasih atas materinya Pak saya mau bertanya untuk mengamati dan menganalisis Perkembangan penyakit apakah ada cara lain selain LDBK Terima kasih🙏
ReplyDeleteCara-cara lain selain cara LDBK yaitu dengan menggunakan pemodelan melalui analisis regresi linier dan cara analisis ragam lintas waktu,Di antara cara-cara yang ada tersebut, LDBK merupakan cara yang paling mudah.LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu.
DeleteCara lainnya, yaitu dengan menggunakan pemodelan melalui analisis regresi linier dan cara analisis ragam lintas waktu.
DeleteCara lain untuk Menganalisis Perkembangan Penyakit yaitu dengan Menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana Menggunakan Add-in Analysis ToolPak dalam Program Aplikasi Excel.
DeleteMenggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana Menggunakan Add-in Analysis ToolPak dalam Program Aplikasi Excel.
DeleteMengapa penyakit-penyakit yang berkembang dengan cepat harus dilakukan 2-3 hari tidak setiap hari?
ReplyDeleteSudah di jelaskan daalm materi bahwa Seberapa sering pengamatan perlu dilakukan sangat bergantung pada karakteristik penyakit. Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari atau bahkan setiap hari, penyakit-penyakit yang berkembang lambat dapat diamati lebih jarang, misalnya setiap minggu. Tujuan pengamatan pada akhirnya juga menentukan sejak kapan dan seberapa sering pengamatan perlu dilakukan.
DeleteSeberapa sering pengamatan perlu dilakukan sangat bergantung pada karakteristik penyakit. Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari atau bahkan setiap hari, penyakit-penyakit yang berkembang lambat dapat diamati lebih jarang, misalnya setiap minggu
DeleteSeberapa sering pengamatan perlu dilakukan sangat bergantung pada karakteristik penyakit. Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari,dan penyakit-penyakit yang berkembang lambat dapat diamati lebih jarang, misalnya setiap minggu
Deleteseberapa sering pengamatan harus dilakukan, bergantung terutama pada karakteristik tumbuhan inang, jenis penyakit, dan tujuan pengamatan. Berkaitan dengan tumbuhan inang, pengamatan kejadian dan keparahan penyakit sebaiknya dikaitkan dengan fase pertumbuhan tertentu tumbuhan yang bersangkutan sebab jenis penyakit tertentu biasanya mulai menginfeksi pada fase tersebut. Seberapa sering pengamatan perlu dilakukan.
DeleteDalam epidemiologi penyakit tumbuhan, perubahan penyakit tumbuhan dapat berarti kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, juga dapat berarti penyakit berkembang lebih cepat atau lebih lambat.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan bagaiamana cara kita mengetahui bahwa keparahan penyakit dikatakan meningkat atau menurun pada suatu tanaman......
Caranya yaitu Untuk mengetahui apakah keparahan penyakit meningkat atau menurun, perlu dilakukan pengamatan penyakit beberapa kali. Sejak kapan dan seberapa sering pengamatan harus dilakukan, bergantung terutama pada karakteristik tumbuhan inang, jenis penyakit, dan tujuan pengamatan.
DeleteContohnya sekarang kita sedang melakukan pengamatan penyakit bercak daun pada kacang tanah dan karakteristik dari penyakit ini yaitu gejala kerusakannya tidak menyebar dengan cepat atau tidak meluas sehingga pengamatannya bisa dilakukan 2 kali dalam seminggu dan data hasil pengamatan tersebut kita masukan kedalam aplikasi seperti Excel untuk dianalisis dan kemudian data hasil hasil analisis disajikan dalam bentuk kurva untuk mengetahui apakah keparahan penyakit meningkat atau menurun
Terima kasi
jelaskan bagaimana Menganalisis Perkembangan Penyakit Tumbuhan dengan Menggunakan Kurva dalam Program Aplikasi Excel
ReplyDeleteMengapa harus menggunakan LDBK?
ReplyDeleteSebenarnya pada akhir dari materi pada pertemuan minggu ini sudah dijelaskan dengan sangat jelas bahwa Sebenarnya ada beberapa cara untuk menganalisis perkembangan penyakit. Di antara cara-cara yang ada tersebut, LDBK merupakan cara yang paling mudah. Cara lainnya, yaitu dengan menggunakan pemodelan melalui analisis regresi linier dan cara analisis ragam lintas waktu, akan saya jelaskan pada tulisan berikutnya. LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. Sebagaimana sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, fokus kajian epidemiologi adalah perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu, selain juga perubahan dalam kaitan dengan ruang. LDBK merupakan cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut.
DeleteTerima kasi
Baik disini saya akan menjawab
DeleteKarena LDBK sangat penting dimana akan digunakan untuk menganalisis perkembangan penyakit tumbuhan sehingga mempermudah kita untuk menentukan sejauh mana tindakan pengendalian yang akan kita lakukan.LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. Sebagaimana sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, fokus kajian epidemiologi adalah perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu, selain juga perubahan dalam kaitan dengan ruang. LDBK merupakan cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut.
Terimakasih
Karena LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit yakni integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa fokus kajian epidemiologi adalah perubahan penyakit seiring dengan perubahan waktu, selain itu juga perubahan dalam kaitan dengan ruang.
DeleteTerima Kasih
merupakan integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan. Bila kurva perkembangan mempunyai persamaan matematis, integrasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral. Tetapi kurva perkembangan penyakit merupakan kurva hasil pengamatan yang kemudian digunakan untuk membuat kurva empirik yang tidak diketahui persamaan matematisnya sehingga penghitungan luas daerah di bawah kurva tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik integral. Sebagai alternatif, perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan berturut-turut luas trapesium yang terbentuk pada setiap dua waktu pengamatan.
DeleteTerima kasi pak atas materinya
ReplyDeleteDimana dijelaskan bahwa pada kurva perkembangan penyakit yang telah dibuat, akan tampak dengan sangat mudah, apakah kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun.
Pertanyaan saya apakah selain kurva adakah model lain untuk menggambarkan kejadian atau keparahan penyakit ?
Baik Pak
ReplyDeleteTerimakasih atas materinya
Disini saya ingin bertanya,mengapa dalam perhitungan LDBK harus menggunakan rumus luas trapesium,dan dengan menggunkan rumus itu apakah sudah telah disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang terjadi di lapangan
Terimakasih
Baik pak
ReplyDeletesaya ingin bertanya mengapa dalam pengambilan data perlu dilakukan analisis data? apakah sangat berpengaruh pada data yang diperlukan?
Terimakasih
Perubahan dapat bermakna meningkat menjadi lebih banyak atau menurun menjadi lebih sedikit, menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat. Dalam epidemiologi penyakit tumbuhan, perubahan penyakit tumbuhan dapat berarti kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, juga dapat berarti penyakit berkembang lebih cepat atau lebih lambat. Kedua hal ini sebenarnya saling berkaitan. Faktor atau bagian mana yang berkaitan
ReplyDeleteKurva perkembangan penyakit digunakan untuk mengetahui apakah suatu penyakit itu menurun atau meningkat dan untuk mendata perkembangan penyakit. Dan LDBK itu merupakan suatu integrasi perkembangan penyakit terhadap waktu terjadinya perkembangan.
ReplyDeleteMengapa dalam pengukuran penyakit menggunakan LDBK??
ReplyDeletebaik saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Regina Radja.
Deletepengukuran menggunakan LDBKadalah untuk menganalisis perkembangan penyakit. Dua cara lainnya adalah: (1) penentuan laju perkembangan penyakit dengan teknik pemodelan setelah terlebih dahulu data ditransormasi monit, logit, dan gompit dan (2) analisis ragam data pengamatan berulang. Perkembangan pernyakit merupakan perubahan kejadian (incidence) atau keparahan (severity) penyakit dari satu waktu tertentu ke waktu berikutnya.
terima kasih.
Mengapa ke empat kurva perkembangan penyakit tidak dapat melakukan perbandingan dan mengapa kurva tersebut hanya digunakan untuk ilustrasi saja?
ReplyDeleteKarena pengamatan sebenarnya dimulai pada waktu yang bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama dan kurva kemudian digambarkan pada satu bidang yang sama, sebagaimana dilakukan dalam membandingkan perkembangan penyakit hawar lambat (late blight) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans (Month.)tapi pada kurva diatas pengamatan dilakukan pada waktu yg berbeda-beda.
DeleteUntuk mengetahui apakah kejadian atau keparahan penyakit yang menyerang kacang tanha meningkat atau menurun, perlu dilakukan pengamatan penyakit beberapa kali dan jika penyakit itu semakin meningkan upaya apa yang harus di lakukan
ReplyDeletemenurut saya untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit yang menyerang tanaman bisa dilihat dari gejala atau tingkat kerusakan tanaman tersebut dean apabila keparahan penyakit semakin meningkat dapat di lakukan berbagai upaya pengendalian mulai dari biologis,mekanis hingga kimia. Terima kasih
Deletebaik terimaksih atas materinya pak.
ReplyDeleteDisini saya ingin bertanya mengapa harus menggunakan LDBK ?
Karena LDBK merupakan cara yang paling mudah LDBK merupakan cara menganalisis perkembangan penyakit karena merupakan integrasi antara kejadian atau keparahan penyakit dengan waktu. LDBK merupakan cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu.
DeleteBagaimana cara menghitung luas daerah di bawah kurva perkembangan penyakit?
ReplyDeleteTergantung bentuk kurvannya, dan sesuaikan dengan kordinat titik membentuk bangun datar apa. Gunakan rumus luas sesuai bentuk bangun datar tersebut
DeleteApakah menghitung dengan LDBK hasil yang kita dapatkan benar-benar akurat atau masih ada kesalahan 0, sekian persen?
ReplyDeleteMengapa pengamatan yang perlu dilakukan sangat bergantung pada karakteristik penyakit?
ReplyDeleteTerima Kasih
Menurut saya mengapa perlu dilakukan agar memudahkan pengmatan kita terhadap penyakit tersebut.jika Karakteristik penyakit sudah di ketahui dengan begitu pengamatan yang kita lakukan juga mudah. Misalnya penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah dengan mengetahui karakteristik dari penyakit ini kita bisa tahu gejala dan mulai kapan penyakit ini menyerang tanaman kacang tanah.
DeleteKurva perkembangan penyakit tersebut dapat dibuat dengan mudah menggunakan program aplikasi tabel lajur seperti Excel dari Microsoft Office atau menggunakan program aplikasi analisis statistika. Selain aplikasih tabel lakur seperti excel apakah menghitung kurva perkembangan penyakit bisa dihitung secara manual?
ReplyDeleteSetelah membaca materi yang diberikan, tujuan melakukan perkembangan penyakit yang sebenarnya, pengamatan perlu dimulai pada waktu bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama. Bagaimana jika pengamatan perkembangan penyakit yang dilakukan pada waktu bersamaan tetapi selang waktunya yang tidak bersamaan, apakah perkembangan penyakit dapat di hitung?
ReplyDeleteTerima Kasih🙏
Bagaimana cara untuk mengaitkan perubahan kejadian atau keparahan penyakit dengan perubahan waktu tersebut menggunakan LDBK?
ReplyDeleteApa yg menyebabkan penyakit meningkat dan menurun seperti pada gambar kurva di atas
ReplyDeleteMeningkatnya penyakit disebabkan oleh keparahan penyakit berkembang dan terinfeksi secara cepat, tanpa batas waktu. Menurunnya penyakit karena penyakit berkambang lebih lambat.
DeletePada kurva perkembangan penyakit, pertambahan kejadian atau keparahan penyakit Ditentukan Oleh Data LDBK?
ReplyDeleteJelaskan manfaat yang diperoleh dari mengerjakan latihan membuat kurva perkembangan penyakit dan menghitung luas daerah di bawah kurva perkembangan penyakit.
ReplyDeleteuntuk mengetahui sejau mana perkembangan penyakit
DeleteSaya ingin bertanya Untuk mengetahui apakah penyakit meningkat atau menurun, data perkembangan penyakit kemudian digunakan untuk membuat kurva
ReplyDeleteJadi begini, pembuatan kurva dimaksudkan untuk bisa mengetahui bagaimana tingkat persebaran penyakit (dalam hal ini luasan areal tanaman yang terserang), tentunya pembuatan kurva ini sangat membantu
Delete
ReplyDeleteBerdasarkan kurva di atas kurva manakah sebenarnya pertambahan kejadian atau keparahan pemyakit kejadian penyakit terjadi paling besar?
Teman bisa menghitung dari luasan hasil dari grafik tersebut, semakin besar luasannya, maka semakin besar tingkat keparahan serangan oleh patogen tersebut
Deletebaik terima kasih atas waktunya
ReplyDeletepada materi di atas dijelaskan bahwa Penyakit-penyakit yang berkembang sangat cepat perlu diamati setiap 2-3 hari atau bahkan setiap hari, penyakit-penyakit yang berkembang lambat dapat diamati lebih jarang, misalnya setiap minggu.
yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengendalikan yang berkembang dengan cepat dan mengdendalikan penyakit yang berkembang dengan lambat?
terima kasih.
tetap dilakukan pengendalian menggunakan prinsip PHT, tujuan pengamatan ini kan untuk mengetahui seberapa parah suatu areal terserang patogen, tapi tentu saja tidak mungkin setiap hari dilakukan pengendalian, biasanya jika tingkat serangan sudah cukup parah. langkah yang bisa digunakan yakni penggunaan agen pengendali hayati, mengendalikan vektor pembawa penyakit tersebut
DeletePerubahan dapat bermakna meningkat menjadi lebih banyak atau menurun menjadi lebih sedikit, menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat. Dalam epidemiologi penyakit tumbuhan, perubahan penyakit tumbuhan dapat berarti kejadian atau keparahan penyakit meningkat atau menurun, juga dapat berarti penyakit berkembang lebih cepat atau lebih lambat.
ReplyDeletePerkembangan atau perubahan penyakit tergantung dari karakteristik tumbuhan inang dan jenis penyakit. Dengan adanya kurva dapat membantu kita dalam mengetahui cepat lambatnya perubahan penyakit dari waktu ke waktu.
bagaimana keefektifan penerapan kurva di kalangan para petani?
ReplyDeletedengan kurva ini bisa menjelaskan dan memberi ilmu baru pada petani tentang tingkat keparahan serangan oleh patogen tsb, sehingga mereka bisa menentukan rencana pengendalian
DeleteJelaskan Mengapa waktu awal dan selang waktunya berbeda-beda tidak dapat digunakan untuk melakukan perbandingan?
ReplyDeleteKarena tujuan melakukan perbandingan perkembangan penyakit yang sebenarnya yaitu dalam pengamatan perlu dimulai pada waktu yang bersamaan dan dengan selang waktu pengamatan yang juga sama dan kurva kemudian digambarkan pada satu bidang yang sama, sebagaimana dilakukan dalam membandingkan perkembangan penyakit hawar lambat (late blight) yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans (Month.)
DeleteBagaimana cara mengetahui bahwa kurva perkembangan data analisis penyakit yang kita gunakan mempunyai persamaan matematis, sehingga dapat dihitung dengan menggunakan teknik integral?
ReplyDeleteTerima kasih atas materinya Pak saya mau bertanya untuk mengamati dan menganalisis Perkembangan penyakit apakah ada cara lain selain LDBK Terima kasih🙏
ReplyDeleteBagaiaman cara menggunakan data kejadian atau keparahan sebagai nilai sumbu Y terhadap waktu pengamatan yang digunakan sebagai sumbu X.
ReplyDeleteUntuk mengamati dan menganalisis perkembangan penyakit caranya kita hanya menggunakan LDBK
ReplyDeleteJika penyakit pada tanaman semakin meningkan upaya apa yang bisa dan harus di lakukan?
ReplyDeleteMenurut saya, salah satu cara untuk mencegah peningkatan penyakit pada tanaman adalah dengan memotong bagian tertentu dari tanaman yang terinfeksi patogen untuk mencegah penyebaran berkelanjutan pada bagian lain yang masih sehat
DeleteApa upaya yang dilakukan untuk mengurangi penyakit tumbuban?
ReplyDeleteUntuk dapat mengelola penyakit secara baik
Deletemaka perlu dipahami identitas patogen penyebab
penyakit tanaman dan
vektor penyakit (untuk penyakit virus). Identifikasi patogen penyebab penyakit merupakan
langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan pengendalian
Untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit tumbuhan dapat dilakukan dengan pengendalian bai secara fisis, mekanis, maupun secara kimia
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBaik terima kasih atas waktunya.
ReplyDeleteSaya mau bertanya : jelaskan bagaimana cara menghitung kejadian atau keparahan penyakit pada tumbuhan ?
DeleteCara menghitung kejadian atau keparahan penyakit pada tumbuhan dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti metode kelas serangan (skoring) dan metode proporsi langsung. Metode kelas serangan menggunakan skoring untuk mengukur keparahan penyakit, sedangkan metode proporsi langsung mengukur persentase tumbuhan yang terjangkit dalam suatu area
3
. Untuk menghitung keparahan penyakit, perlu mengetahui jumlah tumbuhan yang terjangkit dan jumlah tumbuhan yang tidak terjangkit dalam suatu area
manakah di antara aplikasi R dan Excel yang menghasilkan hasil yang lebih akurat untuk penghitungan kurva perkembangan penyakit dan LDBK?
ReplyDeleteApa yang dapat kita pelajari dari kurva kemajuan penyakit dalam waktu pada tanaman tertentu dan bagaimana informasi tersebut dapat membantu dalam pengelolaan penyakit tumbuhan
ReplyDelete