Pada tulisan sebelumnya saya telah menjelaskan bahwa epidemiologi penyakit tumbuhan mempelajari perkembangan populasi penyakit tumbuhan dalam ruang dan waktu. Pengertian ini menyiratkan bahwa yang menjadi pokok bahasan dalam epidemiologi penyakit tumbuhan adalah perubahan penyakit, bukan keadaan penyakit pada suatu waktu dan tempat tertentu. Secara lebih rinci lagi, yang menjadi pokok bahasan adalah proses perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu titik ke titik lain pada suatu lahan pertanaman atau suatu kawasan. Tulisan ini menguraikan proses perubahan dalam dua bagian. Bagian pertama menguraikan proses perubahan dalam kaitan dengan daur penyakit dan bagian kedua menguraikan perubahan berkaitan dengan populasi penyakit. Kedua bagian tersebut saling berkaitan satu sama lain karena terjadinya daur penyakit akan mengubah populasi penyakit.
1.2.1. MATERI KULIAH
1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Ketika mempelajari ilmu penyakit tumbuhan, Anda sudah berkenalan dengan apa yang disebut daur penyakit (disease cycle) yang terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang (recurrent). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, infeksi terdiri atas sub-proses perkecambahan, penetrasi, dan kolonisasi; sporulasi terdiri atas sub-proses produksi sporofora, produksi spora, dan pematangan spora; dan diseminasi terdiri atas sub-proses pelepasan spora, pengangkutan spora, dan deposisi spora. Proses infeksi dimulai oleh spora yang berperan sebagai inokulum primer (primary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi primer (primary infection). Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit akan menghasilkan inokulum sekunder (secondary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (secondary infection). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi bisa berbeda. Namun, yang menjadi prinsip di sini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil (sub-proses) dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar.
Ketika mempelajari ilmu penyakit tumbuhan, Anda sudah berkenalan dengan apa yang disebut daur penyakit (disease cycle) yang terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang (recurrent). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, infeksi terdiri atas sub-proses perkecambahan, penetrasi, dan kolonisasi; sporulasi terdiri atas sub-proses produksi sporofora, produksi spora, dan pematangan spora; dan diseminasi terdiri atas sub-proses pelepasan spora, pengangkutan spora, dan deposisi spora. Proses infeksi dimulai oleh spora yang berperan sebagai inokulum primer (primary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi primer (primary infection). Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit akan menghasilkan inokulum sekunder (secondary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (secondary infection). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi bisa berbeda. Namun, yang menjadi prinsip di sini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil (sub-proses) dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar.
|
Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi inokulum merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen, misalnya daur hidup jamur bercak daun kacang tanah. Patogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, sebaliknya patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih panjang. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. Inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat, sebaliknya inokulum yang pengangkutannya melalui biji atau tanah memerlukan waktu sangat lama. Selain itu, patogen yang memerlukan inang penggilir (alternate host) untuk menyelesaikan daur hidupnya, seperti misalnya jamur karat tertentu, akan memerlukan waktu yang juga lama, bahkan bisa sangat lama, seperti misalnya daur hidup penyakit karat daun gandum yang disebabkan oleh jamur Puccinia triticina (nama ilmiah ssebelumnya Puccinia recondita f.sp. tritici) yang memerlukan tumbuhan Thalictrum speciosissimum sebagai inang penggilir (alternate host).
Konsekuensi dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi adalah apakah inokulum sekunder masih dapat atau tidak kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Bila waktu yang diperlukan singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama, sedangkan bila waktu yang diperlukan lama maka kesempatan tersebut tidak diperoleh karena tumbuhan inang telah dipanen atau mati. Namun kesempatan inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang yang sama juga bergantung pada perilaku reproduksi patogen, dan lama hidup tanaman, dan umur tanaman pada saat infeksi primer terjadi. Jenis jamur tertentu memerlukan tumbuhan lain sebagai inang penggilir sehingga inokulum sekunder yang dihasilkan dari inang penggilir tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Pada pihak lain, dari segi lama hidupnya tanaman dapat merupakan tanaman semusim atau tanaman tahunan. Pada tanaman semusim, jika infeksi terjadi menjelang panen maka inokulum sekunder tidak dapat mengingeksi populasi tanaman yang sama karena tanaman sudah dipanen. Sebaliknya pada tanaman tahunan, inokulum sekunder selalu dapat menginfeksi kembali populasi tanaman yang sama karena panen tanaman tahunan tidak dilakukan sengan menebang tanaman.
Konsekuensi dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi adalah apakah inokulum sekunder masih dapat atau tidak kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Bila waktu yang diperlukan singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama, sedangkan bila waktu yang diperlukan lama maka kesempatan tersebut tidak diperoleh karena tumbuhan inang telah dipanen atau mati. Namun kesempatan inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang yang sama juga bergantung pada perilaku reproduksi patogen, dan lama hidup tanaman, dan umur tanaman pada saat infeksi primer terjadi. Jenis jamur tertentu memerlukan tumbuhan lain sebagai inang penggilir sehingga inokulum sekunder yang dihasilkan dari inang penggilir tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Pada pihak lain, dari segi lama hidupnya tanaman dapat merupakan tanaman semusim atau tanaman tahunan. Pada tanaman semusim, jika infeksi terjadi menjelang panen maka inokulum sekunder tidak dapat mengingeksi populasi tanaman yang sama karena tanaman sudah dipanen. Sebaliknya pada tanaman tahunan, inokulum sekunder selalu dapat menginfeksi kembali populasi tanaman yang sama karena panen tanaman tahunan tidak dilakukan sengan menebang tanaman.
Berdasarkan atas tersedianya kesempatan bagi inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang dari mana inokulum tersebut dihasilkan, proses perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik (monocyclic process) dan proses polisiklik (polycyclic process). Proses perkembangan penyakit terjadi melalui daur penyakit. Oleh karena itu, proses monosiklik juga dapat disebut proses daur penyakit tunggal dan proses polisiklik dapat disebut proses daur penyakit majemuk. Proses monosiklik terjadi bila inokulum sekunder tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan. Sebaliknya proses polisiklilk terjadi bila inokulum sekunder berkesempatan
untuk kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang dari mana inokulum yang bersangkutan
dihasilkan. Penyakit-penyakit yang berkembang melalui proses monosiklik disebut penyakit-penyakit monosiklik atau penyakit-penyakit daur tunggal, sedangkan penyakit-penyakit yang berkembang melalui proses polisiklik disebut penyakit-penyakit polisiklik atau penyakit-penyakit daur majemuk.
Penyakit-penyakit tumbuhan yang perkembangannya berlangsung melalui proses monosiklik disebut penyakit-penyakit monosiklik (monocyclic diseases), misalnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh patogen bawaan tanah pada umumnya (busuk kering fusarium aneka kacang, fusarium dry rot of beans yang disebabkan oleh jamur Fusarium solani f.sp. phaseoli (Burkh.) W.C. Snyder & H.N. Hansen (1941)), penyakit-penyakit pascapanen (penyakit busuk coklat buah batu, brown rot of stone fruits yang disebabkan oleh jamur Monilinia fructicola (G.Winter) Honey (1928), M. laxa (Aderh. & Ruhland) Honey (1945), dan M. fructigena Honey (1945)), dan penyakit-penyakit karat demisiklik (karat cedar-apel, cedar apple rust yang disebabkan oleh jamur karat Gymnosporangium juniperi-virginianae Schwein. (1822)). Sebaliknya Penyakit-penyakit tumbuhan yang perkembangannya berlangsung melalui proses polisiklik disebut penyakit-penyakit polisiklik (polycyclic diseases), misalnya penyakit-penyakit dengan inokulum terbawa udara atau terbawa air antara lain penyakit hawar lambat kentang dan tomat (late blight of potato and tomato) yang disebabkan oleh Phytophthora infestans (Mont.) de Bary. Penyakit tumbuhan tertentu lainnya berkembang melalui proses monosiklik dan proses polisiklik sekaligus, misalnya penyakit kudis apel (apple scab) yang disebabkan oleh jamur Venturia inaequalis (Cooke) G.Winter (1875)
Van der Plank, bapak epidemiologi penyakit tumbuhan modern, menggunakan istilah penyakit-penyakit bunga tunggal (simple interest diseases) untuk penyakit-penyakit monosiklik dan penyakit-penyakit bunga berbunga (multiple interest diseases) untuk penyakit-penyakit polisiklik, mengibaratkan inokulum sekunder sebagai bunga tabungan di bank yang dapat berupa bunga harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Bila bunga bank dihitung bulanan dan tabungan ditutup pada akhir bulan maka bunga hanya diperoleh satu kali (bunga tunggal). Bila bunga bank dihitung harian maka bunga ditambahkan setiap hari sebagai modal sehingga jumlah modal terus bertambah dari bunga yang kembali disetorkan sebagai modal (bunga berbunga).
Kedua kategori penyakit ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda dalam kaitan dengan perkembangan populasi penyakit dalam waktu dan ruang, yang menjadi pokok bahasan epidemiologi penyakit tumbuhan. Oleh karena itu, untuk bisa memahami materi epidemiologi penyakit tumbuhan selanjutnya, perlu terlebih dahulu benar-benar dipahami kedua konsep tersebut. Untuk memperoleh uraian lebih lengkap dan contoh penyakit-penyakit yang tergolong monosiklik dan polisiklik, silahkan baca tulisan mengenai perkembangan penyakit (dalam waktu) pada situs American Phytopathological Society (APS). Tulisan tersebut akan saya ulas kembali secara lebih rinci pada tulisan-tulisan berikutnya.
Tumbuhan inang dapat terinfeksi oleh bukan hanya satu inokulum primer. Akibatnya, pada satu individu tumbuhan inang dapat terjadi lebih dari satu daur penyakit yang masing-masing dimulai oleh inokulum primer. Selain itu, pada penyakit-penyakit polisiklik, tumbuhan inang juga dapat kembali terinfeksi oleh inokulum sekunder. Hasilnya adalah pada satu individu tumbuhan inang dapat terjadi banyak gejala penyakit yang sama dan/atau tanda patogen yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan. Selain itu, pada satu hamparan pertanaman terdapat banyak individu tumbuhan inang yang masing-masing juga dapat terinfeksi oleh inokulum primer dalam waktu yang hampir bersamaan menghasilkan lebih banyak gejala penyakit yang sama dan/atau tanda patogen yang sama. Jumlah gejala penyakit yang sama dan/atau tanda patogen yang sama, baik yang timbul pada satu individu tumbuhan inang maupun pada seluruh tumbuhan inang yang sama dalam satu hamparan, itulah yang kemudian disebut populasi penyakit. Meskipun gejala suatu penyakit bukan merupakan mahluk hidup, penyebab penyakit merupakan mahluk hidup. Dengan demikian, penyakit yang ditimbulkan oleh mahluk hidup patogenik dapat dianalogikan sebagai populasi.
Sebagaimana populasi suatu spesies mahluk hidup, populasi penyakit tumbuhan juga mempunyai ukuran populasi. Ukuran populasi terdiri atas padat populasi (population density) sebagai ukuran primer dan laju perubahan padat populasi (population growth rate) sebagai ukuran turunan (sekunder). Untuk penyakit tumbuhan, padat populasi penyakit ditentukan relatif terhadap kondisi tumbuhan. Padat populasi penyakit yang ditentukan relatif terhadap tumbuhan inang tersebut dikenal sebagai intensitas penyakit (disease intensity). Intensitas penyakit diukur dengan menggunakan gejala penyakit dan/atau tanda patogen sebagai satuan pengukuran. Pengukuran intensitas penyakit dengan menggunakan gejala penyakit dan/atau tanda patogen sebagai satuan akan saya uraikan pada kegiatan belajar berikutnya (Materi Kuliah 3). Tetapi sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengingatkan agar Anda jangan pernah menyebut intensitas serangan penyakit. Ada dua alasan mengapa istilah ini sangat tidak tepat. Pertama, penyakit bukan mahluk hidup sehingga tidak mungkin bisa menyerang. Kedua, intensitas serangan berkaitan dengan cara patogen menyerang, yang tidak bisa kita lihat, sedangkan gejala penyakit dan/atau tanda patogen yang digunakan sebagai satuan pengukuran intensitas penyakit merupakan akibat, bukan merupakan proses maupun cara patogen menyerang.
1.2.1.2. Mengakses dan Membaca Pustaka Wajib
Silahkan klik halaman Pustaka Daring untuk mengunduh buku teks wajib yang perlu dibaca untuk mendalami materi kuliah ini. Selain itu, silahkan juga mengklik pustaka daring berikut ini:
Silahkan klik halaman Pustaka Daring untuk mengunduh buku teks wajib yang perlu dibaca untuk mendalami materi kuliah ini. Selain itu, silahkan juga mengklik pustaka daring berikut ini:
- APS, (2015). Disease progress. Diakses dari: http://www.apsnet.org/edcenter/advanced/topics/EpidemiologyTemporal/Pages/Disease%20Progress.aspx
- McKellar, M. (n.d.). General Disease Cycle of Plant Pathogenic Fungi. Diakses dari: http://umaine.edu/gardening/files/2011/11/disease-life-cycle-handouts1.pdf
- Nelson, E.B. (1994). The disease triangle and the disease cycle. Turf Grass Trends. Diakses dari: http://archive.lib.msu.edu/tic/tgtre/article/1994aug8b.pdf
- Raid, R. (2011a). Signs of Plant Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_04.shtml
- Raid, R. (2011b). Symptoms of Plant Diseases. Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners. Diakses dari: http://erec.ifas.ufl.edu/plant_pathology_guidelines/module_03.shtml
1.2.1.3. Kuis
Setelah membaca materi kuliah 1.1 dan materi kuliah 1.2 serta mengklik tautan dan membaca pustaka serta pustaka yang diberikan pada materi kuliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan kuis secara mandiri untuk mengevaluasi diri dalam memahami kedua materi kuliah:
- Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuis selambat-lambatnya pada Senin, 6 Februari 2023 pukul 24.00 WITA
- Memeriksa Daftar Lembar Jawaban untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuis sudah masuk dan memeriksa nilai yang diperoleh.
Pada saat memeriksa daftar lembar jawaban, silahkan periksa sendiri berapa nilai yang Anda peroleh. Bila memperoleh nilai <60 berarti Anda belum memahami materi kuliah sehingga perlu membaca kembali kedua materi kuliah. Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.
1.2.2. TUGAS KULIAH
1.2.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah
membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau
pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah
tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan
mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan
dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama
dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar
dan/atau pertanyaan di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah
bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Senin, 6 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Kunjungi
kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar
dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain,
prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh
mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan
materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa
lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring.
Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan
dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau
pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain pada saat mengikuti
ujian tengah semester.
1.2.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Senin, 6 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.
1. 2.2.3. Mengerjakan Tugas Projek
Pada areal pertanaman kacang tanah yang sudah diizinkan oleh pemiliknya untuk melakukan pengamatan, sampaikan kepada pemilik bahwa Anda akan melakukan pengamatan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah dan untuk itu maka Anda perlu menentukan dan menandai tanaman yang akan Anda amati. Setelah memperoleh izin, lakukan sebagai berikut:
Pada areal pertanaman kacang tanah yang sudah diizinkan oleh pemiliknya untuk melakukan pengamatan, sampaikan kepada pemilik bahwa Anda akan melakukan pengamatan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah dan untuk itu maka Anda perlu menentukan dan menandai tanaman yang akan Anda amati. Setelah memperoleh izin, lakukan sebagai berikut:
- Tentukan apakah areal pertanaman merupakan lahan datar atau lahan miring
- Siapkan tiang penanda dari ranting atau bilah bambu yang dibelah sebanyak 15 buah yang pada bagian ujungnya, dengan menggunakan tali rafia diikatkan potongan plastik yang ditulisi nomor 1 sampai nomor 15 dengan menggunakan spidol permanen.
- Sambil membawa tiang penanda yang sudah disiapkan, silahkan menuju salah satu batas lahan pertanaman, misalnya batas utara kalau lahan datar atau batas pada bagian tertinggi jika lahan miring, lalu tentukan tiga titik pada batas tersebut, terdiri atas satu titik di tengah dan masing-masing satu titik di sebelah kanan dan kiri titik pertama pada jarak yang kira-kira di tengah di antara titik pertama dengan batas kanan dan batas kiri.
- Pada titik pertama lihat ke arah batas yang berlawahan lalu dalam garis lurus tancapkan sebanyak 5 tiang penanda di dekat satu individu tanaman kacang tanah, mulai dengan tiang penanda bernomor 1 sampai bernomor 3 dengan jarak yang kurang lebih sama ke arah batas yang berlawanan.
- Ulangi langkah 4 pada titik kedua untuk menancapkan tiang ke-6 sampai ke-10 dan pada titik ketiga untuk menancapkan tiang ke-11 sampai ke-15.
- Buat denah batas areal pertanaman dengan arah baris dan letak tanaman yang akan diamati pada setiap baris pada selembar kertas, cantumkan nama mahasiswa dan judul denah, lalu foto denah setelah selesai dibuat.
- Buat foto areal pertanaman secara keseluruhan setelah selesai dilakukan penempatan seluruh tiang penanda dan foto letak satu tiang penanda dengan tanaman kacang tanag di dekatnya.
Foto areal pertanaman secara keseluruhan, denah baris dan posisi tanaman yang ditandai dengan tiang pancang, dan foto satu individu tanaman yang telah ditandai dilaporkan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas dan sebagai file untuk diunggah pada halaman mata kuliah di situs SIADIKNONA.
2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 7 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Senin, 12 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.
**********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Revisi sebelumnya: 19 Februari 2019, revisi termutakhir: 6 Februari 2024.
Revisi sebelumnya: 19 Februari 2019, revisi termutakhir: 6 Februari 2024.
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Setelah membaca tulisan pada blog bapak mengenai daur penyakit saya mempunyai sedikit pendapat tentang tulisan tersebut daur penyakit berhubungan erat dengan 3 komponen yaitu inang (tanaman itu sendiri) yang rentan, pathogen yang virulen serta lingkungan yang mendukung maka akan menetukan perkembangan penyakitnya. Nah, bagaimana jika daur tersebut di hentikan dengan penggunaan pestisida. Apakah hal tersebut bisa dilakukan bapak atau tidak, atau ada cara lain yang bukan hanya mematahkan daur penyakit tersebut tetapi juga menjaga keseimbangan alam sekitarnya?
ReplyDeletePatogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, sebaliknya patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang sangat panjang. Apa saja Contoh dari masing-masing pathogen tersebut berdasar waktu penyelesaian daur tersebut serta apakah pathogen tersebut memiliki karakteristik tertentu yang lebih spesifik sehingga memiliki perbedaan dalam waktu penyelesaian daur?
Tulisan yang benar: patogen, bukan pathogen, belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ketiga faktor segitiga penyakit tersebut diperlukan untuk memungkinkan terjadinya daur penyakit, bila salah satu tidak terpenuhi maka penyakit tidak berkembang. Daur penyakit dapat diintervensi dengan menggunakan fungisida, abkterisida, dsb., tetapi itu merupakan alternatif terakhir. Penggunaan fungisida, bakterisida, dsb., bila dilakukan dengan benar tidak berarti selalu mencemari lingkungan. Contoh daur penyakit yang singkat: penyakit layu bakteri pada tomat dan tanaman Solanaceae lainnya, contoh penyakit dengan daur penyakit yang lama: penyakit karat pada gandum yang memerlukan inang penggilir tumbuhan lain.
Deleteterima kasih atas informasinya bapak, berarti kita sebagai mahasiswa PERLINTAN harus menemukan cara untuk menggagalkan salah satu proses diantara 3 komponen tersebut ya bapak.
DeleteBenar sekali Fatri, bukan hanya mahasiswa, kita semua, dalam melakukan pengelolaan penyakit tumbuhan, tujuannya adalah untuk menggagalkan salah satu dari tiga proses dalam daur penyakit tersebut.
DeleteMahasiswa diharapkan menyampaikan komentar dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan topik tulisan, bukan hal-hal yang kurang berkaitan. Sampaikan komentar selambat-lambatnya pada Jumat, 20 Februari 2015. Komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan setelah tanggal tersebut tidak akan ditanggapi.
ReplyDeleteBapak saya tidak mengerti tentang apa itu penyakit polisiklik ?
ReplyDeleteMisalkan kita mempunyai tanaman semusim berumur 3 bulan, terinfeksi oleh penyakit yang daur penyakitnya berlangsung selama 2 minggu. Dengan demikian, inokulum sekunder kembali dapat menginfeksi tanaman yang sama sehingga selama satu musim tanaman terjadi lebih dari satu daur penyakit. Penyakit seperti ini disebut penyakit polisiklik. Misalkan tanaman juga diinfeksi oleh penyakit yang daurnya memerlukan waktu 3 bulan, sehingga inokulum sekunder tidak bisa menginfeksi tanaman yang sama. Dalam satu musim tanaman hanya terjadi satu daur penyakit. Penyakit seperti ini disebut penyakit monosiklik.
DeletePenyakit tumbuhan merupakan proses dimana bagian-bagian tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya akibat serangan organisme yang digolongkan sebagai patogen. Konsekuensi dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi adalah apakah inokulum sekunder masih dapat atau tidak kembali menginfeksi tanaman yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Bila tanaman rentan dan keadaan lingkungan mendukung maka daur penyakit tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya. Ukuran populasi terdiri atas padat populasi sebagai ukuran primer dan laju perubahan padat populasi sebagai ukuran turunan. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum sekunder untuk mencapai permukaan organ tanaman. Apakah golongan patogen lain juga mengalami Proses monosiklik dan proses polisiklik?
ReplyDeleteKategori penyakit monosiklik dan polisiklik ditentukan terutama oleh lama daur penyakit. Namun karena lama daur penyakit juga ditentukan oleh daur hidup patogen maka kategori menjadi penyakit monosiklik atau polisiklik juga dapat dipengaruhi oleh jenis patogen.
DeleteDalam proses daur penyakit pada satu tumbuhan memerlukan waktu tertentu untuk menyelesaikan satu daur penyakit.waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu daur pada tumbuhan tergantung pada karakteristik patogen. Ini berarti setiap patogen penyebab penyakit memerlukan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan daur penyakitnya pada satu tumbuhan.dari bacaaan diataas maka bisa disimpulkan bahwa waktu yang bagus yang di butuhkan oleh satu daur penyakit pada tanaman itu adalah waktu daur yang lama karena inokulum sekunder tidak akan kembali menginfeksi tanaman itu.
ReplyDeleteDaur penyakit merupakan serangkayan proses yang prosesnya terdiri dari sub-sup proses yang menentukan satu daur penyakit dapat berjalan denga sempurna yaitu membentuk inikulum baru (sekunder) dari inikulum asal (primer). Proses daur penyakit untuk jamur terjadi 3 proses dan sub-sub prosesnya yang menetukan proses daur penyakit berjalan dengan baik. pada bacaan ini, bapak menguraikan daur penyakit dari jamur yang sala satu prosesnya adalah menghasilkan spora. Penyebab penyakit lain seperti bakteri da virus tidak dapat menghasilkan spora jadi jelas bahwa bakteri dan virus tidak mengalami salah satu proses yang di lalui oleh jamur, mungkin bapak bisa menguraikan daur penyakit dari virus dan bakteri.
ReplyDeleteBerdasarkan bacaan pertama yaitu epidemiologi penyakit tumbuhan. Apa itu dan mengapa perlu di pelajari. Di muat definisi populasi yaitu sekelompok organisme sespesies yang hidup pada satu tempat dan pada satu waktu tertentu. Bila saya kaitkan dengan bacaan ke dua yaitu perkembangan penyakit tumbuhan sebagai proses perubahan populasi yang berbunyi “ untuk penyakit tumbuhan, padat populasi penyakit ditentukan relatif terhadap kondisi tanaman inang dan di sebut intensitan penyakit. Apabila pada satu tanaman inang terdapat beberapa gejalah penyakit pada waktu yang bersamaan yang memang di sebabkan oleh beberapa pathogen, apakah hal ini dapat dihitung sebagai intensitas penyakit pada tanaman tersebut, sedangkan bila dikaitkan dengan bacaannya berarti bertolak belakang dengan definisi tersebut karena definisinnya berbunyi hanya organisme sespesies saja!
Perhatikan cara penulisan: dipelajari, bukan di pelajari, dimuat, bukan di muat, kedua, bukan ke dua, disebut, bukan di sebut, gejala, bukan gejalah (jangan sembarang menambah atau menghilangkan huruf h), patogen, bukan pathogen. Penyakit selalu diukur berdasarkan gejalanya. Karena patogen berbeda akan menyebabkan gejala yang berbeda maka penyakit yang disebabkan oleh patogen yang berbeda harus diukur sendiri-sendiri, tidak boleh digabungkan. Dengan demikian tidak ada yang bertolak belakang dengan definisi spesies.
DeleteProses monosiklik terjadi bila inokulum sekunder tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali tanaman dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan. Sebaliknya proses polisiklilk terjadi bila inokulum sekunder berkesempatan untuk menginfeksi kembali tanaman dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan
ReplyDeleteDaur penyakit terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang. Daur penyakit dapat menentukan perubahan populasi suatu penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup patogen. Ada patogen tertentu yang memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, namun ada patogen lain yang memerlukan waktu yang sangat panjang.
ReplyDeleteNamun ada konsekuensi dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi yaitu apakah inokulum sekunder masih dapat atau tidak kembali menginfeksi tanaman yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Karena apabila waktu yang diperlukan untuk daur penyakit singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi tanaman yang sama, sedangkan bila waktu yang diperlukan lama maka kesempatan tersebut tidak diperoleh karena tanaman telah dipanen.
Pertanyaan saya, mengapa jika waktu yang diperlukan untuk daur hidup penyakit singkat maka inokulum sekunder akan mempunyai kesempatan kembali menginfeksi tanaman yang sama ?
Baca tanggapan saya terhadap pertanyaan Maria Benedika Sallu.
DeleteDalam mempelajari epidemiologi, maka kita akan menceritakan atau mempelajari daur penyakit pada tanaman. Telah di jelaskan pada tulias bapak bahwa proses prkembangan penyakit di bedakan menjadi dua proses yaitu proses monosiklik dan proses polisiklik. Dimana monosiklik sendiri adalah inokulum sekunder tidak biasa menginfeksi inokulum yang telah dihasil kan sebaliknya dengan polisiklik. Jadi bagaimana usahanya agar kita biasa memutuskan daur penyakit atau dengan kata lain jangan sampai polisiklik itu ada, sehingga tanaman jangan terinfeksi oleh inokulum sekuder yang dapat merugikan tanaman????
ReplyDeleteDan kita tahu juga bahwa daur penyakit dan populasi penyakit sangat berkaitan erat. Jadi menurut saya akar permasalah yang kita hadapi sekarang ini adalah bagaimana kita memisahkan antara daur penyakit dengan populasi penyakit!!!!
Daur penyakit merupakan proses yang menghasilkan populasi penyakit sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan (kita tidak bisa memisahkan makan dan kenyang). Agar tanaman tidak terinfeksi oleh inokulum sekunder maka perlu dilakukan engendalian penyakit secara dini.
DeletePada daur penyakit, proses infeksi dari penyakit dapat berjalan dengan lancar apabila inokulum primer dapat berkembang pada tanaman dan menghasilkan inokulum sekunder. Untuk setiap proses daur penyakit ini membutuhkan waku tertentu. Ada inokulum yang membutuhkan waktu yang singkat dan ada pula yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berkembang. Ada 2 proses perkembangan penyakit yaitu proses monosiklik dan proses polisiklik. Pertanyaan saya, apabila inokulum sekunder tidak berkempatan menginfeksi tanaman yang sama tetapi inokulum sekunder ini beralih mengifeksi tanaman yang lain, proses ini termasuk dalam proses perkembangan penyakit yang mana? Trimakasih.
ReplyDeleteBila menginfeksi populasi tanaman yang lain, meskipun jenis tanamannya sama, penyakit yang terjadi pada populasi tanaman merupakan penyakit monosiklik. Inokulum yang menginfeksi populasi tanaman lain yang jenis tanamannya sama merupakan inokulum primer.
DeleteTujuan dari pengendalian penyakit tanaman tersebut adalah untuk mencegah terjadinya kerugian ekonomis serta menaikkan nilai hasil produksi dari tanaman yang kita usahakan. Biasanya usaha pengendalian itu hanya perlu dilaksanakan apabila biaya yang dikeluarkan (diperlukan) untuk pengendalian lebih kecil dari pada kerugian yang terjadi sebagai akibat dari penyakit kalau tidak dilakukan pengendalian.
ReplyDeleteMaksud dari pengendalian penyakit tanaman adalah untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman yang kita usahakan; dengan arti yang lebih luas lagi, adalah untuk memaksimalkan penggunaan lahan pertanian secara efisien dan efektif, atau juga mengoptimasikan produktifitas lahan pertanian tersebut, guna mendapatkan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang, serta kebutuhan lain yang memintanya terus semakin meningkat diseluruh dunia.
Penyakit tanaman dapat menyebabkan kerugian yaitu, mengurangi kuantitas hasil, menurunkan kualitas hasil, pengendalian penyakit membutuhkan biaya yang besar, menimbulkan kerusakan hasil panen selama pengangkutan dan penyimpanan, dan terganggunya manusia dan hewan yang memakan hasil pertanian. Sedangkan langkah-langkah dalam pengendaliannya yaitu, mengidentifikasi penyakitnya, batasan tentang unit agroekosistem yang dikelola penyakitnya, strategi pengelolaan, penentuan ambang ekonomi, dan monitoring dan peramalan penyakit.
Pada tulisan 2 dapat saya ketahui bahwa setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsungnya perkembangan penyakit dan dapat diukur dengan menggunakan gejala dan tanda sebagai satuan. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen. Patogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, sebaliknya patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang sangat panjang. Selain itu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum sekunder untuk mencapai permukaan organ tanaman. Namun dalam penjelasan diatas yang ingin saya tanyakan dari manakah kita dapat menentukan besarnya suatu gejala ? Apakah gejala tersebut dinyatakan dalam angka dan bagaimana cara memperoleh data berupa angka tersebut berdasarkan gejala dan tanda yang ada ? apakah ada batasan tertentu sehingga suatu penyakit dapat diukur tingkat perkembangannya berdasarkan pengamatan ?
ReplyDeleteCara penulisan yang benar: di atas, bukan diatas; diatasi, bukan di atasi. Semua pertanyaan baru bisa saya jawab pada tulisan-tulisan berikutnya.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDaur penyakit merupakan serangkayan proses yang prosesnya terdiri dari sub-sup proses yang menentukan satu daur penyakit dapat berjalan dengan sempurna yaitu membentuk inikulum baru (sekunder) dari inikulum asal (primer).setelah itu ada 3 hal penting dalam proses daur penyakit untuk jamur dalam proses dan sub-sub prosesnya yang menentukan proses daur penyakit berjalan dengan baik bukan hanya itu selan itu juga ada hal penting yang didapat dalam materi adalah Ada patogen tertentu yang memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, namun ada patogen lain yang memerlukan waktu yang sangat panjang.
ReplyDeleteBila tanaman rentan dan keadaan lingkungan mendukung maka daur penyakit tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya. Untuk penyakit yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi mungkin berbeda. Namun, yang menjadi prinsip di sini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil (sub-proses) dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar.
tetapi ada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi yaitu inokulum .
Yang menjadi pertanyaan saya adalah jika tanaman tidak rentan dan lingkungan tidak mendukung apakah ada inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya?
Daur infeksi hanya bisa berlangsung bila tersedia patogen yang virulen, tanaman yang rentan, dan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan penyakit. Bila salah satu dari ketiga faktor di atas tidak tersedia maka inokulum sekunder berkemungkinan sangat kecil atau bahkan sama sekali tidak dapat dihasilkan.
DeleteDari tulisan diatas saya kurang memahami mengenai adanya inang penggilir. Bisakah bapak menjelaskan secara sederhana mengenai jamur yang memerlukan inang penggilir dan bagaimana dampaknya terhadap tanaman yang menjadi inang penggilir?
ReplyDeleteInang penggilir (alternate host) diperlukan oleh jenis patogen yang menghasilkan lebih dari satu tipe spora secara berurutan, setiap tipe spora memerlukan tumbuhan inang yang berbeda, biasa terjadi pada patogen karat tertentu, misalnya Puccinia graminis f.sp. tritici yang inang utamanya adalah tanaman gandum dan inang penggilirnya adalah tumbuhan barberry. Silahkan baca http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/lessons/fungi/Basidiomycetes/Pages/StemRust.aspx
DeleteMenurut saya, penyakit pada tumbuhan bisa berkembang apabila tersedia patogen yang virulen, tanaman inang rentan dan faktor lingkungan yang sesuai. Patogen virulen berarti patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Tanaman inang rentan berarti tanaman yang mudah tertular penyakit. faktor lingkungan yang sesuai berarti faktor lingkungan yang sesuai atau lingkungan yang menyediakan kebutuhan penyakit untuk berkembang. Waktu diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit sangat bergantung pada karakteristik patogen. Bagian dari patogen yang dapat mempengaruhi tingkat serangan adalah jumlah populasi yang sedikit atau banyak, patogen dalam keadaan dorman atau aktif dan penyebaran patogen yang membutuhkan air, angin atau serangga vektor. Perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik dan polisiklik. Setelah membaca lebih lanjut saya mengambil kesimpulan bahwa patogen polosiklik lebih berpeluang menimbulkan gejala penyakit dibanding monosiklik karena patogen polisiklik dapat menghasilkan inokulum lebih banyak dan siklusnya terjadi berulang kali, sedangkan patogen monosiklik sumber inokulum utamanya hanyalah inokulum awal, serta siklus hidupnya hanya satu kali.
ReplyDeleteDaur penyakit terdiri atas proses infeksi, sporulasi dan diseminasi yang terjadi secara berulang. Pada daur penyakit pertama, proses infeksi dimulai dari spora yang mempunyai peran sebagai inokulum primer. Apabila tanamannya rentan dan lingkungan mendukung maka daur penyakit akan menghasilkan inokulum sekunder yang akan memulai daur penyakit berikutnya. Setiap proses dan sub proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi adalah waktu tepat untuk memperoleh satu daur penyakit. Proses perkembangan penyakit dibedakan atas dua yaitu proses monosiklik dan polisiklik. Populasi penyakit juga mempunyai ukuran populasi yang terdiri atas padat populasi sebagai ukuran primer dan dan laju perubahan padat populasi sebagai ukuran sekunder. Intensitas penyakit diukur dengan menggunakan gejala dan tanda penyakit sebagai satuan pengukuran.
ReplyDeletePertanyaan saya: apa itu inang penggilir tumbuhan dan contohnya seperti apa bapak? Terima kasih.
Baca tanggapan saya terhadap komentar Debora Ferlyani Suek
DeleteSilahkan baca contoh-contoh penyakit monosiklik dan polisiklik di http://www.apsnet.org/edcenter/advanced/topics/EpidemiologyTemporal/Pages/Disease%20Progress.aspx
Deleteiya bapak,,, Terima kasih.
DeleteSetiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen.
ReplyDeleteBerdasarkan atas tersedianya kesempatan bagi inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali tanaman dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan, proses perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik dan proses polisiklik. Proses monosiklik terjadi bila inokulum sekunder tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali tanaman dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan. Sebaliknya proses polisiklilk terjadi bila inokulum sekunder berkesempatan untuk menginfeksi kembali tanaman dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan.Penyakit-penyakit tumbuhan yang perkembangannya berlangsung melalui proses monosiklik disebut penyakit-penyakit monosiklik, sebaliknya disebut penyakit-penyakit polisiklik.
Yang menjadi pertanyaan saya penyakit monosiklik dan penyakit polisiklik itu seperti apa ??
Baca ulang tulisan ini sekali, 2 kali, 3 kali, dst. Baca penjelasan saya terhadap pertanyaan Maria Benedikta Sallu. Dapatkan contoh dengan mengklik tautan contoh pada tulisan atau kunjungi http://www.apsnet.org/edcenter/advanced/topics/EpidemiologyTemporal/Pages/Disease%20Progress.aspx
DeleteDari tulisan tentang perkembangan penyakit tumbuhan sebagai proses perubahan populasi, disebutkan bahwa jumlah waktu yang diperlukan untuk satu daur penyakit sangat bergantung pada karakteristik pathogen. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah setiap pathogen menghasilakan jumlah populasi yang berbeda ? dan apakah waktu yang dibutuhkan pathogen untuk satu daur penyakit pada semua jenis tanaman adalah sama atau berbeda ? mohon penjelasan bapak.
ReplyDeleteCara penulisan yang benar: patogen, bukan pathogen. Patogen hanya bisa menghasilkan satu jenis penyakit dengan gejala tertentu pada satu atau beberapa jenis tumbuhan inang. Oleh karena itu, satu jenis patogen hanya bisa menghasilkan satu populasi gejala penyakit tertentu pada satu jenis tanaman.
DeleteKomentar dan pertanyaan terhadap tulisan ini ditutup sampai di sini. Komentar dan pertanyaan yang diajukan sesudah ini tidak akan ditanggapi dan tidak akan dimasukkan dalam penilaian softskill. Silahkan lanjutkan mengerjakan kuiz pada bagian bawah tulisan selambat-lambatnya sampai pada Senin, 26 Februari 2015.
ReplyDeletesyalom bpk..
ReplyDeletepak, dalam materi ini dikatakan daur penyakit memerlukan waktu untuk berlangsungnya proses daur tersebut. waktu yang diperlukan ini sangat bergantung pada krateristik dari suatu patogen, dan pada jenis patogen tertentu memerlukan waktu yang singkat, serta ada juga yang memerlukan waktu yang panjang dalam menyelesaikan satu daur penyakit.
Pertanyaan saya jenis patogen apa saja yang tergoong dalam waktu singkat dan waktu panjang pak.
Terimakasih
Selamat Pagi Bapak, sesuai kutipan tulisan diatas, bila tanaman rentan akan penyakit dan keadaan lingkungan mendukung perkembangan penyakit maka daur penyakit tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya atau bahkan seterusnya. Untuk penyakit yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi mungkin berbeda. Namun, yang menjadi prinsip disini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar, akan tetapi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi yaitu inokulum. Yang menjadi pertanyaan saya disini adalah jika tanaman tidak rentan penyakit dan lingkungan tidak mendukung perkembangan penyakit apakah ada inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya ? Jika memang ada, apakah ada penanganan signifikan tertentu ?
ReplyDeletetahap-tahap yang terjadi di dalam siklus penyakit yaitu fase patogenesis yang dimulai dengan inokulasi,penetrasi, infeksi, kolonisasi, reproduksi, diseminasi, kemudian dapat diikuti dengan beberapa siklus sekunder, lalu kembali ke siklus primer atau fase pasif. yang menjadi pertanyaan saya pak, apabila sudah memasuki tahap infeksi dimana patogen sudah menetap di dalam jaringan inang, apakah siklus penyakitnya bisa dicegah?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat malam Pak, sesuai dengan materi yang telah dipaparkan maka saya mengambil kesimpulan bahwa, Penyebab penyakit merupakan makluk hidup. Dengan demikian penyebab penyakit pada tumbuhan yang terdiri dari patogen dan virus harus melakukan yang namanya daur hidup atau hidup untuk keberlangsungan hidupnya. Pada patogen daur hidup berperan sebagai penerus keturunannya, dan dari keturunannya itu akan menghasil keturunan berikutnya.
ReplyDeleteDengan membaca materi epidemiologi penyakit tumbuhan ini, saya memiliki sebuah pertanyaan yaitu, di kampung saya terdapat suatu gejala serangan pada padi yaitu pucuk padi menguning dan mengering serta pada batang padi membusuk. Yang menjadi pertanyaan saya apakah gejala serangan tersebut diakibatkan oleh patogen dan virus atau disebabkan oleh hama? Dan pestida apa yang dapat digunakan untuk mengendalikannya?
selamat malam bapak.
ReplyDeletebapak,saya tidak mengerti tentang apa itu penyakit monosiklik dan penyakit bunga berbunga? dan berikan contoh dari kedua penyakit tersebut?
Selamat Sore Bapak,Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen.Ini berarti bapak, apabila jumlah patogen lebih banyak,maka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesikan daur penyakitnya,yang menjadi pertayaan saya Bapak, bagaimana cara untuk menentukan karasteristik patogennya yang membutuhkan waktu yang lebih singkat dan yang lebih lama?
ReplyDeletedaur penyakit yang terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang. inang, patogen, dan lingkungan merupakan ketiga komponen yang dapat menentukan perkembangan penyakit.
ReplyDeleteUntuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, infeksi terdiri atas sub-proses perkecambahan, penetrasi, dan kolonisasi; sporulasi terdiri atas sub-proses produksi sporofora, produksi spora, dan pematangan spora; diseminasi terdiri atas sub-proses pelepasan spora, pengangkutan spora, dan deposisi spora. Pertama kali, proses infeksi dimulai oleh spora yang berperan sebagai inokulum primer. Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit pertama kali tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya. Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi mungkin berbeda. Namun, yang menjadi prinsip di sini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar.
yang saya ingin bertanya yaitu patogen dapat menghasilkan berapa gejala penyakit? dan bagaimana penanganannya ?
Selamat mlm pak,,saya sedikit memberi komentar mengenai tulisan diatas bahwa,,kesempatan inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang yang sama juga bergantung pada perilaku reproduksi patogen dan umur tumbuhan inang.kira-kira bagaimana pengaruh dari reproduksi patogen dan umur tumbuhan inang terhadap produksi inokulum sekunder.
ReplyDeleteBerarti kita harus melakukan pengendalian terhadap siklus penyakit tersebut bapak,agar perkembangan dari siklus penyakit terhambat....
ReplyDeleteTerimaksih bapak..
‘’Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen.’’
ReplyDeleteMengutip dari materi yang di jelaskan oleh bapak di atas , yang menjadi pertanyaan saya adalah karakteristik patogen yang dapat menyeleseikan satu daur penyakit dalam waktu yang singkat itu seperti apa ? Bagaimana cara pengendalian yang tepat untuk memperlambat ataupun menghentikan daur hidup penyakit tersebut ? Terimakasih Sebelumnya Pak..
Penyakit-penyakit tumbuhan yang perkembangannya berlangsung melalui proses monosiklik disebut penyakit-penyakit monosiklik (monocyclic diseases), sebaliknya disebut penyakit-penyakit polisiklik (polycyclic diseases).
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya, Penyakit dihasilkan dari proses monosiklik dan polisiklik ,siklus manakah yang paling banyak memberikan dampak kerusakan yang paling besar terhadap tanaman inangnya dan bagaimana cara mengendalikan penyakit tersebut di lihat dari siklus hidupnya ? Terima Kasih Sebelumnya Pak
Selamat sore bapa….
ReplyDeleteDaur penyakit (disease cycle) yang terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang (recurrent). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, infeksi terdiri atas sub-proses perkecambahan, penetrasi, dan kolonisasi; sporulasi terdiri atas sub-proses produksi sporofora, produksi spora, dan pematangan spora; diseminasi terdiri atas sub-proses pelepasan spora, pengangkutan spora, dan deposisi spora. Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit pertama kali tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang kembali akan memulai daur penyakit berikutnya.
Dari penjelasan tentang daur hidup dari jamur di atas, sangat berkaitan erat dengan penyakit yang sekarang sedang melanda pada tanaman yang memiliki batang lunak contohnya pada tanaman kemiri di kabupaten ende. penyakit tersebut yakni Karang Kulit Pada Batang Kemiri Disebabkan Oleh Jamur “warna jamurnya agak kecoklatan”. Jamur tersebut melakukan penetrasi dan menginfeksi hingga bagian tengah batang dan menyebabkan batang tanaman menjadi lapuk. Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh petani yakni dengan cara mengikis kulit tanaman yang di serang jamur tersebut.
Yang ingin saya tanyakan yaitu
1. Apakah pengendalian yang di lakukan oleh petani tersebut sudah tepat atau mungkin dapat menyebabkan kerusakan serta menghambat pertumbuhan tanaman.
2. Bagaimana cara untuk mengendalikan atau menghentikan daur hidup jamur pada tanaman-tanaman lunak tersebut yang lebih efektif dan tepat.
Terima kasih bapa…
Selamat malam bapak.....
ReplyDeleteSetiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. Inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat, sebaliknya inokulum yang pengangkutannya melalui biji atau tanah memerlukan waktu sangat lama.
yang menjadi pertanyaan saya adalah, bagaimana dengan kondisi geografis suatu wilayah... apakah dapat mempengaruhi waktu daur penyakit????
karena, seperti yang kita ketahui bahwa setiap wilayah atau daerah mempunyai kelembaban udara yang berbeda serta tingkat curah hujan yang berbeda pula???
Selamat malam bapak, Setelah membaca tulisan pada blog ini ada pernyataan yang membuat saya tidak mengerti dalam uraian materi ini, yaitu bahwa adanya Patogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit dan sebaliknya ada juga patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih panjang.
ReplyDeletesehingga yang menjadi pertanyaan disini adalah jenis patogen seperti apakah yang memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit dan begitu juga sebaliknya.
Terima kasih bapak.
Selamat malam bapak,dalam tulisan pada blog bapak,saya menemukan sebuah kalimat yang menyatakan tentang "penyakit tanaman adalah gejala yang tampak berupa gangguan pada pertumbuhan tanaman dan dapat terjadi secara terus-menerus yang disebabkan oleh patogen". maka dari itu yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana caranya agar patogen tidak dapat menyerang tanaman secara terus-menerus?
ReplyDeleteTerima kasih bapak
Selamat malam Bapak,setelah saya membaca kutipan diatas,saya berpendapat bahwa penyakit akan berkembang cepat apabila 3 komponen daur penyakit kondisinya mendukung dalam perkembangan penyakit tersebut. Apabila salah satu komponrn pendukung tersebut tidak mendukung maka perkembangan penyakit akan terhambat. Untuk itu,kalau kita mau mencegah perkembangan penyakit,maka kita perlu mengubah keadaan dari ketiga komponen daur penyakit.
ReplyDeleteTerimah kasih.
Selamat malam bapak,dalam tulisan pada blog bapak,saya menemukan sebuah kalimat yang menyatakan tentang "penyakit tanaman adalah gejala yang tampak berupa gangguan pada pertumbuhan tanaman dan dapat terjadi secara terus-menerus yang disebabkan oleh patogen". maka dari itu yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana caranya agar patogen tidak dapat menyerang tanaman secara terus-menerus?
ReplyDeleteTerima kasih bapak
selamat pagi ayah, setelah saya membaca materi diatas ada beberapa yang saya mengerti dan ada juga yang belum saya mengerti yaitu sebagai berikut :
ReplyDelete* penyebab terjadinya penyakit adalah tergantung dari tiga faktor yaitu inang,patogen dan lingkungan. dimana jika salah satu faktor tidak mendukung maka tidak terjadi penyakit, artinya semua harus saling mendukung.
* yang saya mau tanyakan adalah bagaimana caranya kita membandingkan penyakit yang dari berbagai daerah yang beda faktor lingkungannya.?
dan apakah hal seperti ini kita terapkan kepada masyarakat bisa diterima.?
Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan dari pernyataan di atas yaitu jelaskan contoh penyakit dari karakteristik patogen , di lihat dari waktu daur penyakit yang di butuhkan !
selamat mlm bapak, Berdasarkan penjelasan bapak atas mengenai tersedianya kesempatan bagi inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang dari mana inokulum tersebut dihasilkan, proses perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik (monocyclic process) dan proses polisiklik (polycyclic process). jika dari penjelasan bapak di atas Proses monosiklik terjadi bila inokulum sekunder tidak berkesempatan untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan. Sebaliknya proses polisiklilk terjadi bila inokulum sekunder berkesempatan untuk kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang dari mana inokulum yang bersangkutan dihasilkan. nahh, pertanyaan saya yaitu bagaimana kita menekan prose inokulum sekunder agar tidak mendapatkan kesempatan untuk menginfeksi pada inang lain.
ReplyDeleteselamat malam pa, dari kutipan materi di atas bahwa Bila waktu yang diperlukan singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama, sedangkan bila waktu yang diperlukan lama maka kesempatan tersebut tidak diperoleh karena tumbuhan inang telah dipanen atau mati,yang ingin saya tanyaakan bagaimana caranya agar waktu yang di perlukan untuk suatu daur penyakit lebih lama agar inokulum sekunder tidak dapat menginfeksi kembali ?
ReplyDeleteDari penjelasan materi, ada daur siklus penyakit yang cepat dan ada yang sangat panjang. Yang ingin saya tanyakan, apakah ada kemungkinan sebelum satu daur penyakit selesai pada suatu tanaman, tanaman tersebut sudah sampai pada tahap untuk dipanen sehingga satu siklus atau daur penyakit tidak sampai selesai ?
ReplyDeleteBisa terjadi demikian. Dalam hal ini, misalnya terjadi dua atau tiga kali daur penyakit dan daur kedua atau ketiga belum selesai tetapi tanaman sudah dipanen
DeleteKesimpulan dari materi diatas adalah berdasekan atas tersedianya kesemoatan bagi inokulum sekunder untuk mengimfeksi kembali populasitumbuhan inang dari mana inokulum tersebut dihasilkan:proses perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik fan proses polisiklik .proses monosiklik terjadi bila inokulum sekunder tidak berkesemoatan untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang.proses polisiklik terjadi bila inokulum berkesempatan untuk kembali menginfeksi
ReplyDeleteKembali populasi tumbuhan inang.
Pertanyaan:ketika trjadi proses monosiklik apakah inokulum akan tetap bertahan untuk hidup meski tidak mnginfeksi?
Bergantung pada jenis pathogen, ada yang bertahan dan ada pula yang mati. Untuk pathogen terbawa tanah (soil borne), pada umumnya inokulum masih bertahan lama dalam tanah
DeleteTerimakasih Bapak materi yang sudah diberikan,,,preoses perubahan dalam kaitannya dengan daur penyakit dan perubahan berkaitan dengan populasi penyakit.yang saya tanyakan,apa kaitannya antara kedua perubahan tersebut.
ReplyDeleteMaksudnya antara kedua perubahan yang mana? Apakah antara perubahan daur penyakit dengan perubahan populasi penyakit?
DeleteDari Tulisan diatas dapat saya pahami bahwa dalam proses perubahan penyakit pada tumbuhan selalu didukung oleh siklus atau daur penyakit. Sehingga dalam proses pengendalian menurut saya harus dimulai dari menaklukan salah satu dari siklus penyakit. Yang saya belum pahami apa itu inokulum primer dan bagaimana sistem kerjanya dalam menyerang tumbuhan, karena dalam suatu individu tumbuhan inang dapat terjadi lebih dari satu daur penyakit yang masing masing dimulai oleh inokulum primer.
ReplyDeleteInokulum primer adalah bibit penyakit yang menginfeksi tanaman pertama kali, mungkin terbawa angin, air, tanah, dsb. Penyakit berkembang pada tanaman inang dari infeksi oleh inokulum primer. Pathogennya mengalami daur patogen menghasilkan inokulum baru. Bila inokulum baru ini menginfeksi tanaman inang yang sama maka disebut inokulum sekunder.
DeleteTerimakasih bapak, setelah saya baca materi di saya bisa pahami bahwa kedua topik tersebut masih berkaitan. perkembangan populasi penyakit tumbuhan dalam ruang dan waktu . proses perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu titik ke titik yang lain pada suatu lahan pertanaman atau suatu kawasan.bagian pertama menguraikan proses perubahan dalam kaitan dengan daur penyakit dan bagian kedua menguraikan perubahan berkaitan dengan populasi penyakit.
ReplyDeleteTerimakasih bapak, setelah saya baca materi di saya bisa pahami bahwa kedua topik tersebut masih berkaitan. perkembangan populasi penyakit tumbuhan dalam ruang dan waktu . proses perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu titik ke titik yang lain pada suatu lahan pertanaman atau suatu kawasan.bagian pertama menguraikan proses perubahan dalam kaitan dengan daur penyakit dan bagian kedua menguraikan perubahan berkaitan dengan populasi penyakit.
ReplyDeleteTerima kasih untuk materi yang bapak berikan,saya tertarik pada bagian "Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen. yang saya ingin tanyakan mengapa daur penyakit tersebut sangat tergantung pada karakteristik patogen?Terima Kasih
ReplyDeleteKarena setiap jenis patogen menyelesaikan daur patogen dalam waktu yang berbeda. Baca kembali buku teks ilmu penyakit tumbuhan.
DeleteTerimakasih untuk materi yang pak berikan. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana patogen dapat mengenali tanaman sebagai inangnya
ReplyDeleteAda sejumlah mekanisme, antara lain mekanisme kimiawi. Ini pertanyaan ilmu penyakit tumbuhan, baca kembali buku teks mata kuliah tsb.
DeleteSetelah saya membaca materi pada blig bapak,ada menjelaskan bahwa setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Dan juga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen. Yang ingin saya tanyakan mohon bapak jelaskan karakteristik dari patogen tersebut ?
ReplyDeleteterima kasih
Yang saya maksudkan adalah karakteristik biologis patogen. Baca kembali buku teks ilmu penyakit tumbuhan.
Deletesetelah saya membacakan materi yang bapak papakan di blok Kedua kategori penyakit ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda dalam kaitan dengan perkembangan populasi penyakit dalam waktu dan ruang, yang menjadi pokok bahasan epidemiologi penyakit tumbuhan.yang menjadi pertanyaan saya adalah kenapa kedua kategori penyakit ini menimbulkan kosekwensi yang berbeda.
ReplyDeletePenyakit bertambah parah dari waktu ke waktu dan bertambah luas dari satu tempat ke tempat lain.
Delete
ReplyDeleteTrimakasih bapak untuk materinya,disini dikatakan bahwa intensitas penyakit di ukur dengan menggunakan gejala penyakit dan atau tanda patogen sebagai satuan ukuran.Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara mengukur intensitas penyakit dengan menggunakan tanda patogen ?
Trimakasih bapak
Silahkan baca materi berikutnya.
DeleteTerimakasih Bapak untuk materinya,
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan apakah sebelum menginfeksi tanaman inang, patogen sudah terlebih dahulu memastikan ketahanan atau kekebalan dari tanaman inang itu sendri?
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat sore Bapak, setelah saya membaca materi di atas saya dapat mengerti bahwa setiap proses dan sub poses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung.jumlah waktu yang di perlukan untuk menyediakan satu daur penyakit . Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit tersebut sangat bergantung pada karakteristik patogen, khususnya daur hidup (life cycle) patogen. Patogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, sebaliknya patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih panjang. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. Inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat terimah kasih Bapak.
ReplyDeletewaktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. Inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat, sebaliknya inokulum yang pengangkutannya melalui biji atau tanah memerlukan waktu sangat lama.
ReplyDeleteMengapa daur penyakit bergantung pada media pengangkut???
Karena media pengangkut menentukan berapa lama waktu inokulum dapat menenemukan tanaman sehat untuk diinfeksi.
DeleteSelamat siang Bapak..
ReplyDeletedaur penyakit (disease cycle) yang terdiri atas proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi yang terjadi secara berulang (recurrent). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, infeksi terdiri atas sub-proses perkecambahan, penetrasi, dan kolonisasi; sporulasi terdiri atas sub-proses produksi sporofora, produksi spora, dan pematangan spora; diseminasi terdiri atas sub-proses pelepasan spora, pengangkutan spora, dan deposisi spora. Pertanyaan dari saya Bagaimana cara untuk mengendalikan atau menghentikan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur. Terima kasih Bapak
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePatogen jenis tertentu memerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit dan sebaliknya ada juga patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih panjang. jenis patogen seperti apa yg memerlukan waktu singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit dan sebaliknya? Selain itu, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit juga bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. menggapa untuk menyelesaikan satu daur harus bergantung pada media pengangkutan? dan kenapa inokulum yg berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu singkat atau cepat dibandingkan dgn inokulum yg melalui biji atau tanah? Trima kasih bapak
ReplyDeleteUdara berembus cepat dan bisa berubah arah sehingga memungkinkan inokulum dapat menemukan tanaman untuk diinfeksi.
DeleteTrima kasih pak
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSetelah membaca materi di atas. Dijelaskan bahwa proses daur penyakit terjadi dalam 3 proses yaitu proses infeksi, proses sporulasi, proses diseminasi. Dan dalam setiap proses terdapat sub proses. Yang saya belum mengerti yaitu sub proses pada proses infeksi dan proses sporulasi.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletedari materi yang dipaparkan di atas, saya ingin bertanya bagaimana cara mengatasinya agar sub proses daur penyakit bisa terhambat?
ReplyDeletebisa dengan berbagai cara, sebagian besar seharusnya sudah dipelajari dalam mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan.
DeleteTerima kasih Bapak atas materinya.
ReplyDeleteYang ingin sya tanyakan, mengapa dalam menginfeksi kembali populasi inang yang sama,inokulum sekunder sangat bergantung pada perilaku reproduksi patogen dan umur tumbuhan. Bagaimana hubungan antara reproduksi patogen dan umur tumbuhan?
Setiap patogen mempunyai perilaku reproduksi masing-masing. Ada yang daur hidupnya singkat, ada yang panjang. Ada yang yang membentuk satu macam organ reproduksi, ada yang bermacam-macam. Buka kembali catatan IPT dan/atau baca buku teks IPT. Umur tanaman ada yang panjang, ada yang pendek. Lagi pula, ada patogen yang menginfeksi pada awal pertimbuhan, ada pula yang menginfeksi pada akhir masa pertumbuhan. Hubungan keduanya adalah adanya penyakit monosiklik dan penyakit polisiklik. Baca kembali materi kuliah untuk memperoleh uraian lebih rinci.
DeleteTerimakasih Bapak untuk materinya.
ReplyDeleteDisini dijelaskan bahwa,pertama kali penginfeksian,proses infeksi ini akan dimulai dari spora yang berperan sebagai inokulum primer (primary inoculum). Bila tersedia tumbuhan yg rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit pertama kali tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yg kembali akan memulai daur penyakit berikutnya.
Yang ingin saya tanyakan,bila di dalam lingkungan tersebut hanya terdapat tumbuhan yg resisten,maka apakah inokulum primer masih akan berhasil menginfeksi?
Resisten bukan berarti imun (kebal), kan? Infeksi masih bisa terjadi, tetapi populasi penyakit tidak sebanyak yang terjadi pada tanaman rentan.
Deletekonsekuensi dari waktu ke waktu diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi populasi tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokululm primer. bila waktu yang diperlukan singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama. yang ingin saya tanyakan apa yang harus dilakukan sehingga inokulum sekunder tidak berkesempatan lagi menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama ataupun pada tanaman inang lainnya?
ReplyDeletePanen tanaman secepat mungkin. Tapi tentu hal ini tidak bisa dilakukan terhadap semua jenis tanaman karena hasil dan umur panen tanaman berbeda-beda bergantung pada jenis tanaman. Oleh karena itu penyakit perlu dikendalikan, yang akan dipelajari pada kuliah bagian akhir nanti.
DeleteSetiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Konsekuensi dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur infeksi adalah apakah inokulum sekunder masih dapat atau tidak kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sebelumnya diinfeksi oleh inokulum primer. Bila waktu yang diperlukan singkat maka inokulum sekunder akan berkesempatan kembali menginfeksi populasi tumbuhan inang yang sama, sedangkan bila waktu yang diperlukan lama maka kesempatan tersebut tidak diperoleh karena tumbuhan inang telah dipanen atau mati
ReplyDeleteTerima kasih, minta tolong menjawab pertanyaan teman-teman lainnya.
DeleteDari tulisan diatas saya dapat memahami bahwa untuk menyelesaikan satu daur penyakit bergantung kepada jenis dan karakteristik patogen terutama daur hidup patogen.
ReplyDeleteMengapa dalam waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit pada tanaman harus tergantung pada karakteristik patogen, dan mengapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu daur penyakit juga harus bergantung pada media pengangkutan yang digunakan oleh inokulum untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang. Dan pada materi kedua ini saya belum memahami tentang istilh penyakit bunga tunggal untuk penyakit monsiklit dan penyakit bunga berbunga untuk penyakit polisiklik.
ReplyDeleteUntuk pertanyaan pertama, mungkin Anna Hoar bisa membantu menjelaskan. Penyakit bunga tunggal (penyakit monosiklik) adalah penyakit-penyakit yang inokulum primernya tidak lagi dapat menginfeksi individu tanaman yang diinfeksi oleh inokulum primer karena daur hidup patogen yang lama, pemencaran inokulum yang lambat, atau saat menginfeksi yang mendekati saat panen. Penyakit bunga berbunga (polisiklik) adalah penyakit-penyakit dengan karakteristik sebaliknya dari penyakit bunga tunggal (monosiklik). Bunga tunggal dan bunga majemuk adalah kategori penyakit, bukan jenis penyakit.
DeleteBagaimana cara kita mrngukur atau menghitung jumlah penyakit bercak daun pada kacang tanah, yang apabila pengamatan hari pertama jumlah bercak pada satu daun misalnya ada empat bercak, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan hari berikutnya pada tanaman kacang yang sama, bercak daun yang awalnya ada empat dan gabung menjadi satu atau dua bercak. jadi kira-kira bagaimana cara kita melakukan pengambilan data.
ReplyDeleteTerima Kasih pak untuk materinya. Sebelumnya telah di jelaskan bahwa waktu untuk menyelesaikan satu daur penyakit tidak hanya di pengaruhi oleh karakteristik patogen khususnya daur hidup patogen, tetapi media pengangkutan juga berpengaruh .Yang menjadi pertanyaan saya adalah mengapa inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara dan air memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai permukaan organ tumbuhan inang dibandingkan dengan melalui biji atau tanah?
ReplyDeleteIbarat bepergian, lebih cepat menggunakan pesawat udara daripada berjalan kaki di permukaan tanah, apalagi sambil memikul satu karung biji. Di udara, patogen terbawa tiupan angin dan dalam air terbawa oleh aliran air. Dalam tanah, patogen harus berjuang melewati partikel tanah. Pada biji, patogen harus menunggu biji ditanam agar bisa menginfeksi tanaman baru.
DeleteTerimakasih pak.
ReplyDeletePertanyaan saya
1.Mengapa ada perbedaan waktu panjang atau singkatnya dari setiap jenis patogen untuk menyelesaikan daur penyakit?
Baca kembali catatan kuliah dan/atau buku teks IPT. Barangkali mirip dengan manusia, ada yang ingin buru-buru menikah ada juga yang menikah terlambat.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih atas penjelasan yang diberikan pak. Pertanyaan saya, mengapa inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara/air memerlukan waktu singkat sedangkan pengangkutan melalui biji/tanah memerlukan waktu yang sangat lama? Terima kasih pak.
ReplyDeleteMana yang lebih cepat sampai di tujuan, naik pesawat udara, naik kapal laut, atau berjalan kaki?
DeleteTerimakasih atas materinya pak,pertanyaan saya,kapan dan dimana patogen monosiklik dan patogen polisiklik bisa terjadi? Terimahkasih pak.
ReplyDeleteBisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bergantung pada jenis patogen yang menginfeksi. Baca kembali materi kuliah ini, saya sudah uraikan karakteristik masing-masing.
DeleteTerimakasih untuk materi yang telah diberikan pak. Pertanyaan saya mengapa media pengangkut sangat berpengaruh dalam menyelesaikan daur penyakit? Apakah madih ada media lain yang bisa digunakan selain media pengangkut? Terimakasih pak
ReplyDeleteKarena daur penyakit terdiri atas tahap-tahap infeksi, sporulasi, dan diseminasi. Diseminasi memerlukan sarana, bisa udara, air, tanah, baghan tanam, atau alat dan mesin pertanian. Kalau diseminasi dilakukan dengan berjalan kaki maka memerlukan waktu lebih lama daripada dilakukan dengan pesawat udara. Kalau diseminasi memerlukan waktu lama, karena patogennya tidak punya ongkos naik pesawat udara yang tikrtnya sekarang sangat mahal, maka dauir penyakit menjadi lama. Sarana lain? Mungkin bisa menggunakan layanan Gojek atau Grab, tetapi kan patogen tidak mempunyai ponsel pintar dan tidak bisa membeli paket data.
DeleteDari materi diatas tentang perkembangan penyakit tumbuhan sebagai proses perubahan penyakit populasi.
ReplyDeleteYang menjadi peetanyaan saya adalah: bagaimana proses terjadinya infeksi,sporulasi dan diseminasi?
Apakah belum membaca materi kuliah ketika membuat pertanyaan ini? Tolong baca dulu materi kuliah, sebelum menyampaikan pertanyaan.
DeleteMakasi pak atas materinya.saya ingin bertanya tentang apa itu polisiklik dan monosiklik
ReplyDeleteApakah belum membaca materi kuliah ketika membuat pertanyaan ini? Tolong baca dulu materi kuliah, sebelum menyampaikan pertanyaan.
DeleteTerima kasih untuk materi yang telah diberikan pak.
ReplyDeletePertanyaan saya mengapa gejala dan/atau tanda penyakit dijadikan sebagai satuan pengukuran intensitas penyakit.
Untuk bisa dijadikan satuan pengukuran, sesuatu harus terlihat karena tanaman yang sakit tidak bisa ditanya sebagaimana halnya manusia sakit. Gejala penyakit dan tanda penyakit adalah sesuatu yang bisa terlihat. Tanaman yang bergejala penyakit dan bertanda patogen banyak berrati sakit lebih parah dibandingkan dengan yang bergejala penyakit dan bertanda patogen lebih sedikit. Kalau pada manusia, dokter menanyai pasiennya. Tanaman tidak bisa kita tanyai sehingga kita menggunakan sesuatu yang bisa kita lihat untuk mengukur keparahan (intensitas) penyakitnya.
DeleteTerimakasih atas materi yang sudah diberikan pak
ReplyDeleteDari materi di atas tentang perkembangan penyakit tumbuhan sebagai proses perubahan penyakit populasi
Saya ingin bertanya apakah pada pebyakit-penyakit polisiklik saja tumbuhan inangnya kembali terinfeksi oleh inokulum sekunder, sedangkan bagaimana dengan penyakit-penyakit yang tergolong monosiklik?
Dan berasal dari manakah inokulum yang dapat menyerang tumbuhan inang dan menyebabkan penyakit pada tumbuhan?
1) Saya tidak mengerti pertanyaan pertama, ada yang bisa membantu saya?
Delete2) Lebih beradab menggunakan istilah inokulum menginfeksi tumbuhan inang daripada istilah inokulum menyerang tumbuhan inang. Inokulum primer dapat berasal dari tanaman sakit atau dari gulma di sekitar tanaman yang mulai terinfeksi, inokulum sekunder dari tanaman yang terinfeksi oleh inokulum primer.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimaksih bapak atas materi yang telah diberikan kepada kami.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana Cara untuk menghitung intensitas penyakit dengan menggunakan gejala dan tanda sebagai alat pengukur intensitas penyakit?
Silahkan baca materi kuliah 3.
DeleteTerima kasih bapak atas materi yang diberikan.
ReplyDeleteSaya ingin bertanya apakah jamur phytophthora palmivora termakut dalam penyakit monosiklik atau polisiklik ?
Bagaimanakah cara menghitung padat populasi dari jamur phytophthora palmivora ini karena jamur tersebut ukurannya sangat kecil.
Terima kasih bapak.
1) Silahkan baca materi kuliah 3 dan kemudian pikirkan sendiri, apakah penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora merupakan penyakit monosiklik atau polisiklik.
Delete2) Yang perlu kita hitung dalam EPT adalah padat populasi gejala sebagai kejadian penyakit atau sebagai keparahan penyakit, silahkan baca materi kuliah 3.
Terima kasih untuk materi yang diberikan pak. Pada materi diatas, dijelaskan bahwa terdapat daur monosiklik dan polisiklik. Untuk daur polisiklik dapat menginfeksi tanaman lagi jika waktu dan umur tanaman masih memungkinkan. Pertanyaan saya, apakah pada saat patogen menginfeksi tanaman lagi, patogen tersebut tidak menjadi semakin virulen? Karena patogen tersebut sudah pernah menginfeksi penyakit pada tanaman yang sama, sehingga patogen tersebut sudah mengetahui sejauh mana tingkat ketahanan tanaman dan patogen tersebut juga sudah menyelesaikan satu daur sebelumnya yang dampak atau tanda yang ditunjukan pada tanaman sama seperti pada fase infeksi pertama. Mohon penjelasannya pak. Terima kasih.
ReplyDeleteVirulensi berkaitan dengan genetika patogen. Sepanjang selama menginfeksi tidak terjadi perubahan genetika maka virulensi patogen tidak berubah, meskipun sudah menginfeksi tanaman yang sama berulang-ulang. Perubahan genetika patogten bisa terjadi karena berbagai proses, silahkan baca kembali catatan kuliah dan/atau buku teks IPT.
DeleteTerima kasih untuk penjelasanya pak. Apakah jika daur penyakit dapat berlangsung secara terus menerus tanaman bisa dapat membentuk sistem ketahanan terhadap infeksi penyakit oleh patogen? Karena menurut saya, jika tanaman diinfeksi penyakit oleh patogen yang sama secara terus menerus tanaman tersebut dapat menjadi resisten. Mohon penjelasannya pak. Terima kasih
DeleteTerima kasih atas materi yang sudah bapak berikan di atas .. saya ingin bertanya mengapa inokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat sedangkan inokulum yang pengangkutannya melalui biji atau tanah memerlukan waktu yang lama ..
ReplyDeleteTerima kasih pak atas materinya. Saya ingin bertanya tentang bagaimana cara agar kita dapat mencegah terjadinya proses daur ulang penyakit pada tanaman? Mohon penjelasannya pak. Terima kasih.
ReplyDeleteTerima kasih atas materinya pak. Saya ingin bertanya tentang bagaimana hubungan antara reproduksi patogen dan umur tanaman?
ReplyDeleteTerimaksi atas materi yang Bapak berikan. saya ingin bertanya tentang proses monosiklik, apakah pada proses monosiklik inokulum sekunder tidak dapat menginfeksi lagi karena umur tanaman yang singkat dan proses reproduksi petogen yang lambat ataukah ada faktor lain yang berpengaruh terhadap proses tersebut.
ReplyDeletePada proses perkembangan penyakit meliputi proses polisiklik dan monosiklik yang menjadi pertanyaan saya adalah pada proses manakah perkembangan penyakit pada tanaman atau tumbuhan inang berkembang dengan jumlah populasi yang sangat meningkat?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih untuk materi yang sudah diberikan pak. Saya ingin bertanya tentang mengapa inokulum sekunder dapat menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang yang sama harus bergantung pada perilaku reproduksi patogen dan umur tumbuhan inang?
ReplyDeletebapak apa itu penyakit polisiklik
ReplyDeleteSeperti yang sudah di jelaskan bahwa tanaman inang dapat terinfeksi oleh lebih dari satu inokulum. Apakah pada tanaman inang tersebut menunjukkan gejala dan tanda masing-masing?
ReplyDeleteselamat siang pak.....
ReplyDeleteterimah kasih untuk informasi materi yang sudah disampaikan .
yang ingin saya tanyakan adalah sesuai materi diatas menjelaskan bahwa daur ulang penyakit terdiri dari 3 proses infeksi,sporilasi,dan diseminasi. Mohon dijelskan pak ke3 proses apakah saling berhubungan lalu dampak negatif dan positif pada pertumbuhan tanaman.
Trimakasih pak
Bisakah bapak menjelaskan secara sederhana mengenai jamur yang memerlukan inang penggilir dan bagaimana dampaknya terhadap tanaman yang menjadi inang penggilir?
ReplyDelete. Makasi pak buat materinya
ReplyDeleteYang mau saya tanyakan adalah apakah hubungan golongan lain juga mengalami monosiklik dan prosen polisiklik?
Terimakasih pak buat materinya. Yang ingin saya tanyakan yaitu bagaimana cara pengangkutan spora dan deposisi spor pada desiminasi
ReplyDeleteFaktor apakah yang menyebabkan inokulum dalam proses pengangkutan melalui udara atau air lebih cepat dari pengangkutan melalui biji atau tanah yang memerlukan waktu sanggat lama.
ReplyDeleteterima kasih pak atas materi yang telah di berikan. yang menjadi pertanyaan saya, apakah media pengangkut sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian daur penyakit? dan apakah ada media lain yang bisa di gunakan sebagai media pengangkut.
ReplyDeleteselamat malam bapak, terimakasih atas materi yang diberikan. yang ingin saya tanyakan apakah ada keterkaitan antara daur penyakit dan populasi penyakit? terimaksih
ReplyDeleteDaur hidup sudah pasti mempengaruhi populasi.Semakin tinggi kemampuan suatu organisme berkembang biak maka kelangsungan hidup suatu organisme dalam populasi semakin meningkat
DeleteInokulum yang pengangkutannya berlangsung melalui udara atau air memerlukan waktu yang singkat
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan mengapa inokulum yang pengakutannya melalui biji atau tanah memerlukan waktu yang sangat lama?
Berdasarkan penjelasan di atas proses perkembangan penyakit dibedakan menjadi proses monosiklik dan proses polisiklik.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya proses manakah yang paling memberikan dampak kerusakan?
Dan bagaimana cara mengendalikan penyakit yang dihasilkan dari kedua proses tersebut dilihat dari siklus hidupnya??
Menurut literatur yang saya baca, dari kedua proses tersebut belum ada yang memberikan dampak kerusakan yang lebih karena Penyakit-penyakit polisiklik mula-mula berkembang lambat, kemudian menjadi sangat cepat, dan akhirnya melambat kembali sedangkan penyakit-penyakit monosiklik berkembang cepat sejak awal tetapi kemudian melambat seiring dengan bertambahnya waktu. Oleh karena itu dari kedua proses tersebut belum ada yang merefisi proses manakah yang paling memberikan dampak kerusakan.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimakasih bpk untuk materi yang disajikan bagi kami yg tentunya sangat bermanfaat sekali untuk kami kedepannya.
ReplyDeleteberbicar tentang hama dan penyakit tumbuhan dan setelah membaca sdkit materi yang di paparkan di atas ada beberapa poin penting yg saya dpat saya simpulkan bahwa dalam daur hidup penyakit yg terdiri dari proses infeksi,artinya patogenlah yg melalukan infeksi terlebih dahulu ,sporalasi dan diseminasi yg terjadi secara berulang-ulang atau berputar ibaratnya roda berputar pada porosnya.
Pertanyaannya dari saya ?
Manakan dari proses daur penyakit ini yg merupakan bagian pertama terjadinya atau terbentuknya penyakit .
Terima kasih BPK..
Mohon maaf atas keterlambatannya BPK����
Pertama kali, proses infeksi dimulai oleh spora yang berperan sebagai inokulum primer (primary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi primer (primary infection). Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit pertama kali tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder (secondary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (secondary infection). Untuk penyakit-penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh golongan patogen lainnya, sub-proses yang terjadi bisa berbeda. Namun, yang menjadi prinsip di sini adalah bahwa suatu proses selalu menjadi bagian dari proses yang lebih besar dan terdiri atas proses yang lebih kecil (sub-proses) dan bahwa setiap proses yang lebih kecil menentukan proses yang lebih besar.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan di sini bagaimana dengan keadaan penyakit yang tidak rentang terhadap penyakit dan juga keadaan lingkungannya tidak memunkinkan apakah keadaan infeksinya menigkat atau berkurang.
Trimahkasih pak..
Dari penjelasan materi diatas jenisPatogenmemerlukan waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan satu daur penyakit, sebaliknya patogen jenis lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih panjang.yang saya ingin tanyakan mengapa??
ReplyDeleteTerima kasih materinya pak, seperti yang di jelaskan bahwa ada gejala yang berkembang cepat dan ada gejala yang berkembang lama, yang menjadi pertanyaan saya adalah: Apa penyababnya singgah penyakit ada yang berkembang cepat dan ada yang berkembang lambat. Terima kasih
ReplyDeleteYang dimaksudkan dengan proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi merupakan?
ReplyDelete1. Infeksi adalah:Infeksi atau jangkitan adalah serangan dan perbanyakan diri yang dilakukan oleh patogen pada tubuh makhluk hidup. Patogen penyebab infeksi di antaranya mikroorganisme seperti virus, prion, bakteri, dan fungi
Delete2. sporulasi adalah :sporulasi adalah proses dimana ookista koksidian yang belum matang ( non - infektif ) berkembang menjadi bentuk infeksi yang matang
3.Diseminasi adalahbkegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.
Yang dimaksudkan dengan proses infeksi, sporulasi, dan diseminasi merupakan?
ReplyDeleteBaik disini saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
Delete1.Proses infeksi dapat dibagi menjadi tiga tahap: pra-entry, entry dan kolonisasi. Ini mencakup perkecambahan atau perbanyakan propagul infektif di atau pada pembawa potensial sampai pada pembentukan hubungan parasit antara patogen dan inang. Proses infeksi dipengaruhi oleh sifat patogen, inang dan lingkungan luar.
2.Sporulasi adalah suatu respon terhadap penurunan kadar nutrisi dalam medium khususnya sumber karbon dan nitrogen. Pengaturan pembentukan spora bersifat negatif karena sel membuat repressor dari senyawa yang terkandung dalam medium untuk mencegah mulainya sporulasi.
3.Diseminasi, dalam bahasa Inggris disebut sebagai dissemination, adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut
Terimakasih
Sebutkan Penyakit-penyakit tumbuhan yang perkembangannya berlangsung melalui proses monosiklik
ReplyDeletePada umunya ada tiga jenis penyakit tanaman yang cenderung menghasilkan hanya satu siklus infeksi per musim tanam, yaitu:
Delete1.penyakit-penyakit pascapanen
2.penyakit yang disebabkan oleh pathogen tular tanah
3.penyakit karat tanpa urediniospora
penyakit-penyakit yabg berlangsung pada proses monosiklik yaitu penyakit pascapanen (penyakit busuk coklat buah batu, brown rot of stone fruits yang disebabkan oleh jamur Monilinia fructicola dan penyakit-penyakit karat demisiklik (karat cedar-apel, cedar apple rust yang disebabkan oleh jamur karat Gymnosporangium juniperi-virginianae Schwein.
DeleteSaya akan menjawab pertanyaan dari teman Rambu Nggupa Adji:Proses Infeksi atau jangkitan adalah serangan dan perbanyakan diri yang dilakukan oleh patogen pada tubuh makhluk hidup. Patogen penyebab infeksi di antaranya mikroorganisme seperti virus, prion, bakteri, dan fungi.
ReplyDeleteProses Sporulasi adalah proses pembentukan spora dalam sistem biologis. Pada tumbuhan dan jamur sporulasi adalah alat reproduksi, sedangkan pada bakteri itu adalah mekanisme bertahan hidup. Spora jamur dapat bersifat aseksual atau seksual, hanya berfungsi untuk membentuk filamen baru.
Proses desiminasi adalahproses yang dapat digunakan dalam berbagai bidang sebagai penyampain informasi instansi/lembaga terkait misalkan dalam bidang sektor pertanian seperti kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok peryania atau individu agar mereka memperoleh informasi.
Apabila suatu daur terdapat kondisi seperti patogen yang virulen, tanaman yang tidak rentan atau tanaman dengan kekebalan yang baik serta lingkungan yang mendukung perkembangan patogen, apakah dengan kondisi demikian memungkinkan terjadinya daur penyakit?
ReplyDeletePengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang.Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetik yang dimiliki oleh inang itu sendiri.Terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten), toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh pathogen.
DeleteApakah kepekaan tanaman inang terhadap serangan patogen dapat dipengaruhi oleh varietas dan umur tanaman itu sendiri??
ReplyDeleteKepekaan tanaman inang terhadap patogen dipengaruhi oleh jenis varietas yaitu satu jenis tanaman memiliki lebih dari satu jenis varietas dan setiap varietas memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap serangan penyakit ada yang rentan dan ada yang tidak atau dihasilkan varietas yang tahan terhadap serangan patogen. Kepekaan tanaman terhadap serangan patogen juga dipengaruhi umur dimana pada beberapq tanaman terserang penyakit saat umurnya masih pada fase pembentukan vegetatif
DeleteSetiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung. Jumlah waktu yang diperlukan mulai dari sub-proses perkecambahan sampai pada sub-proses deposisi inokulum merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu daur penyakit itu sangat bergantung pada karakteristik patogen.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan mengapa demikian...?
Bagaiman interaksi antara inang-patogen dan faktor lingkungan dalam menimbulkan suatu penyakit lapangan dan bagaimana metode pengendalian yang tepat sesuai prinsip PHT?
ReplyDeletepatogen tidak hanya dipengaruhi oleh varietas dan Umur tanaman akan tetapi dipengaruhi juga oleh:
Delete1.Lingkungan : misalnya kelembaban nisbi yang tinggi dan suhu yang cocok merupakan
kondisi yang baik bagi perkembangan suatu spesies patogen. Faktor manusia sebagai
pengelola tanaman tersebut dapat mempengaruhi ke tiga variabel tadi. Ia dapat memilih jenis tanaman apa yang akan diusahakannya, memilih waktu menanam untuk menghindari terjadinya serangan patogen, mengelola tanaman selama pertumbuhannya, mengusahakan lingkungan pertanaman yang akan mengurangi serangan patogen, mencegah perkembangan penyakit dengan perlakuan pestisida dan lain-lain. Sebaliknya ketiga variabel tersebut akan mempengaruhi tindakan apa yang harus ditempuhnya agar usahanya berhasil
Adanya suatu penyakit pada tumbuhan disebabkan oleh tanaman inang yang rentan, patogen yang virulen serta lingkungan yang mendukung.
DeleteMetode pengendalian yang tepat berdasarkan PHT ialah dengan menekan dan mengendalikan ketiga faktor yang sudah disebutkan seperti menggunakan tanaman inang yang memiliki daya tahan yang baik.
Saya akan menjawab pertanyaan dari teman Regina Radja
ReplyDeletemenurut liteartur yang saya baca menuliskan bahwa serangan patogen tidak hanya dipengaruhi oleh varietas dan Umur tanaman akan tetapi dipengaruhi juga oleh:
1.Lingkungan : misalnya kelembaban nisbi yang tinggi dan suhu yang cocok merupakan
kondisi yang baik bagi perkembangan suatu spesies patogen. Faktor manusia sebagai
pengelola tanaman tersebut dapat mempengaruhi ke tiga variabel tadi. Ia dapat memilih jenis tanaman apa yang akan diusahakannya, memilih waktu menanam untuk menghindari terjadinya serangan patogen, mengelola tanaman selama pertumbuhannya, mengusahakan lingkungan pertanaman yang akan mengurangi serangan patogen, mencegah perkembangan penyakit dengan perlakuan pestisida dan lain-lain. Sebaliknya ketiga variabel tersebut akan mempengaruhi tindakan apa yang harus ditempuhnya agar usahanya berhasil
2.Patogen : untuk menimbulkan penyakit pada patogenisitasnya dapat tinggi atau rendah
3.Manusia:dapat mengatur cara bercocok tanam seperti:pola tanam,pengairan, pemupukan,pemuliaan dan penggunaan pestisida.
Di jelaskan dalam materi bahwa Pertama kali, proses infeksi dimulai oleh spora yang berperan sebagai inokulum primer yang menyebabkan terjadinya infeksi primer. Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit pertama kali tersebut akan menghasilkan inokulum sekunder yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.
ReplyDeletePertanyaanya adalah ? Tindakan apa yang harus di lakukan untuk menekan/mengurangi timbulnya tumbuhan inang yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder tersebut?
menurut saya pertanyaannya belum jelas karena yang ditanyakan tindakan untuk menekan/mengurangi timbulnya tanaman inang.
DeleteTetapi jika untuk menekan perkembangan dari patogen untuk menghasilkan inokulum sekunder atau bahkan tanaman yang lain juga terserang oleh patogen tersebut maka, yang bisa dilakukan yaitu melakukan pencegahan yaitu dengan memotong bagian tanaman yang sudah menunjukan gejala penyakit atau bahkan melakukan eradikasi untuk menghilangkan/melenyapkan tanaman yang sudah terserang patogen
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBerikan contoh patogen yabg membutuhkan waktu yabg singkat untuk menyelesaiakan satu daur penyakit?
ReplyDeleteBeberapa jenis patogen membutuhkan sepanjang tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup (patogen monosiklik), sehingga hanya menyelesaikan satu siklus penyakit dalam setahun. Inokulum terakumulasi dari tahun ke tahun, sehingga epidemic membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang.
DeleteAda pula patogen yang membutuhan waktu dua tahun atau lebih untuk menyelesaikan siklus idupnya, misalnya penyakit karat cedar apple (2 tahun), penyakit blister rust pada pinus putih (3-6 tahun), dwarf mistletoe (5-6 tahun). Patogen semacam ini menghasilkan inokulum dan menyebabkan serentetan infeksi dalam satu tahun hanya karena adanya generasi tumpang tindih (generasi polietik).
Seperti apakah jenis jamur tertentu yang dapat dijadikan sebagai inang inokulum?
ReplyDeleteMenurut saya jenis jamur yang dapat dijadikan sebagai inokulum terdiri atas hifa, spora,dan tanah terinfeksi fungi.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteApa gejala-gejala penyakit inokulim primer
ReplyDeletepenyebabnya; Inokulum sekunder adalah inokulum yang dihasilkan dari infeksi primer. Inokulum sebagian besar patogen dibawa ke inang tanaman secara pasif oleh angin, air dan serangga. Inokulum udara selalu mengudara, selanjutnya mendarat ke permukaan tanaman tidak hanya karena gravitasi tetapi tebawa oleh hujan.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBaik Pak
ReplyDeleteTerimakasih atas materinya
Disini saya ingin bertanya,Apakah terdapat perbedaan yang mendasar dari cara penyebaran penyakit monosiklik dan polisiklik dan dampaknya terhadap tanaman itu sendri dan contoh jenis tanaman seperti apa yang paling sering terkena penyakit polisiklik dan monosiklik
Terimakasih
Baik Pak
ReplyDeleteTerimakasih atas materinya
Disini saya ingin bertanya :
1. Mengapa kategori penyakit bunga tunggal dan bunga berbunga ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda dalam kaitan dengan perkembangan populasi penyakit dalam waktu dan ruang?
Terimakasih.
Selamat siang bapak
ReplyDeleteDisini saya ingin bertanya
Faktor Apa yang menyebabkan penyakit tumbuhan dapat mempengaruhi proses Perubahan populasi??
Terimkasih pak🙏
1.Musim tanam
Deletepada musim kemarau, hama dan penyakit padi yang timbul dengan tingkat keparahannya adalah tikus,penggerek batang, dan walang sangit. Di dalam jerami bisa juga terdapat sklerotia dari beberapa penyakit jamur. Tikus bisa berada di tengah-tengah tanaman lain atau bersembunyi di tanggul irigasi. Pada lahan yang cukup basah, keong mas juga dapat ditemukan. Semua hama dan penyakit pada saat bera bisa menjadi sumber hama dan penyakit pada pertanaman berikutnya.
-stadia tanaman
-cara budidaya
-musuh alami
-tidakan pengendalian
-serta pola tanam.
-cara budidaya
Delete-musuh alami
-tidakan pengendalian
-serta pola tanam
-musim tanam
Terima kasih atas tulisannya pak🙏
ReplyDeletejika kesempatan inokulum sekunder untuk menginfeksi kembali populasi tumbuhan inang yang sama juga bergantung pada perilaku reproduksi patogen dan umur tumbuhan inang.kira-kira bagaimana pengaruh dari reproduksi patogen dan umur tumbuhan inang terhadap produksi inokulum sekunder?
Terima kasih bapak atas materinya saya mau bertanya tentang siklus penyakit yang terdiri atas proses infeksi sporukasi dan diseminasi..
ReplyDeleteTolong bapak dan teman teman jelaskan
Terima kasih
Selamat malam Bapak
ReplyDeleteTerima kasih untuk materinya.
Saya ingin bertanya. Setiap proses dan sub-proses dalam daur penyakit memerlukan waktu tertentu untuk berlangsung.
Pertanyaan:
Apa saja Contoh dari masing-masing pathogen tersebut berdasar waktu penyelesaian daur tersebut serta apakah pathogen tersebut memiliki karakteristik tertentu yang lebih spesifik sehingga memiliki perbedaan dalam waktu penyelesaian daur?
Selamat siang pak.saya mau bertanya mengenai materi yang dipaparkan bahwa Bila tersedia tumbuhan inang yang rentan dan keadaan lingkungan yang sesuai maka daur penyakit akan menghasilkan inokulum sekunder (secondary inoculum) yang menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (secondary infection).na bagaimana cara untuk mencegah agar pemyakit yang menghasilkan inokolum tidak menyebabkan terjafinya infrksi sekunder.terima kasih pak🙏
ReplyDeleteApakah kita bisa memutuskan rantai siklus daur penyakit? Misalnya memotong atau menggunting daun yang telah terinfeksi, agar tidak terjangkit lagi pada daun lain yang masih sehat?
ReplyDeleteApakah ada patogen patogen lain yang mengalami proses monosklik?
ReplyDeleteMengapa tumbuhan inang dapat terinfeksi oleh bukan hanya satu inokulum primer ?
ReplyDelete